11 | sexy amat, buk!

278K 22.8K 194
                                    




11 | sexy amat, buk!



SABRINA keluar dari kamar mandi lantai satu sambil menenteng tas alat mandi Karen dan paperbag berisi baju kotornya. Sudah wangi, sudah rapi, rambut sudah dikeramasi serta dikeringkan sekalian.

Dia naik ke lantai dua dan mendapati semua karyawan sudah kumpul di sofa sambil menunggu Zane untuk memulai meeting. Dan ketika Sabrina muncul di hadapan mereka, semuanya langsung menyipitkan mata.

"Seksi amat, Buk?" komentar Jun dengan mulutnya yang tipis dan pedas, minta digigit.

Karen yang duduk di sebelahnya kontan melotot, tapi Jun tidak sadar diri.

Sabrina lalu menundukkan wajah untuk memperhatikan penampilannya sendiri. Namanya juga kemeja chiffon, mau gimana lagi? Tapi kemeja Ivan Gunawan warna hitam milik Karen ini sebenarnya nggak tipis-tipis amat. Ada motif bunga-bunganya juga. Jadinya nggak jiplak-jiplak amat, gitu. Bahkan masih terhitung sopan kalau dipakai untuk ketemu klien juga. "Emang parah banget? Bajunya Hailey Bieber, nih!"

Jun pilih bungkam sambil meringis menahan sakit karena mendapat cubitan keras di pahanya. Apalagi kuku Karen lumayan panjang dan runcing. Dengan tenaganya yang kayak badak bercula satu, jelas sakit banget cubitannya itu.

"Terus lo nggak ganti daleman?" Ganti Timothy yang nanya. Gusti pura-pura berjengit ngeri dengan topik pembicaraan yang seharusnya perlu disensor itu, tapi aslinya pasang kuping. Sementara Akmal cuma senyam-senyum sambil geleng-geleng. Daleman Sabrina mah dia tahu semua, nggak tertarik dia bahas gituan. Pasalnya mereka berdua sering belanja online bareng, dan lebih sering pakai akunnya karena credit card Sabrina biasanya sudah mencapai limit di pertengahan bulan. Mulai dari Harrord sampai Shopee, dia tahu semua selera cewek itu.

"Ganti, lah. Adanya ini doang tapi di loker gue. Ngejiplak banget emang?" Sabrina bertanya-tanya, mulai kelihatan insecure.

"Banget. Tapi bagus lah. Kali aja abis lihat lo, Jun langung waras, nggak ngedempet-dempet Akmal lagi," sahut Timothy tanpa tendeng aling-aling.

Udah jadi rahasia umum, sih. Jadi ngapain juga pake ditutup-tutupi? Toh si Juned juga udah tahu kalau dirinya sering diomongin dibelakang.

"Sialan!" Jun melempari Timothy dengan sandal hotel yang dipakainya, yang tentu saja malah melayang ke arah lain saking enteng dan tipisnya sandal itu, sementara Akmal yang dari tadi pasif pilih berlagak tidak mendengar dengan fokus memperhatikan layar HPnya.

Sabrina tidak ambil pusing dan segera naik untuk meletakkan bawaannya ke bawah mejanya di lantai tiga, kemudian mengemasi laptop dan flashdisk. Data yang semalam dikerjakannya sudah dia pindahkan sebelum mandi tadi. Biar bisa sambil nyicil-nyicil di bawah.

Ketika hendak turun, matanya tertahan di sofa tempat dia tidur semalam, ke onggokan selimut Zane.

Nah, kok bisa ada di situ? Sementara tadi pagi Zane malah kelihatan kaget melihatnya tidur di kantor?

Segera dia kemasi dan kembalikan selimut itu ke ruangan sang Bos sebelum yang lain menyadarinya dan dia makin diolok-olok.

"Bos belum dateng?" tanyanya kemudian saat sudah di bawah, sambil mendudukkan pantat ke sebelah Karen di sofa panjang yang muat empat orang.

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Where stories live. Discover now