extra chapter | Now playing: Shivers - Ed Sheeran

43.9K 2.1K 543
                                    

time setting: 7 tahun setelah WPD tamat [Zane umur 31, sab 27]


***

***

Pagi-pagi, Sabrina bangun lebih dulu.

Perlahan dia menyingkirkan Zane dari dadanya, yang membuat badannya serasa remuk sekali.

Sesaat, dia berpikir apa yang harus dilakukan, sebelum kemudian ingatannya membuat dia mengacak-acak tempat tidur demi menemukan kondom bekas terselip di bawah selimut.

Kemudian, dia berjingkat pelan keluar kamar, mengambil pakaian Zane di foyer, dan melemparkannya begitu saja sembarangan ke lantai kamarnya, sebelum dia masuk ke kamar mandi tamu untuk mandi dan bersiap-siap memasak.

Setengah jam kemudian, Sabrina sudah selesai mandi dan membuat sarapan, saat akhirnya Zane keluar dari kamarnya dengan linglung.

"Did I ... make mistakes last night?" Pria itu bertanya dengan wajah penuh penyesalan.

"What mistakes?" Sabrina balik bertanya. Mengedik ke arah meja makan, mempersilakan duduk. "Jarang-jarang aku masak. Tapi kita cuma punya waktu setengah jam sebelum aku harus berangkat ngantor, jadi makannya nggak boleh lelet."

Masih penuh keraguan, Zane duduk di tempat yang ditunjuk untuknya, sementara Sabrina memberi makan kedua anjingnya, sebelum kemudian menuangkan air minum ke dalam dua gelas.

"I ...." Zane mencoba bicara lagi setelah Sabrina duduk di hadapannya. "Wake up naked in your bed."

"Oh, ya?" Sabrina tertawa pelan, menahan rona merah di wajah sambil mengiris fritata di tray dan meletakkan sepotong besar di piring Zane dan piringnya sendiri. Tanpa kentara, perempuan itu merapikan turtle neck di lehernya, berharap dia sudah aman menyembunyikan noda-noda merah yang tertinggal di beberapa tempat di tubuhnya. "Aku nggak tahu apa-apa. Semalem kamu mau digigit Cherry, jadi aku bolehin kamu sembunyi di kamarku. I don't know what you were doing there last night. Tapi sempet kedengeran ribut-ribut, sih."

Zane kelihatan lega.

Sabrina kemudian bicara lagi sembari membuat potongan-potongan kecil makanan di piringnya. "Sekarang kamu inget nggak, mobil kamu di mana? Kamu ke sini naik taksi, terus di kantong celana kamu cuma ada handphone, nggak ada kunci mobil. Aku sempet mau nelpon Mas Ehsan semalem, tapi lupa gara-gara anabul rese banget."

Zane merenung sejenak, terus menggeleng. "Nanti aku tanya Ehsan."

Sabrina berdecak pelan. "Lain kali, kalau mau mabuk, sama aku aja, jangan sama mereka. Temen apaan yang ngebiarin temennya minum sebanyak itu?"

Zane cuma bisa mengangguk dan mulai makan, menyesuaikan speed makan Sabrina yang cepat. Lalu saat Sabrina hendak bersiap-siap berangkat, dia mengajukan diri untuk mencuci piring.

"Kamu ...." Sabrina memandang pria di depannya itu dengan kening berkerut, kemudian mengeluarkan sebuah kartu dari dompet. "Mending mandi dulu sebelum keluar. Berantakan banget. Nggak enak dilihat orang."

Dia lalu meletakkan kartu akses apartemennya itu di atas meja makan.

"Kamu bawa aja dulu, aku buru-buru. Tapi jangan sampai diilangin, nanti aku dibunuh sama Andrea. Oke?"

Perempuan itu kemudian berpamitan ke Milo dan Cherry, meninggalkan Zane bengong sendirian.

***

***

Well, itu tadi adalah bagian akhir dari salah satu extra chapter TRILLION [SEQUEL WARNING PHYSICAL DISTANCING] di bawah ini:

Well, itu tadi adalah bagian akhir dari salah satu extra chapter TRILLION [SEQUEL WARNING PHYSICAL DISTANCING] di bawah ini:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti biasa, yang mau baca gratis komen DI BARIS INI, nanti aku pilih 5 yang beruntung besok malam tgl 9/7/23. Syarat: USIA 21+


Sampai jumpa lagiiii~ 

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Where stories live. Discover now