48 | otw dipecat

194K 22.7K 2.1K
                                    

Oy, kalian tim mana?

#Zane

Atau #Bimo?

Btw part ini panjangnya udah 2x lipat panjang part2 yg biasanya. Kalo masih kerasa pendek, w cuma bisa istighfar~




48 | otw dipecat



"RAME di tempat Bang Ihsan?" tanya Sabrina lagi, sambil membentangkan daun pintu rumahnya lebar-lebar, mempersilakan masuk.

Bimo berjalan mengikutinya. "Rame. Tadi pada mau futsal, tapi nggak jadi. Biasaaa ... janjian jam berapa, sampe jam booking lapangannya mau abis belum pada dateng."

Sabrina mempersilakan duduk.

Bimo mengulurkan bungkusan nasi goreng yang dibelinya.

Sabrina segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring. "Kok cuma satu? Lo nggak makan sekalian? Apa mau berdua biar kayak zaman kuliah dulu, pas akhir bulan?"

Bimo menoleh, ngakak. "Udah kenyang gue, tadi makan sama anak-anak."

Sabrina lalu menghampirinya sambil membawa secangkir capuccino instan. Sementara untuk dirinya sendiri, dia membawa tumbler berisi air putih. "Bang Ihsan sama Bang Mail sampe sekarang masih kayak kembar siam gitu nggak?"

"Masih. Yang lain-lain juga masih sama kelakuannya. Dua tahun mah, orang belum banyak berubah, Sab."

"Bang Zane di sono juga?"

"Kagak." Bimo menggeleng. "Bucin dia sekarang. Temen dicampakkin semua demi cewek."

Sabrina kontan tersedak. Segera mengalihkan pandangan dan meminum air putih di tumblernya pelan-pelan, biar tidak menarik perhatian.

"Bucin gimana?" tanya perempuan itu akhirnya, setelah kerongkongannya terasa agak lebih nyaman.

"Tiap diajak ngumpul, ada aja alesannya. Semalem dia bilang ceweknya lagi di rumahnya, nggak mungkin di usir. Tadi dia bilang mau jemput ceweknya yang nggak bisa nyetir sendiri karena lagi sakit. Jijik nggak sih dengernya? Seorang Zane, yang dulu sok kecakepan padahal kagak, sekarang jadi lebih dangdut ketimbang Mail!"

Sabrina cepat-cepat meneguk air minumnya lagi.

Mikir.

Ini cewek yang mana lagi?

Semalam dan malam ini?

Bukan ... bukan dirinya, kan?

Ya meskipun hanya sebagai kambing hitam demi tidak dipaksa ikut berkumpul bersama teman-temannya, Sabrina tetap merasa geli dan merinding disebut sebagai 'ceweknya'.


~


Seminar Timothy yang berlangsung dua hari kemudian tentu saja berjalan lancar. Saking lancarnya, saat acara baru kelar setelah makan siang, sebelum jam tiga sore Sabrina dan Timothy bahkan sudah bisa kembali ke kantor.

Sebenarnya mereka bisa langsung pulang. Tapi tadi nasi kotak untuk peserta seminar kebanyakan, jadi meski sudah dibagi-bagi pada siapa saja yang mau, masih ada sisa untuk Karen, Juned, dan Ucup yang hari ini kebagian piket jaga kandang.

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Where stories live. Discover now