75 | gold digger

186K 20.3K 2.9K
                                    




75 | gold digger



ZANE baru saja duduk di kursi teras ketika mendengar suara mobil butut Sabrina di kejauhan.

Dan benar saja, tak lama kemudian, mobil itu terlihat di tikungan.

Karena sejak awal tidak berniat sekedar mampir, Zane tadi sengaja memakai motor, sehingga kendaraan mereka berdua bisa muat di halaman. Kalau dia bawa mobil dan parkir di pinggir jalan semalam suntuk, bisa-bisa besok pagi sudah didemo warga.

Setelah memasukkan mobilnya, Sabrina langsung melompat turun dan memeluk lehernya dengan muka semringah.

"Kok nggak bilang mau ke sini?" tanya perempuan itu manja.

"Inspeksi kok bilang-bilang." Zane mendengus pelan. "Dari mana aja lo?"

"Pergi makan sama Ibel."

"Tumben?"

"Sama cowoknya." Sabrina lalu dengan semena-mena langsung duduk di pangkuannya, memberi Zane kecupan di kedua pipi. "Nginep sini, ya? Kangeeen."

"Perasaan tadi pagi masih ketemu, deh." Zane jual mahal.

"Pokoknya kangen terus."

Sabrina mengecupnya lagi.

Dan kemudian suara gonggongan Milo dari dalam rumah membuat perempuan itu berdecak kesal.

"Tu anak feelingnya kuat banget, deh! Gangguin mulu, belum ngapa-ngapain juga."

"Emang bisa ngapain di teras gini?" Zane susah payah bangkit berdiri, karena Sabrina tidak mau menyingkir, malah melingkarkan kaki ke pinggangnya. Alhasil, Zane terpaksa menahan pantatnya biar tidak melorot jatuh. "Siniin kunci rumah."

Sabrina mencari-cari kunci di dalam tas dan mengangsurkannya.

Begitu pintu terbuka, Zane langsung menjatuhkannya di atas sofa.

"Gue laper. Elo kan udah makan. Bikinin indomie goreng sana!"


~


Zane selesai makan, Sabrina selesai mandi.

Zane mesam-mesem melihatnya keluar dari kamar mandi hanya memakai kaos oblong longgar dan kepala terbungkus handuk.

Cantik.

Nyegerin.

Seolah-olah memanggil-manggil minta cepat-cepat dihalalin.

"Elo juga buruan mandi sono, Bang. Biar sekalian nyuci sekarang. Udah keabisan baju ganti gue."

Zane meletakkan gelasnya yang sudah habis isinya ke dalam sink. "Padahal biasanya cewek-cewek bajunya banyak."

"Baju kerja bekas kuliah dulu mah banyak. Baju buat di rumah, gue nggak punya!"

"Oh iya ya, elo kalo di rumah sendirian kan suka bugil."

Sabrina melemparinya dengan sandal, tapi meleset.

"Iya, iya, jangan ngamuk, dong. Gue copot, nih."

Zane kemudian melepas kemejanya.

Sabrina menerimanya dengan muka kesal yang dibuat-buat.

Zane lalu menyerahkan celana panjangnya juga. Saat akan mencopot boxer, barulah perempuan itu menjerit heboh.

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang