117

1.9K 215 42
                                    

"Sayang." Panggil Mas tiba-tiba masuk ke rumah setelah memarkirkan mobilnya di halaman depan.

"Loh Mas, tumben pulang?" Tanya Vanessa yang datang dari kamar.

Mas menghela napasnya sambil cemberut ketika mendengar ucapan istrinya. Laki-laki berpangkat Brigjen dengan pakaian loreng-lorengnya itu langsung mengejar istrinya dan memeluk tubuh mungil itu dengan badan kekarnya, seolah-olah Mas mengunci Vanessa agar tidak kabur kemana pun.

Sedangkan Vanessa tentu tidak bisa melarikan diri karena terkejut melihat Mas yang tiba-tiba berlari dan memeluk tubuhnya hingga ia sangat sesak saat ini.

"WOI LEPAS!! MATI AKU NGGAK BISA NAPAS!" Teriak Vanessa dengan sangat kencang.

"Sopan ya nanya ke suaminya tumben pulang gitu?" Tanya Mas dengan gemasnya, bahkan Vanessa diserang kecupan kilat berkali-kali dari Mas. Semua wajah dan lehernya tak dilewatkan oleh Mas sedikitpun.

"Mas geli banget MAS!!!!" Vanessa berusaha menghindar namun apa daya karena sampai kapanpun ia tidak bisa melawan tenaga suaminya itu.

"Jawab dulu." Mas tertawa melihat istrinya yang berusaha menghindar.

"STOP!!" Ucap Vanessa dengan tertawa sambil menutup mulut Mas agar berhenti mengecupnya hingga Mas sedikit melotot karena Vanessa menghentikannya.

Bukannya berhenti, Mas justru mengecup telapak tangan istrinya.

"Dodol ah, malah ngelunjak." Cibir Vanessa yang akhirnya melepas tangannya.

"Kenapa nanya gitu? Nggak suka Mas pulang? Iya? Gitu? Jadi kamu nggak kangen? Yaudah Mas nggak usah pulang kesini deh, pulang ke rumah dinas aja." Sahut Mas dengan drama merajuknya.

"Ada aja dramanya Bapak satu ini heran." Vanessa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya Allah jawab sayang. Dari tadi nggak dijawab-jawab?" Mas protes besar.

"Iya aku nanya doang ya Allah, Mas. Biasanya kamu kan emang jarang pulang, makanya aku nanya tumben. Salah aku nanya ya?" Tanya Vanessa yang kini duduk di sofa ruang keluarga.

"Iya, Mas sedih. Rasanya kayak nggak dicintai lagi." Ucap Mas dengan dramanya.

"Dramatic husband banget." Ledek Vanessa dengan puas.

"Malam mingguan yuk, sayang?" Ajak Mas tiba-tiba yang kini duduk mendekat.

"Berdua aja?" Tanya Vanessa.

"Iya kita berdua aja lah. Anak-anak juga lagi di rumah Mama sama Papa, nanti malamnya baru kita jemput mereka dan langsung otw Hambalang." Sahut Mas yang sedari tadi betah sekali menatap istrinya yang hanya memakain daster lucu. Vanessa sangat menggemaskan jika memakai daster karena badannya terlihat sangat mungil.

"Ayo lah pacaran sayang. Bosen di rumah." Ajak Mas lagi.

"Mau kemana emangnya? Kamu tahu mau kemana?" Vanessa menaikkan kedua kakinya dan menyilangkannya.

"Mas ada acara juga, ulang tahun Pandurilastaka, Akmil 2011. Tapi sebelum kesana kita malming dulu."

"Oh iya aku baru ingat loh, pantesan grup persit heboh banget dari pagi. Tapi aku nggak baca karena pagi sampai siang tadi ada operasi. Pulang ke rumah langsung tidur, capek." Ucap Vanessa setelah mengingat kembali.

"Capek banget ya sayangnya Mas?" Mas menyelipkan rambut Vanessa ke belakang telinga.

"Sini deh mendekat." Mas menarik Vanessa pelan, laki-laki itu membawa Vanessa ke pelukannya.

"Nyaman banget." Ucap Vanessa sambil menghela napasnya.

"Kamu juga capek ya hari ini?" Tanya Vanessa sambil melingkarkan tangannya dipinggang dan perut Mas.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now