8

2.4K 146 3
                                    

Semua keluarga dan para ajudan, adc maupun sekpri Bapak tengah berkumpul di ruang tengah. Kira kira lebih dari 20 orang disini yang ikut berunding sebelum berangkat ke kampanye akbar di GBK. Semuanya sudah berada disana, kecuali si princess yang lagi lagi bangun telat karena nggak bisa tidur. Alasannya karena ia takut dengan hari ini, ketika Mayted mengetahui alasannya laki laki itu hanya menghela napasnya lelah melihat tingkah aneh bin nyata Vanessa.

"Bener bener kayak siput!" Mayted meledek Vanessa didepan semuanya, termasuk Bundanya yang sudah datang tadi subuh. Semuanya tertawa, tak ada yang berani melerai mereka berdua, termasuk Bapak sendiri.

"Masih kayak Tom & Jerry?" Tanya Bundanya meledek.

"Rese bun Pak Teddy tuh, kayaknya yang aku lakuin atau yang aku kerjain salah terus dimata beliau!" Vanessa sangat kesal, bagaimana tidak? Laki laki itu jam 4 subuh sudah menggedor gedor pintu kamarnya, membangunkannya dengan berisik tanpa perasaan, memaksanya bangun karena semuanya sudah bersiap siap sibuk untuk mengurus diri masing masing.

Bagi Mayted, hal itu tidak mungkin terjadi dengan Vanessa. Membayangkan gadis itu bangun pagi adalah sebuah kemustahilan. Perempuan yang super lelet dan suka menunda nunda itu harus bersiap lebih awal jika tidak terjadi kegaduhan yang lebih mengerikan.

"Kamu bangunnya lama banget, mbak!" Ujar Mayted yang sudah siap dengan pakaiannya yang serba hitam.

"Astagfirullah Pak Teddy, kampanye Kakek aja tuh jam 2 siang tahu! Masih lama banget?! Bahkan aku bangun jam 10 pun masih kekejar ke GBK! Ini ngapain coba jam 7 pagi udah pada ngumpul disini sih?!" Vanessa mulai tantrum, ia kesal karena baru bisa tidur jam setengah 3 pagi.

"Vanessa Jasmine Aurora! Bunda nggak ngajarin kamu seperti ini ya! Pak Teddy itu jauh lebih tua daripada kamu, kalo ngomong yang sopan!" Kan kena lagi, kena lagi. Bisa bisanya Bundanya mempermalukan anaknya di hadapan seluruh ajudan Kakek.

"Lagian kan dari Kertanegara juga, kalo dari Hambalang aku nggak masalah tau!" Perdebatan itu masih saja berlangsung.

"GBK itu banyak orangnya, masanya banyak Mbak Vanessa! Untuk masuk ke dalam tribun saja masyarakat bisa berangkat pagi biar dapat tempat. Jangankan masuk ke dalam tribun. Untuk sampai dikawasan GBK saja bisa stuck sejam, Mbak Vanessa. Pasti ramai dan macet! Perkiraan datang saja bisa lebih dari 200.000 orang. Itu bisa saja membludak dari perkiraan kita! Makanya kemarin tuh disuruh ikut rapat rundown biar kamu juga tahu alasan kita harus pagi pagi sekali, ini malah lari keatas dengan alasan terima beres! Bikin ngaret aja!" Mayted menjelaskannya sedetail mungkin dari A-Z agar bocil didepannya ini tidak menyalahkan dirinya terus menerus dengan nada kesalnya.

Mayted tidak habis pikir bagaimana bisa ia dan Vanessa setiap pagi harus berantem, harus adu mulut, dan harus sabar menghadapi Vanessa yang tingkahnya terkadang diluar dugaannya.

"Udah Nes lo udah kalah telak, mending diem aja, soalnya yang dibilang Pak Teddy bener semua." Bisik Habib kepadanya.

"Bener bener bocil kematian." Bisik Rajif.

"Mbak Vanessa masih period nggak sih?" Tanya Agung.

"Anak tunggal emang gitu cuy. Apalagi cewe, SSH." Celetuk Rizky.

"Apa tuh bang?" Mereka saling melempar bisik.

"SUKA SUKA HATI."

"PFTTT!!!" Rajif, Rizky, Deril, Agung, dan Lino sontak menahan tawa walaupun tetap saja terdengar, semua perhatian yang tadinya ke pertengkaran Mayted dan Vanessa, kini beralih ke Biduan Hambalang.

"Pasti gibahin gue lagi." Gumam Vanessa kesal.

"Kita perlu ketemuan sama TKN, Nes. Kita harus ke rumah adiknya almarhum papi Kakek juga. Banyak rentetan acara, makanya dari pagi. Lo sih, semalam diajak rapat rundown malah lari ke atas." Bisik Ati menjelaskan.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang