38

2.3K 202 24
                                    

Sahur kali ini jangan tanya betapa kagetnya Vanessa karena ketika turun dan bergabung bersama yang lainnya untuk sahur, ia melihat Mas-nya itu bergabung bersama Kakeknya, Mas Rizky, Mas Rajif, Mas Agung, dan trio kembar di meja makan. Yang membuatnya kaget adalah Mas-nya itu menggunakan pakaian rumah santai. Bukankah dirinya bilang semalam pulang ke rumahnya?

Vanessa juga kali ini dibangunkan oleh Mas Lino, ternyata adc Kakek yang satu itu tidak tidur dan tetap melanjutkan drakor yang mereka tonton semalam di ruang tengah. Berbeda dengan Vanessa yang hanya sanggup setengah episode dan akhirnya dipindahkan oleh Mas Lino ke kamar.

Vanessa berusaha menutupi rasa kagetnya, sepertinya baru kali ini Mayted bergabung sahur di Hambalang, karena semalam apapun selesai kegiatan Kakeknya, Mas-nya itu akan selalu pulang. 

Vanessa menarik kursi disebelah Mas Rajif, ia langsung duduk tanpa mempedulikan Mayted yang sesekali mencuri pandang ke arahnya.

"Nes, lo nggak salah pake piyama pendek disini?" Heran Ati, bahkan saat ini saja Hambalang sangat dingin membeku, AC saja tidak ada yang dihidupin.

Setelah berhasil mengumpulkan nyawa, ia langsung tersadar. "Lah iya ya dingin banget anjir."

"Lo error banget deh? Segila itu koas ya? Gue takut banget asli." Di meja makan itu hanya duo perempuan itu yang berceloteh.

"Lo berdoa aja jangan sampai dapat stase 1 forensik. Gue aja heran bisa survive anjir, serem deh pokoknya." Vanessa bergidik ngeri.

"Lo udah dapat bocoran belum di rumah sakit mana?" Tanya Vanessa, ia langsung menyuapi dirinya sendiri.

Ati menggeleng. "Gue berharap nggak jauh dari rumah."

"Percuma mau deket apa nggak, kalo stase berat lo nggak akan bisa pulang." Vanessa tiba tiba menguap.

"Mbak, ngantuk banget ya?" Tanya Mas Agung. Laki laki itu sesekali menciduk Vanessa menguap berkali kali.

"Iya mas, kacau banget tidur aku di rumah sakit. Aku pernah nggak tidur 4 hari. Mau balas dendam aku buat hibernasi." Ucap Vanessa.

Semuanya tertawa mendengar Vanessa.

"Makan yang banyak mbak, kelihatan kurus kamu." Ucap Mas Rizky.

"Kamu ada sahur nggak selama disana?" Tanya Kakek ikut nimbrung.

"Jarang, kayaknya bisa dihitung jari." Balas gadis itu.

"Loh kenapa?" Tanya Kakek heran.

"Ya mau gimana? Aku kadang pembedahannya tengah malem, bahkan mayat yang dateng aja bisa lebih dari 2, kadang selesai baru jam 6 pagi. Bahkan pernah dari jam 9 malam baru selesai jam 9 pagi. Ngeri kan? Gimana aku mau sahur? Kalopun bisa sahur aku nggak bisa juga, setelah liat mayat hancur gitu aja aku nggak nafsu makan. Bahkan bisa mandi dan buka puasa beberapa menit aja bersyukur, ini baru mau ambil handuk atau baru aja makan satu kurma, aku udah dipanggil. RSCM tuh rame terus perasaan. Pokoknya ngeri deh stase forensik." Oceh gadis itu.

"Nes, jangan nakutin gue." Ati tiba tiba merinding.

"Ya lo liat aja keadaan gue sekarang. Gue makan ini aja masih kebayang mayat mayat yang gue bedah, yang gue visum." Vanessa jadi tak berselera lagi.

Disebrang tepat di sebelah Mas Bintang, Mayted hanya terus memperhatikan dan mendengar gadisnya itu bercerita. Sepertinya kemarin sudah banyak cerita yang ingin gadisnya itu ceritakan kepadanya. Tapi Mayted justru memperkeruh suasana. Seharusnya gadis itu menceritakan semua keluh kesah dan rasa khawatirnya kepadanya tapi karena dirinya sendiri Vanessa memilih untuk memendam semua sendirian.

"Stase selanjutnya apa?" Tanya Habib tiba tiba.

"Bedah." Ucap gadis itu.

"Wah gila Nes lo apes apa gimana? Kerjaan lo kalo nggak di igd ya di ruang operasi. Makin nggak bisa pulang." Tanya Ati kaget.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now