"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?"
Disclaimer!⚠️
Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar.
Untuk readers baru, supaya nggak bingung, lebih baik baca dulu "The Qonsequences" baru ceri...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mayor Teddy menatap layar ponselnya dan melihat pesan dari Vanessa dengan ekspresi yang awalnya serius. Namun, saat ia membaca pesan itu, wajahnya tiba-tiba berubah. Matanya membelalak sejenak sebelum ia tidak bisa menahan tawa. Pesan dari Vanessa tampaknya sangat lucu karena gadis itu meledeknya.
Meskipun situasi di sekelilingnya mungkin tidak mendukung suasana ceria, tawa Mayor Teddy menunjukkan bahwa Vanessa berhasil membuatnya merasa lebih rileks dengan humor atau candaan dalam pesannya. Gelak tawa itu membangkitkan suasana hati yang lebih baik dan momen itu menjadi cermin bagaimana kekuatan humor bisa meredakan ketegangan meskipun hanya sejenak.
"Vanessa pulang jam berapa, Ted?" Tanya Bapak yang sudah keluar dari ruangannya.
"Belum tahu, Pak, nanti saya dikabari, Mbak Vanessa lagi di Senayan City ngerjain skripsi sama teman-temannya." Jawab Mayor Teddy.
"Oke kalau gitu, tolong jaga cucuku ya, Ted. Pulang ke Hambalang, kan?" Tanya Bapak lagi.
"Iya, Pak, kayaknya karena trio kembar nggak ada yang pulang, jadi Mbak Vanessa memutuskan ikut Bapak ke Hambalang." Sahut Mayor Teddy.
"Ya sudah, saya tunggu di rumah ya kalian berdua." Setelahnya, Bapak pulang terlebih dahulu dengan Rizky dan Rajif, serta para ADC lainnya yang akan mengawal Bapak seperti biasa.