66

2.2K 245 36
                                    

"Sayang, baju kamu kayaknya terlalu terbuka deh." Sahut Mas ketika sadar melihat Vanessa dengan pakaiannya yang kelewat terbuka.

"Serius? Terbuka banget ya?" Tanya Vanessa dengan cemas, takut Mas akan memarahinya.

Mas mengangguk dan terus menatapnya dengan tatapan mengintimidasi agar istrinya itu segera menggantinya tanpa harus ia suruh.

"Hehe iya aku ganti deh." Vanessa langsung mengambil baju lain dan segera menggantinya.

"Kadang juga lupa punya istri masih kelewat muda, pasti ada aja gebrakannya, pasti dia juga lupa kalo sekarang udah jadi istri." Gumam Mas dengan helaan nafasnya.

Beberapa menit setelahnya, Vanessa sudah keluar dan sudah berganti pakaiannya.

"Kayaknya kamu emang bawa baju terbuka semua ya?" Sindir Mas dengan gelengannya.

"Yaiyalah Mas? Kan di Bali. Masa aku pake baju yang biasa aku pake kalo ke acara formal Kakek atau kerja?" Tawa Vanessa.

"Better mana? Yang tadi apa yang sekarang?" Tanya Vanessa yang sudah berdiri didepan Mas.

"Dua duanya nggak better, ini orang orang bisa lihat ke kamu terus sayang." Ucap Mas dengan nada manja tak sukanya.

Vanessa menghela napasnya. "Yaudah aku ganti lagi."

"Nggak usah, udah nggak papa." Mas menahan tangannya.

"Kasihan kamu capek nanti." Kata Mas yang memeluknya tiba tiba.

"Kenapa wangi kamu bikin Mas candu terus ya?" Ucap Mas dengan suaranya yang menggoda.

"Mas, kamu udah berkali kali ngomong gitu." Tawa Vanessa.

Tiba tiba, Mas mencium leher istrinya dan menggigit gemas pipi kanannya. Vanessa yang sudah terbiasa mendapat serangan Mas-nya seperti ini hanya diam dan tersenyum geli.

Kebiasaan yang sering Mas lakukan setiap waktu dan itu selalu tiba tiba adalah selalu mencium lehernya dan menggigit anggota tubuhnya. Entah pipinya, lengannya, atau pergelangan tangannya. Memang tidak sakit hanya saja itu akan selalu memunculkan bekas merah dan Vanessa jadi panik apalagi jika ia menggunakan pakaian terbuka.

Orang orang bisa menatapnya dan memikirkan hal aneh.

"Mas please udah. Nanti membekas lagi!" Vanessa mencoba menghentikan Mas dengan gelak tawanya karena Mas sungguh kelewat gemas dengan istrinya.

"Kamu beneran istrinya Mas nggak sih?" Tanya Mas yang terkadang masih tidak percaya perempuan mungil yang suka tantrum ini sudah sah menjadi istrinya.

"Iyalah, kamu nggak mimpi. Stop ngedrama ya!" Ucap Vanessa yang menepuk kedua pipi suaminya dengan pelan.

"Gemes banget ya ampun, Vanessa. Kok ada sih manusia selucu kamu?" Perkataan Mas itu kembali membuat Vanessa tertawa karena tak percaya melihat suaminya dengan pesona pria matang ini dengan tingkah lakunya yang seperti anak kecil.

"Mas ayo turun ke pantai, kalo kamu kayak gini kita nggak turun turun." Mas masih saja memeluk Vanessa seperti tak ingin melepasnya.

"Kiss dulu." Pinta Mas.

"Tadi udah loh." Kata Vanessa dengan matanya yang membelalak kaget.

"Mau lagi." Mas masih terus merengek kepada istrinya itu.

Vanessa dengan spontan mengecup bibir suaminya itu sesaat, karena Vanessa tahu Mas tidak akan menyerah dan ia akan selalu kalah jika Mas memaksa untuk meminta hal seperti ini.

"One more, baby." Permintaan Mas kali ini sungguh membuat Vanessa tak bisa mengekspresikan dirinya.

Ketika Vanessa kembali mengecup labium suaminya, Mas dengan langsung menahan tubuh Vanessa agar istrinya itu tidak melepaskannya. Dengan pelan dan lembut, Mas melumat labium istrinya beberapa saat hingga kedua insan itu saling membalas. Vanessa yang tadinya sedikit tegang, kini mengikuti irama permainan yang sudah ia mulai dengan tak sengaja. Vanessa juga mengalungkan kedua tangannya dileher Mas.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now