32 | tersedu-sedu di pelukan zane

187K 20.1K 509
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SABRINA mengucir rambut sambil memperhatikan daftar barang titipan Jun yang harus dibelinya nanti, yang baru saja masuk lewat pesan WhatsApp.

Jun ini tipikal cowok yang lebih rempong dibanding cewek. Keperluannya ada banyak. Dan spesifik. Timbang lotion obat nyamuk aja, cuma bisa pakai merek tertentu.

"Sab, buruan. Udah ditungguin, tuh. Jangan berlagak sakit, ya. Nanti ujung-ujungnya gue yang disuruh pergi!"

Jun melongok ke dalam kamarnya untuk kesekian kali.

Sabrina hanya menghela napas panjang.

"Sabar, Juuun." Dia meraih dompet dan HP, memasukkannya ke dalam saku jaket. "Perasaan di sini gue didzolimi terus, kayak anak tiri."

Jun melotot. "Kamar lo ama kamar mandi, dapur, sama ruang tamu cuma sepuluh langkah, gue beratus-ratus langkah. Masih mau bilang didzolimi?"

"Ck." Sabrina akhirnya keluar, seraya menggiring Milo, lalu menutup pintu. Milo manja, nempel terus dari pagi. Mungkin sadar akan ditinggal. "Awas lo sampe bikin Milo stress."

"Milo sekarang lebih sayang ama gue timbang elo, ya. Santuy."

Sabrina mendengus, dan segera berjalan meninggalkan Jun.

Milo masih mengekorinya.

"Hand sanitizer udah bawa, kan?" tanya Jun sambil berjalan ke kabinet dapur, mencari kotak makanan Milo untuk mengalihkan perhatiannya. "Jangan lupa dipakek sebelum dan sesudah pegang-pegang sesuatu, apalagi pas mau pake dan nyopot masker."

"Udah gue kantongin."

"Awas lo sampe bawa penyakit ke rumah. Gue karantina kalian berdua di kamar Zane, dua minggu!"

"Enak dong, keluar-keluar lo gue kasih ponakan baru. Adeknya Milo. Kita kasih nama Mila kalo cewek. Biar cantik kayak Jessica Mila."

"Najis. Beraninya lo ngomong depan gue doang. Coba depan Zane, berlagak suci."

"Emang gue suci, elo tuh yang penuh dosa!"

Sabrina melengos, segera berlari menjauh sebelum ditimpuk sandal.

Zane sudah keluar rumah duluan, menunggu di parkiran.

Ketika Sabrina tiba, dia sedang duduk lesu di dalam mobil dengan jok diturunkan sandarannya.

"Gue yang nyetir aja gimana? Lo kelihatan ngantuk gitu." Sabrina menawarkan diri.

Zane menoleh, menegakkan sandaran joknya. "Lebay lo."

"Elo yang lebay. Biasanya kalo pergi-pergi nemuin klien juga gue yang disuruh nyetir. Lagian gue sekarang ini bukan lagi ngawatirin elo, Bang. Tapi lagi khawatir sama keselamatan gue sendiri."

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang