40 | semoga cuma juned yang tau

171K 20.5K 837
                                    




40 | semoga cuma juned yang tau



SABRINA akhirnya nekat memasukkan passcode pintu apartemen Zane setelah mempertimbangkannya cukup lama.

Dia memang sengaja datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu, karena yakin si empunya rumah pasti masih kesal, dan bisa jadi akan menolak mentah-mentah kehadirannya.

Tapi kali ini kan dirinya datang bukan untuk mengajak ribut. Dia datang menjenguk. Bahkan sudah repot-repot membawa parsel buah-buahan segala. Kurang totalitas gimana coba, penyesalannya?

Tak lama setelah passcode dimasukkan, terdengar bunyi kunci terbuka, namun dia tidak langsung masuk.

Ragu lagi.

Belum tentu juga Zane ada di dalam. Yang ada nanti dia malah dikira kriminal, masuk rumah orang sembarangan.

Tapi kalau ternyata Zane ada di dalam, sendirian, dan sakitnya terlalu parah sampai-sampai tidak sanggup menelepon ambulans bagaimana?

Impossible, sih. Buktinya Mbak Iis tahu dia sakit dan tenang-tenang aja.

Akhirnya perempuan itu nekat masuk, tidak peduli apapun situasi yang akan dihadapinya di dalam, setengah berharap semoga Zane cuma demam, jadi dia bisa segera pulang setelah menyerahkan parselnya.

Setelah menutup pintu, baru dia kepikiran, kalau ternyata ada Rachel bagaimana?

Zane doang mah, sekesal apapun, Sabrina yakin masih bisa menanganinya. Tapi kalau ternyata ada Rachel di dalam, ah, dia mau ngomong apa?

Akhirnya perempuan itu memperlambat langkah kakinya menuruni tangga yang sudah sangat familier itu, waspada.

Lantai bawah kosong. Rapi. Seperti saar sebelum dia dan Jun mengungsi ke sini dan membuat semuanya berantakan---tapi jujur, yang berantakan seperti itu malah membuat rumahnya jauh terlihat hidup, seperti rumah sungguhan. Kalau rapi begini jelas terasa kalau penghuninya hidup sendirian. Kesepian. Merana.

Sabrina jadi merinding plus kasihan.

Segera saja dia menuju ke kamar Zane. Sebisa mungkin membuat sepatu oxfordnya tidak menimbulkan suara.

Jadi kalau semisal ternyata di dalam ada Rachel atau siapapun selain Zane, dia masih bisa kabur tanpa ketahuan.

Di depan pintu kamar yang dituju, dia berhenti. Menempelkan telinga ke daun pintu hitam besar di hadapannya itu.

Hening.

Kalau hening begini, dia malah tidak bisa menebak, sedang ada siapa di dalam, dan sedang melakukan apa.

Nggak lucu semisal ternyata Zane sedang berduaan dengan Rachel di dalam, terlepas dari fakta bahwa hubungan mereka berdua sampai sekarang masih menjadi misteri.

Tapi kemungkinannya kecil, sih.

Sabrina dan semua orang di kantor tahu mereka dekat. Tapi kalau pacaran, kayaknya enggak, deh. Saat Sabrina dikarantina di kamar Zane, hampir tidak pernah Zane menerima telepon darinya. Bahkan saat ponsel Zane dia pegang seharian untuk bekerja, kebanyakan notifikasi yang masuk hanya berasal dari grup-grup WhatsApp yang Zane sendiri menyuruhnya untuk mengabaikan saja.

Ya biarpun status tidak jadi penghalang, sih. Buktinya Zane cuek-cuek saja Juned memasukkannya ke kamarnya. Padahal kalau mau mah, Juned pasti tunduk apa kata dia.

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Where stories live. Discover now