73

1.8K 240 15
                                    

Pukul dua malam, Vanessa terbangun karena tangisan kedua anak kembarnya. Sudah berhari hari ia sering terbangun tengah malam karena kedua anaknya selalu menangis. Rafa dan Naira selalu bergantian menangis. Perempuan dengan darah rendah itu selalu pusing jika tiba tiba terbangun dan mencoba menyusui mereka berdua ditengah rasa kantuk dan nyeri jahitan bekas operasi sesar yang ia jalani seminggu yang lalu.

Vanessa tidak punya pilihan selain terus berusaha untuk memberikan kebutuhan anaknya karena bayi yang baru lahir butuh disusui setiap 2 hingga 4 jam sekali.

Mas yang mendengar suara berisik dan tangisan anak kembarnya itu juga terbangun dan segera bangun mengikuti Vanessa yang sudah menyusui Rafa sedangkan Naira tetap rewel dan selalu menolak ketika Vanessa ingin menyusuinya juga.

"Mas tolong tenangin Naira dulu." Ucap Vanessa yang sedang menyusui Rafa. Beberapa menit setelahnya Rafa sudah tenang dan Vanessa kembali meniduri Rafa di baby box.

"Naira kenapa ya?" Pikir Vanessa yang tidak bisa ia pecahkan. Mas yang sudah berusaha menenangkan anak perempuannya itu juga tidak berhasil. Yang ada Naira semakin menangis keras.

"Mas, bawa Naira keluar dulu yuk? Takut Rafa ikutan nangis, anak kembar ikatan batinnya selalu kuat. Aku pusing kalau Rafa jadi ikutan nangis lagi." Ucap Vanessa, Mas mengangguk paham dan menggendong Naira keluar kamar msreka yang masih terus menangis.

"Kayaknya popoknya basah sayang. Mungkin penuh." Tebak Mas, karena anak perempuannya itu menolak ketika istrinya itu ingin memberikan ASI.

Vanessa mengecek dengan telaten, dibantu oleh Mas yang tidak pantang menyerah menenangkan Naira.

"Nggak penuh, Mas. Kenapa ya?" Vanessa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aduh sayang, kamu kenapa?" Ucap Vanessa yang agak pusing melihat rewelnya Naira yang tidak kunjung berhenti.

"Mas udah mengatur pencahayaan ruangan di kamar juga, kayaknya nggak mungkin karena gangguan cahaya terang. Kalau itu alasannya seharusnya Rafa juga rewel." Ucap Mas yang terus memikirkan penyebab Naira masih belum berhenti menangis.

"Kayaknya dia nggak nyaman sama tidurnya." Sahut Vanessa.

"Atau jangan jangan Kolik ya?" Gumam Vanessa.

Kolik merupakan tangisan atau kerewelan yang sering, berkepanjangan, dan intens pada bayi yang sehat. Saat mengalami kolik, bayi akan menangis tanpa alasan yang jelas, tidak terlihat menunjukkan rasa lapar atau perlu mengganti popok.

Penyebab utama kolik yaitu adanya gas atau udara pada sistem pencernaan bayi yang belum berkembang sempurna.

"Sini sayang, gantian. Biar Mas gendong dan menepuk punggungnya pelan. Kasihan kamu udah ngurus Rafa tadi." Vanessa menyerahkan Naira yang dibedong dengan benar itu kepada Mas.

Mas dengan pelan menepuk punggung anak perempuannya dan mencoba memiringkan tubuh mungil itu. Sesekali ia mengajak Naira berbicara agar anaknya bisa merasakan kehangatannya kembali.

"Naira sayang, jangan nangis ya anak cantik." Ucap Mas dengan pelan.

Vanessa disela rasa kantuk dan lelahnya itu tertawa pelan melihat Mas yang sangat bersemangat membantunya mengurus anak mereka dengan telaten. Padahal nanti beberapa hari lagi suaminya itu harus kembali bekerja setelah diberi cuti satu minggu oleh Kakeknya. Ia yakin Mas akan mengantuk diwaktu kerjanya nanti. Tapi Mas tidak mempermasalahkan itu dan selalu mengatakan kita harus sama sama mengurus si kembar.

Justru setelah Vanessa keluar rumah sakit, Mas yang lebih banyak mengurus kembar. Kadang ditengah malam itu Mas yang sering dulu terbangun dan mencoba menangkannya kedua anaknya tanpa membangunkan Vanessa. Ia mencoba berusaha sendirian selagi masih bisa ia atasi, jika memang anaknya sangat kelaparan, baru Mas mencoba membangunkan Vanessa pelan pelan.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now