37

2K 189 27
                                    

Vanessa berhasil menyelesaikan stase pertamanya yang sangat sulit itu dengan sangat baik, setelah mengumpulkan laporan stase forensiknya kepada dokter konsulennya ia diizinkan pulang, dan mendapat libur sembilan hari sebelum masuk ke stase bedah yang akan memakan waktu yang sama, sekitar 5-6 minggu.

Jika ada yang bertanya apakah Mas-nya tetap menjemputnya, jawabannya tentu tidak. Laki laki itu terus mengirimnya pesan berkali kali namun Vanessa tak menghiraukannya, justru ia memblok kontak Mas-nya itu untuk sementara waktu.

Setelah menyelesaikan urusannya di rumah sakit, Vanessa dijemput Mas Rajif. Ia meminta tolong kepada Mas Rajif untuk menjemputnya, laki laki itu langsung meluncur dari Hambalang untuk menjemput princess kesayangannya ajudan/adc/sekpri Bapak.

Vanessa yakin, di rumah itu Mas-nya masih ada disana. Di rumah sakit tadi ia sempat berpapasan dengan Mayted, laki laki itu memanggilnya tapi Vanessa tak menggubrisnya. Ia menganggap Mas-nya itu tidak ada di rumah sakit tadi. Entah apa yang laki laki itu lakukan bersama mantannya. Yang jelas laki laki itu menuju ruang rawat vip. Vanessa tidak mempedulikan itu bahkan penasaran dengan siapa yang sakit dan mengapa Mas-nya juga harus ikut, ia tidka penasaran karena tadi ia hanya sibuk dengan laporannya hingga harus mengejar dokter spesialisnya.

Beberapa jam diperjalanan, Vanessa akhirnya menginjak Hambalang yang sudah sebulan lebih ia tinggalkan. Aroma dan hawa sejuk yang sangat ia rindukan ini akan ia huni selama 9 hari kedepan, bisa jadi nanti sesekali ke Kertanegara.

"Mbak kamu ditunggu Bapak di ruang kerja, nanti kamu langsung masuk saja. Itu perintah Bapak ke saya tadi." Ucap Mas Rajif setelah memarkirkan mobil.

"Ada siapa saja di ruangan Kakek mas?" Tanya Vanessa, berharap sosok yang tidak mau ia temui kalo bisa sudah pulang saja.

"Tadi sebelum saya menjemput kamu ada Rizky, Agung, Lino, Deril, dan Mayor Teddy." Jawab Mas Rajif.

Vanessa menghela napas panjang. Ia sungguh tidak ingin satu ruangan dengan laki laki itu.

"Kenapa mbak? Kamu baik baik aja?" Tanya Mas Rajif bingung dengan respon cucu majikannya ini.

"Belum selesai ya mbak masalahnya sama Bang Teddy?" Tanya Rajif lagi.

Vanessa mengernyit bingung."Mas tau masalahnya?"

Mas Rajif mengangguk. "Tahu mbak, semua ajudan juga tahu, semuanya deh tau pokoknya mungkin kecuali Bapak ya, karena berita itu rame di tiktok, Bapak nggak tahu mungkin."

"Saya ngerti perasaan kamu mbak, siapa yang nggak sakit hati bahkan hancur perasaannya. Tadinya kita semua mau hajar Bang Teddy, berani beraninya beliau nyakitin princess kita. Tapi, dicoba untuk dengerin penjelasan Bang Teddy ya? Kalo kamu sudah tenang nanti." Jelas Mas Rajif.

"Maksudnya mas gimana?" Vanessa jadi sangat kebingungan.

"Ada sesuatu terjadi mbak, nanti jelasnya biar Bang Teddy yang ngomong sama kamu. Kalo kamu sekarang mau jaga jarak dan tidak mau berhubungan dulu, gapapa mbak. Saya ngerti itu respon kekecewaan kamu, tapi nanti setelah kamu sudah tenang, kamu bisa dengerin penjelasannya nanti." Mas Rajif sepertinya sudah sedikit memberi penjelasan kalau Mas-nya itu bertindak seperti itu diluar kendali dan kontrolnya.

Vanessa mengangguk paham, ia langsung masuk bersama Mas Rajif ke dalam rumah. Laki laki itu juga ikut mengantarnya ke ruangan Bapak, sekalian ikut masuk karena ada pekerjaannya yang tertunda.

Vanessa sangat ragu dan mendadak taku untuk masuk. Bukan takut kepada Kakeknya, karena didalam kemungkinan juga ada Mas-nya. Rajif sudah masuk terlebih dahulu, ia tidak mau bersamaan masuk dengannya. Ia harus mempersiapkan mentalnya dengan baik. Ia harus bertindak seolah olah Mas-nya itu tidak ada.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now