Bagian 24

2.5K 123 3
                                    

Setelah kepulangan Celine, Amber terlihat hanya mondar-mandir tidak jelas. Ke dapur lalu masuk kamar, hanya kegiatan itu yang ia lakukan sampai hari menjelang siang begini.

Amber akhirnya kesal dan memilih duduk di ruang tamu. Gadis itu menghembuskan nafas kasar. Dia sungguh bosan sekarang. Tidak ada pekerjaan apapun yang dapat ia lakukan.

Amber mengambil remote tv dan menekan tombol on nya. Tv menyala dan muncul berita tentang terjadinya gerhana bulan merah atau biasa di sebut blood moon, akan terjadi pada malam ini.

Amber menatap takjub penampakan bulan semerah darah itu di layar tv. Dia penasaran ingin melihatnya langsung. Di desa ketika malam hari, dia jarang hanya sekedar duduk-duduk saja di luar rumah. Jadi dia belum pernah tahu tentang fenomena blood moon ini.

Amber mengambil ponsel di kamarnya dan mencaritahu lebih tentang fenomena ini di internet. Namun, ada salah satu website yang memberitakan entah itu benar atau salah, tentang fenomena ini yang akan memicu keluarnya makhluk yang hanya di anggap mitos.

"Vampir? Werewolf?"

Amber mencoba mencari sesuatu lagi di internet itu tentang kebenaran berita tersebut. Banyak lagi website yang mengatakan hal serupa. Amber menjadi lebih penasaran lagi dan tidak sabar menunggu untuk nanti malam.

Dia tidak berharap bertemu dengan salah satu makhluk itu, tapi dia sangat penasaran. Amber masih sibuk dengan itu hingga beberapa jam kemudian.

Ting....

Satu pesan masuk di ponselnya. Amber melihatnya dari notifikasi yang ternyata itu pesan dari bosnya, Giovanni. Amber membacanya hanya lewat sana.

'Kerja hari ini di liburkan? Kenapa?' pikirnya. Amber membalas pesan tersebut dan tak lama balasan pun muncul.

'Dan dia tidak memperbolehku keluar rumah? Ada apa ini sebenarnya? Dan, kenapa dia seenaknya melarangku seperti itu?! Bodo amat tentang dia! Aku akan melihat fenomena ini!'

Amber mematikan ponselnya dan berbaring di sofa panjang tersebut. Gadis itu akan mencoba tidur siang cukup lama agar dia nanti bisa menikmati bulan lebih lama, tanpa ada gangguan mengantuk.

Belum juga dia terlena dalam mimpi, pintu rumahnya berbunyi ketukan. Amber menghembuskan nafas kasar dan mengumpat pelan. Tidakkah orang tahu kalau dia akan tidur?

Ceklek...

"Hallo, nona Amber. Bagaimana kabarmu? Sudah mendingan?"

"Axelle? Kenapa kamu ke sini?"

"Pertanyaan macam apa itu, tentu saja ingin menjenguk calon lun-... Ehem... Calon istriku."

PLAK!

"Jangan memukul bahuku, nona Amber. Sakit asal kau tahu saja."

"Bicaramu kejauhan! Jangan sembarangan!"

"Ha ha ha, aku hanya bercanda. Em, kau tidak sibuk?"

"Tidak, kenapa?"

"Boleh aku masuk? Aku sudah membawakanmu makanan. Lihat."

Memang benar pria itu membawa bingkisan. Amber mempersilahkan Axelle memasuki rumahnya dan mereka duduk di kursi. Axelle mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik itu.

Beberapa makanan yang berhasil menggoda hidung Amber. Di lihat dari bentuknya, sepertinya makanan ini cukup mahal. Amber pun mencoba tidak kaget karena Axelle sendiri termasuk orang yang kaya raya. Ia anggap ini sesuatu yang biasa untuk pria itu.

"Nah, coba makan. Aku membelinya khusus untuk my Luna."

"Lu... Na? Siapa dia?"

"Eh, bukan-bukan! Maksudku untuk nona Amberku. Ha ha, aku salah bicara."

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now