57

1.7K 214 28
                                    

"Lo udah lihat belum?" Tanya Ati yang tiba tiba masuk ke kamarnya.

"Lihat apaan?" Tanya Vanessa dengan raut wajah kebingungan. Gadis itu tengah menganalisis video operasi kemarin bersama dokter konsulennya yang nanti akan dipresentasikan didepan beberapa dokter konsulen lainnya besok.

Ati langsung duduk disebelahnya. "Lo sama Pak Teddy aman sentosa kan?"

"Bisa jadi? Chat gue belum dibalas dari tiga hari yang lalu." Cuek Vanessa, kalau tentang Mas, ia sudah tidak mau mengambil ribet, lagian dua bulan lagi Mas juga pulang. Percuma dia harus mengomel dan merajuk karena tidak akan mempan juga.

"Demi apa?" Ati justru yang terkejut.

"Kenapa sih? Lo kalau mau ganggu gue keluar deh, gue pusing nih sama stase terakhir gue, penyakit dalam nih, gue mau jungkir balik dan terjun bebas rasanya. Susah banget operasinya kemaren, mana besok gue presentasi lagi." Omel Vanessa karena beberapa minggu belakangan ini yang berkutat dengan beberapa tugas, laporan, dan semuanya harus dianalisa dalam waktu yang bersamaan.

"Yaudah deh nanti aja." Baru aja Ati beranjak dari kamarnya, Vanessa menahan tangannya.

"Sebutin sekarang ada apa? Kenapa nanya hubungan gue sama Mas? Cepet gue mau belajar!" Sergah Vanessa, sepertinya memang sepupunya ini lagi difase stress akut.

"Nggak jadi, nanti aja setelah lo selesai belajar." Kata Ati.

"Mbak, jangan bertele tele, buruan." Ucap Vanessa cepat.

"Mas lo udah mulai banyak waktu sebelum pulang apa gimana? Kok fyp gue berterbaran beliau jalan sama cewek?" Ati menunjukkan video yang cukup jauh dengan kualitas kurang bagus.

"Katanya sih emang udah nggak sehectic biasanya, Mas dua bulan lagi deh kalau nggak salah udah selesai pendidikannya. Gue nggak tahu tanggal pulang pastinya kapan. Ini siapa?" Ucap Vanessa yang diakhiri dengan tanda tanya.

"Ya gue nggak tahu, makanya gue nyamperin lo. Gue pikir lo tahu." Ujar Ati.

"Nggak tahu deh, mbak. Mau Mas jalan sama temannya, mantannya, mau jalan sama simpenannya nggak peduli gue sekarang. Koas gue seminggu lagi selesai dan gue bulan depannya langsung UKMPPD. Mati gue kalau nggak lulus ujian profesi dokter tahun ini. Bisa mati gue." Ucap Vanessa dengan sedikit tertekan.

Jauh sebelum Vanessa menerima Mas sebagai pacarnya, Bapak memberikan syarat jika ia ingin menjalin hubungan lebih serius dengan mantan ajudannya dulu, Vanessa harus bisa lulus UKMPPD dalam sekali percobaan. Jika ia gagal, Bapak tidak akan memberi restu karena berarti kegagalan Vanessa dikarenakan Mayor Teddy.

Apapun yang Mas lakukan diluar sana, Vanessa tidak ingin melibatkan rasa penasaran dan rasa kesalnya ke tujuan utamanya saat ini. Diluar persyaratannya untuk bisa mendapat restu Kakeknya 100%, siapa juga yang mau gagal ujian profesi dokter yang hanya diadakan dua tahun sekali? Jika ia gagal, ia harus menunggu enam sampai delapan bulan lamannya dan itu tidak bisa Vanessa bayangkan.

"Nes." Panggil Ati yang melihat Vanessa kembali fokus dengan layar macbooknya, mata sepupunya itu sudah kelewat lelah dan kantung matanya yang semakin menjadi jadi.

"Hm?" Gumam Vanessa pelan.

"Beneran nggak papa?" Tanya Ati memastikan.

"Mungkin sekarang nggak papa, nggak tahu deh nanti malam gue bakal kibarin bendera perang ke Mas atau nggak. Gue mau selesain ini dulu." Sahut Vanessa tanpa menatap Ati, seakan akan setiap detik video operasi yang sulit baginya itu sangat penting.

"Yaudah gue tinggal ya, lo kalau mau makan langsung turun aja. Ada udang cabe merah tuh." Ucap Ati.

"Kakek udah pulang?" Tanya Vanessa.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now