67

2.3K 261 73
                                    

"Lo kenapa?" Tanya Vanessa melihat Ati yang memegang perutnya seperti sedang menahan rasa sakit.

"Aduh, sakit banget perut gue, nyeri banget. Day 1 period." Keluh Ati yang perlahan lahan ikut duduk disebelahnya.

"Ya ngapain kesini? Tidur aja di kamar." Ucap Vanessa yang juga baru saja tiba di Kertanegara setelah melewati perjalanan macet dari Pondok Indah.

"Apaan sih lo sinis banget? Harusnya gue kali yang emosi." Sindir Ati.

"Lo ngapain pulang kesini?" Sepertinya Ati baru sadar juga melihat keberadaan sepupunya ini justru ada di Kertanegara.

"Nggak tahu, males aja pulang kalau Mas belum pulang. Mau nunggu Mas aja biar bareng." Jawab Vanessa sembari membuka jas dokternya.

"Anjirlah capek banget gue. Bisa bisanya gue ada jaga malam terus ditambah lagi sampai tadi sore." Vanessa meletakkan punggung tangannya keatas jidatnya. Menghela napasnya berkali kali. Ati ikut mengelus pahanya untuk memberi support.

"Udah makan belum? Gue ambilin obat ya kalau nggak bisa ditahan lagi." Sahut Vanessa khawatir, ia melihat Ati sesekali merintih kesakitan.

Ati menggeleng pelan, namun tiba tiba Bintang dan Habib turun berbarengan. Kedua Kakak kembar Ati juga kaget melihat keberadaannya yang tiba tiba.

"Nih dek, kompres." Ucap Bintang yang memberi menstruheat kepada adik kembarnya.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Habib bingung.

"Salah banget emangnya gue pulang kesini?" Tanya Vanessa sinis.

"Apaan sih marah marah? Gue cuma nanya?" Balas Habib dengan heran.

"Ya kenapa sih? Emang nggak boleh gue pulang kesini?" Tanya Vanessa dengan sedikit emosi. Kenapa ketiga sepupu kembarnya harus menanyakan alasannya pulang ke Kertanegara?

"Ya gue nanya karena lo baru kali ini pulang kesini, biasanya kan ke rumah lo sama Pak Teddy." Balas Bintang kali ini.

"Lo kenapa sih? Baru nyampe udah marah marah, lagi halangan? Atau capek kerja?" Tanya Bintang heran melihat tingkah laku Vanessa yang mendadak berubah.

"Gajelas lo, jarang jarang ketemu kita sekalinya ketemu malah disemprot. Harusnya peluk sekalian temu kangen dong. Nggak kangen lo sama kita bertiga?" Ledek Habib.

Sesaat Vanessa tersadar, ia membenarkan duduknya. Berpikir sebentar karena ia merasa memang ada yang aneh dengan dirinya sendiri. Trio kembar menatapnya bingung karena tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan sepupunya itu.

"Bentar." Ucap Vanessa sembari menggigit ibu jarinya gugup.

"Ngomong ngomong tentang period, gue terakhir dapat bulan kemarin. Gue udah telat banget bulan ini." Ucap Vanessa dengan mencoba menebak nebak. Ia membuka aplikasi flo di ponselnya. Melihat siklus menstruasi pada bulan ini yang seharusnya sudah dimulai empat hari yang lalu. Ia sudah telat empat hari.

"Biasa itu, lo lagi kecapekan." Ucap Ati ditengah rintihan sakitnya.

"Mbak, gue nggak pernah telat." Ucap Vanessa dengan paniknya.

"Wajar kali Nes, lo udah sibuk banget di rumah sakit, apalagi sering nggak pulang kan? Pak Teddy kesel banget tuh kalau denger lo nggak pulang karena lembur." Jawab Habib.

"Bib? Gue waktu koas lebih gila dari ini. Tapi nggak pernah telat dan selalu teratur." Vanessa terus membantahnya.

Tiba tiba Bintang dan Habib tersenyum tengil, saling bertatapan, keduanya menaik turunkan kedua alisnya untuk terus menggoda sepupunya itu.

"Bib, kayaknya kita mau punya ponakan deh." Sahut Bintang.

"Wah kayaknya gue bentar lagi bakal jadi uncle ini." Sahut Habib, sontak membuat Ati juga ikut tersadar. Seketika ia lupa dengan rasa sakit kram di perutnya.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now