118

1.7K 203 18
                                    

Setelah menghabiskan waktu weekend bersama istrinya di pasar malam GBK, Mas dan Vanessa langsung buru-buru untuk pulang karena harus menghadiri acara ulang tahun Pandurilastaka (Akmil 2011). Mas dengan kemeja lengan pendek dan celana hitamnya sedangkan Vanessa dengan dress putih mengikuti dresscode ibu persit di acara suaminya itu.

Seperti yang dikatakan oleh Mas, jarak dari rumah ke tempat acara tersebut tidak begitu jauh walaupun harus memakan waktu setengah jam karena kemacetan di malam minggu.

Setelah melewati kemacetan yang hampir membuat mereka telat, akhirnya Mas dan Vanessa tiba di tempat acara yang sepertinya sudah berlangsung. Mereka terlambat beberapa menit karena terlihat isi gedung tersebut sudah sangat ramai.

Tadinya, mereka pikir mengajak Rafa, Naira, dan juga Kai. Tapi mereka memutuskan untuk tidak mengajak anak-anak mereka karena akan semakin terlambat karena harus menjemput ketiga anaknya di Bekasi walaupun Naira sempat mengomel kesal karena anak perempuan Mas dan Vanessa ingin ikut ke acara itu.

"Udah belum?" Tanya Mas kepada Vanessa ketika mereka sudah memarkirkan mobil di basement gedung.

"Bentar Mas sebentar." Vanessa masih sibuk makeup karena tidak sempat di rumah.

Mas menyalakan lampu kecil di dalam mobil mereka agar Vanessa bisa leluasa menggunakan makeup.

"Banyak banget step-stepnya." Mas tertawa kecil.

"Ini sih makeup seadanya aja."

"Hati-hati kena dress putih kamu, jangan sembarangan gitu letakkin perintilan makeupnya. Masa letakkin di atas baju sih sayang." Mas merapikan beberapa perintilan makeup istrinya dan memasukkannya kembali ke makeup pouch.

"Takut makin telat, Mas." Vanessa terlihat buru-buru sekali.

"Udah santai aja sayang, Mas tungguin." Mas menenangkannya.

"Cantik nggak? Ada yang kurang?" Tanya Vanessa setelah selesai makeup.

"Cantik, sempurna." Puji Mas dengan kagumnya.

"Eyeliner aku seimbang nggak? Coba perhatiin." Tanya Vanessa serius.

"Seimbang sayang." Mas menyelipkan anak rambut Vanessa ke belakang daun telinganya.

"Mas serius perhatiinnya, jangan langsung ngomong seimbang gitu. Kalo miring kan aku malu." Rengek Vanessa.

"Serius sayang, beneran." Mas juga menjawab dengan serius.

"Udah cantik paripurna istri Mas ini. Mas jadi salah tingkah lihat kamu." Mas menangkup kedua pipi Vanessa.

"Ih jangan disentuh, nanti hilang makeupnya!" Vanessa langsung protes.

Mas tertawa pelan, sesaat ia memperhatikan Vanessa. Seperti ada yang menjanggal di benaknya, Mas melihat rambut Vanessa sedikit tidak rapi. Ia membenarkannya dan merapikannya pelan-pelan. Vanessa hanya diam saja melihat pergerakan suaminya. Berkali-kali Mas perhatikan dan ngecek kembali.

"Nah udah, cantik banget ya." Puji Mas lagi.

"Cantik level berapa?" Tanya Vanessa.

"Level maksimal. Secantik itu, sunset aja kalah cantik dan kalah indah dari kamu." Jawab Mas.

Vanessa mengatup bibirnya menahan salah tingkah. Mas selalu juara dalam semua bentuk love language. Ada lima love language di dunia ini, dan Mas menguasai kelima-limanya, Mas mengambil semua love language tersebut.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang