18. MSU - Hampir Frustrasi

5.8K 508 0
                                    

Masih di ruangan yang sama Yumna berada. Gadis berwajah oval itu terduduk di kasur dengan tatapan yang tak lepas mengamati setiap sudut kamar seorang diri. Tentu saja ia bertanya-tanya, ada di mana dirinya sekarang ini? Siapa yang membawanya kemari?

Yumna melamun sesaat, sebelum akhirnya ia merasakan sakit di sekujur badannya, tepat di area punggungnya yang kembali berdenyut sakit. Entah apa yang telah terjadi, Yumna bahkan tak sadarkan diri sebelum ini.

"Aakhh!" ringisnya kemudian.

Merasakan perih di pergelangan tangan, Yumna berkerut saat melihat tangannya diperban membuatnya teringat akan kejadian di pasar tadi.

Yumna menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menepis ingatannya itu dan memutuskan untuk keluar dari sana.

Tertatih-tatih Yumna berjalan menelusuri lorong luas melewati beberapa kamar itu. Tak ada siapapun di sana, Yumna menyangka ia memang tengah berada di sisi lain ndalem. Pasalnya kamar tadi sepertinya berada cukup jauh dari ruang tengah ndalem, tempat yang pernah ia datangi sebelum-sebelum ini.

Sesaat berjalan. Yumna mendengar suara seseorang yang cukup keras dari sebuah kamar di sampingnya membuat Yumna berhenti sejenak.

Bukannya tak sopan karena menguping. Toh, itu terjadi dengan tidak sengaja, pun Yumna awalnya tak mau peduli. Namun, ketika menangkap kata perkata yang terucap dari dalam sana membuatnya semakin penasaran sampai akhirnya dengan mudah membawa langkah memasuki kamar yang pintunya hanya tertutupi tirai bermotif bunga itu.

"Jadi, aku dipanggil untuk menyambut kedatangan mereka?!"

Suara Alfatih meninggi, ia melepas kasar kancing baju kokonya. Alfatih baru saja melaksanakan salat ashar, lalu sekarang tiba-tiba dikejutkan dengan maksud keluarganya tadi menelepon dan menyegerakannya pulang.

"Keputusanmu penting Fatih! Rencanamu untuk kabur seperti itu nggak akan berhasil, bukankah kamu sendiri yang mengatakannya dan bagaimana risikonya nanti?" balas Farhan tak kalah berteriak.

"Aku tahu! Tapi, nggak kemudian aku suka dan terima dibohongi seperti ini!"

"Lantaran jika aku mengatakan yang sebenarnya, mungkinkah kamu akan menetap dan membatalkan niat konyolmu itu?" Alfatih dibuat bungkam oleh Farhan. "Pikirkan baik-baik, kamu adalah Gus yang sebenarnya di pesantren ini. Kalaupun abi tidak menjabat lagi, ujung-ujungnya pesantren ini akan kembali pada tanganmu, karena hanya kamu pewaris satu-satunya! Kebenaran tentang dirimu yang bukan anak abi dan ummi lambat laun pasti terbongkar juga."

"Abi hanya diminta abahmu memimpin sebentar, lalu untuk menyelamatkan Alfatih kecil dari kejaran oknum picik di luar sana kala itupun aku setuju bertukar peran," lanjut Farhan menekankan.

Yumna tercekat mendengar pembicaraan keduanya. Sungguh, ia benar-benar terkejut dari balik uluran tirai yang membatasi di tengah ruangan itu. Tentu saja hal itu membuat Yumna berpikir mengenai persoalan yang diperbincangkan kedua lelaki itu menyampingkan rasa bersalah karena kemudian mendengar perbincangan yang rahasia tanpa izin.

"Jika kamu pergi. Berarti sama saja kamu menunjukan ketidakpedulianmu pada pondok ini yang kapanpun bisa terancam kehancurannya," perjelas Farhan. Suaranya sedikit merendah dikarenakan Alfatih pun tak lagi melawan.

"Bukan hanya pondok saja. Kamu juga akan membuat abi jatuh dalam masalah yang lebih besar karena tindakanmu itu, apa kamu juga tidak puas atas pengorbanan kami selama ini? Terutama abi yang selalu jadi sorotan masa, lalu pengorbananku selama beberapa puluhan tahun ini? Memalsukan identitasku hanya untuk menutupi identitasmu, kamu kira itu semua mudah? Jujur aku lelah ada diperanmu!" Ada jeda di sana. "Kita memang tidak punya hubungan darah, hanya karena abahmu banyak membantu kami di masa sulit maka kami mau menyelamatkanmu dan eksistensi pesantren ini. Berpikirlah lebih jauh, selama apapun rahasia disembunyikan ada masanya akan terlihat, ada masanya semua orang tahu bahwa Alfatih yang hanya dikenal sebagai seorang ustadz adalah pewaris As-Salam!"

Mahabbah Sang Ustadz (End) Onde histórias criam vida. Descubra agora