40. MSU - Status Tipuan

5.7K 429 15
                                    

Yumna berjalan menelusuri tangga ndalem menuju meja makan. Ia baru selesai berkeramas dan mengenakan jilbab merah muda dengan kerudung berwarna senada yang tadi subuh sempat di antarkan ummi Rifah ke kamar.

Yumna akan ikut sarapan pagi bersama keluarga Alfatih. Namun, tiba di sana Yumna berhenti saat mendapati keluarga Alfatih sedang berkumpul di meja makan tanpa Alfatih. Ini untuk kali pertama ia tinggal di ndalem dan akan ikut sarapan bersama dengan keluarga ndalem, sudah barang tentu Yumna merasa canggung. Seandainya ada Alfatih di sana, ia mungkin akan merasa sedikit bisa tenang.

Sempat Yumna berpikir untuk tidak ikut atau berupaya menghindar. Namun, tatkala ia hendak melancarkan aksi kepergiannya, ia telah lebih dulu dipanggil Ainun.

"Sarapan bareng, yuk!" ajak Ainun dari seberang.

Yumna tersenyum kikuk dengan langkah yang ia tarik menuju meja makan. Yumna sudah tak lagi dapat mengelak dan terpaksa ikut sarapan bersama. Di sana hanya ada Ainun, Farhan, dan ummi. Sementara kiai Ahsan? Yumna tak mendapatinya di sana begitu pula Alfatih.

"Maaf, saya nggak ikut membantu," kata Yumna merasa sungkan.

"Nggak apa-apa. Lagipula, kita paham, kok!" sahut Ainun menarik kursi untuk Yumna. "Duduk di sini."

Yumna mengangguk pelan menuruti Ainun.

"Sarapan yang banyak, ya. Biar cepat sehat!" ujar ummi Rifah.

"Loh, memangnya Yumna sakit?" tanya Farhan baru menduduki kursinya.

"Iya, kemarin kondisinya agak kurang vit," jawab ummi.

"Tapi, sekarang sudah mulai baik, kan?" tanya Ainun tertuju pada Yumna.

"Iya, sudah mulai membaik, kok," jawabnya kaku. Yumna bingung, ummi mengatakan dirinya tak sehat, padahal dia baik-baik saja.

"Alhamdulillah. Ya sudah, sarapan Yumna!" titah Ainun ikut duduk di samping Farhan.

Yumna hanya menganggukkan kepalanya pelan seraya menatap beberapa menu sarapan mereka pagi ini, tak sadar ummi menatapnya iba.

"Alfatih ke mana, Han?" Ummi kembali bertanya sebelum memulai sarapan.

"Fatih masih di pondok putra, Mi," jawab Farhan seadanya.

"Nggak ikut sarapan bersama di sini?" tanya ummi.

Farhan sekilas melirik ummi lalu melirik Yumna bergantian. "Katanya, Fatih ikut gabung di sana."

"Bisa panggilkan Fatih sebentar?" pinta ummi membuat Yumna berkerut menatapnya.

Farhan yang disuruh ikut heran, sedangkan sorot matanya melirik ke arah Ainun.

"Biar Ainun saja," sahut Ainun bangkit dari kursi menuju ke kamar.

Seperti yang diperintahkan ummi, Ainun menelepon Alfatih dan kembali setelah berbicara dengan Alfatih.

"Apa katanya?" tanya ummi tatkala Ainun kembali ke meja makan.

"Sedang di perjalanan kemari, Mi," jawab Ainun diangguki ummi.

Yumna yang berada di sana ikut bingung dengan apa yang dilihatnya pagi ini. Ummi terlihat sedikit aneh dengan ketegasannya menyuruh Alfatih kembali ke ndalem, sampai berselang sesaat sapaan salampun terdengar di ruang depan. Keluarga ndalem menyahuti sapaan salam dari meja makan, baru kemudian Alfatih tiba di sana.

Mahabbah Sang Ustadz (End) Where stories live. Discover now