18

2.3K 145 3
                                    

Hari ini Keempat cucu Bapak ikut kegiatan. Pagi tadi Mayted harus kembali untuk bersabar karena lagi dan lagi kembali adu mulut dengan Vanessa. Apa lagi penyebabnya kalo bukan karena Vanessa yang susah sekali dibangunkan.

"MBAK! Hitungan ketiga nggak bangun juga saya siram sama air ya?!" Ancam Mayted yang membuka selimut Vanessa karena perempuan itu menarik selimutnya lagi sampai keatas kepala.

"Habis sahur kok tidur lagi sih, mbak?!" Mayted sudah pusing tujuh keliling.

"Pak jangan teriak terus ih, telinga ku sakit!" Vanessa menarik lagi selimut yang tadinya sudah disingkirkan Mayted.

"Mbak udah jam 9! Jam setengah 11 kita jalan mbak! Kamu itu kan super lelet! Mandi saja bisa setengah jam!" Gerutu Mayted.

Mayted menghela napasnya kasar, pagi pagi ada saja yang bikin ia emosi. Ia duduk ditepi ranjang Vanessa, membuka pelan pelan selimut itu dan menarik tubuh Vanessa untuk duduk agar segera bangun.

"Ayo bangun." Ucapnya kini lebih melunak.

"Hoamm..." Vanessa menguap.

"Hei bangun mbak, ayo mandi cepat, biar hilang ngantuknya." Mayted menepuk pelan pipi Vanessa, sedangkan gadis itu masih merem dalam posisi duduk. Didepannya, Mayted menggeleng heran, kok bisa bocil didepannya ini susah sekali dibangunin.

"Hari ini kemana? Kok Pak Teddy pake stelan jas?" Tanyanya pelan, ia sudah berusaha untuk membuka matanya.

"Ke Hotel Fairmont, ada acara nikahan kenalan Bapak, nanti Bapak juga bayar zakat di istana negara, lanjut terakhir balik ke kantor ada Rapat di Kemhan." Jelas Mayted yang tetap duduk berhadapan dengan Vanessa.

"Aku harus pake baju apa? Harus bawa dua baju?" Vanessa kini sudah sepenuhnya sadar.

"Terserah kamu mbak, setelah dari kondangan nggak mau ikut juga nggak papa." Jawab Mayted.

"Aku ngikut Pak Teddy." Sahutnya.

"Loh kok ikut saya?" Mayted mengernyit bingung.

"Iya biar aku nggak bingung. Bapak bawa baju berapa?" Tanya Vanessa dengan muka bantalnya itu sangat terlihat menggemaskan di mata Mayted.

"Saya cuma bawa baju satu mbak, pakaian dinas saya. Saya harus pake baju dinas kalo Bapak ke istana." Ujarnya lembut.

"Yaudah aku juga bawa dua berarti." Vanessa beranjak dari tempat tidurnya dan langsung masuk ke kamar mandi.

"Mau saya bantu pilihin tidak?" Tanya Mayted.

Vanessa menggeleng.

"'Ati udah siap siap?" Tanya Vanessa.

"Sudah, Mbak Ati lagi makeup." Jawabnya lagi.

"Yaudah Pak Teddy keluar, aku mau mandi." Ucapnya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Mayted mengangguk paham lalu keluar dari kamar Vanessa dan tidak lupa menutup pintunya.

"Berantem lagi, Pak?" Tanya Bintang ketika melihat Mayted turun.

"Nggak mas aman. Walaupun tetap ada cekcok." Mayted bergabung duduk dengan Bapak, cucunya, dan para ajudan di ruang tengah.

"Pasti lama ini nungguin duo princess makeup." Celetuk Habib.

"Namanya juga cewek mas." Ucap Lino sambil tertawa.

"Nikahan siapa, Kek?" Tanya Bintang di sela sela sarapan mereka.

Habib dan Bintang kompak mengenakan stelan jas yang sewarna. Mereka lanjut main ml sambil menunggu dua sepupunya yang masih sibuk bersiap siap. Mereka sudah bosan sebenarnya, daripada mereka menyeret kedua gadis itu karena terlalu lama, lebih baik mereka mabar ml dulu satu game.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang