"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?"
Disclaimer!
Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar. Ini cuma hiburan untuk para cegil.
Love, penulis.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Vanessa menghela napasnya sangat lelah setelah menjalani operasi kurang lebih sepuluh jam lamanya. Ia duduk didepan ruang operasi tadi meluruskan kakinya, sesekali menepuk nepuk pundaknya karena sangat pegal. Belum lagi pinggangnya yang seperti akan copot karena berdiri berjam jam tanpa istirahat.
Vanessa kembali membuka aplikasi WA, melihat lagi karena tadi langsung menekan notif Bintang tanpa melihat chat lain. Ia semakin tertunduk lesu, Mas tidak memberi kabar apapun hari ini.
Vanessa beralih ke instagramnya, melihat story ig suaminya itu yang mengupload tentang kegiatan Kakeknya hari ini di Papua. Seakan akan Mas memberi kabar kepadanya melalui story ig. Entah gengsi atau memang masih marah, Vanessa tidak tahu padahal ia baru melihat story suaminya yang sudah diupload empat jam yang lalu.
Bahkan Vanessa juga tidak tahu apakah Mas sudah di Hambalang, atau justru tengah malam lagi pulang seperti biasanya.
Vanessa tadinya mau mandi di rumah Bintang setelah operasi, namun karena sepupunya itu berkata jika Gia dan anak anaknya dibawa ke Hambalang, mau tidak mau ia harus mandi di rumah sakit.
Tidak mungkin ia tidak mandi dan memeluk kedua anaknya dengan keadaan dan penampilan yang banyak sekali virus atau bakteri.
Setelah beberapa menit membersihkan diri dan berdandan, Bintang juga sudah berada di lobby rumah sakit. Segera perempuan itu merapikan barang barangnya dan langsung menuju mobil Bintang yang sudah berada didepan lobby.
Terlihat sepupunya itu seperti acak acakan, kemeja yang kancing atas sudah dibuka, menggulungkan lengan bajunya, bahkan dasi yang sudah tidak simetris.
"Kenapa? Nggak lagi gila kan?" Tanya Vanessa yang dari tadi memperhatikan Bintang yang sedang mengetap e-money di pintu tol.
"Lagi pusing sama kerjaan, ada masalah di kantor tadi." Helaan napas Bintang yang terdengar oleh Vanessa sudah mengisyaratkan jika ada sesuatu yang terjadi.
