27 | ditolak jadi calon kakak ipar

194K 20.4K 454
                                    




27 | ditolak jadi calon kakak ipar



SABRINA memasukkan seprei kotor ke dalam mesin cuci, namun tidak langsung menuangkan detergen. Menunggu milik Juned dan Zane dulu, biar sekali jalan.

Pagi ini jadwal mereka bersih-bersih rumah. Kamar jadi tanggung jawab masing-masing, sementara untuk ruangan lainnya bagi tugas.

Kamar Sabrina sudah beres, dan sekarang dia akan mulai membersihkan dapur ketika dilihatnya Jun keluar dari kamar mandi.

"Udah ngambil seprei bersih?" tanya Sabrina padanya.

"Belum. Ambilin sekalian, dong."

Sabrina berdecak, tapi tetap saja berjalan menuju kabinet tempat seprei dan bed cover tersimpan di ruang laundry.

"Kok lo bisa tahu sepreinya ditaruh di situ? Yang punya rumah aja nggak tahu."

"Intuisi cewek."

"Prett! Dah lah, lo emang udah pantes banget jadi nyonya rumah."

"Amit-amit!" Sabrina membuka-buka kabinet yang ada. "Mau warna apa?"

"Putih aja, biar keliatan kalau kotor. Sensitif kulit gue."

"Bed cover sekalian?"

"Yoi."

Sabrina mengeluarkan warna yang diminta dan memberikannya pada Jun. "Buruan keluarin yang kotor."

"Siap, Buk! Tapi jangan gue doang yang diomelin. Itu si Zane belum nongol-nongol, pasti tidur lagi!"

"Udah gue suruh, keleus!"

"Mana? Nggak kedengeran suaranya dari tadi!"

Sabrina mendorong punggung Jun supaya lekas menyingkir, kemudian mengetuk pintu kamar Zane sambil membawakan sepaket seprei dan bed cover bersih.

"Bang, gantian dong, vacuumnya!"

Karena hanya suara sahutan dari dalam yang terdengar, akhirnya Sabrina membuka sendiri pintunya, kemudian berjalan masuk.

Zane duduk diam di sofa, memandangi layar HP. Vacuum cleaner yang tadi diserahkan Sabrina padanya bertengger di sebelahnya.

"Udah, belum?" Sabrina menghampirinya, memperhatikan Zane yang ternyata sedang menonton YouTube dengan alis bertaut. Alamak, video tutorial menggunakan vacuum cleaner!

"Lo nggak pernah bersih-bersih, ya?" tanya perempuan itu.

Zane tidak menyahut. Sabrina istighfar dalam hati.

Padahal kalau tadi Zane bilang nggak pernah bersih-bersih sebelumnya, Sabrina akan dengan senang hati memberi tahu caranya. Tahu gitu kan sudah kelar dari tadi!

"Ya udah, angkat sepreinya, ganti sama yang baru. Mumpung gue baik, gue bantuin bersihin kamar lo."

Lelaki itu cuma berdehem, kemudian berjalan menuju ranjangnya. Sabrina mencolokkan vacuum cleaner ke sumber listrik dan mulai membersihkan sofa dan karpet.

"Yang atas-atas tadi udah dibersihin pakai kemoceng, kan, ya?" tanyanya.

"Udah." Zane menyahut singkat, seperti anak kecil yang sedang kesal karena disuruh bersih-bersih kamar oleh orang tuanya, padahal dia sedang ingin main bola.

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang