82

1.9K 222 40
                                    

Benar kata orang, Jeju punya tempat tersendiri di hati masing masing. Sebuah pulau yang berada di semenanjung Korea ini ternyata menjadi salah satu kota terpadat di Korea Selatan Tempat ini dikenal dengan keindahan alam yang luar biasa, terutama pegunungan dan juga pantainya.

Selama menuju rumah Kakek dan Neneknya, Vanessa tidak pernah bosan selama perjalanan. Begitu juga dengan Rafa dan Naira yang begitu senang ketika melihat laut serta ombak besar yang menghantam bibir pantai.

Sejujurnya selama hidup, ini pertama kalinya Vanessa pulang kampung ke Korea. Baru pertama kali ia mengunjungi rumah Kakek dan Neneknya disini, biasanya Vanessa hanya sering pulang kampung ke Bayuwangi ketika orang tuanya masih bersama, kampung Nenek dari pihak Ayah.

Namun, setelah beberapa tahun perceraian orang tuanya, Kakek dan Nenek dari pihak Ayah memilih tinggal di Korea Selatan karena selama ini Kakek menuruti kemauan istrinya untuk tinggal di Indonesia karena istrinya itu ingin dekat dengan menantunya. Tapi setelah anaknya bercerai dengan mantan istrinya, tidak ada alasan lagi untuk tetap di Indonesia walaupun awal kehidupan Nenek ada di Bayuwangi, ia harus mengikuti suaminya.

Vanessa gugup, karena bisa dibilang ini pertama kalinya ia akan bertemu beberapa sepupunya dari pihak Ayah. Selama ini Vanessa juga hanya dekat dengan sepupu sepupunya di garis keturunan Bapak karena Vanessa tidak pernah didekatkan dengan keluarga Ayah walaupun kedua orang tuanya bercerai.

"Kenapa sayang?" Tanya Mas yang menyadari gerak gerik istrinya itu, seperti biasa yang selalu mengopek ngopek kulit jari tangannya.

"Aneh nggak sih aku gugup?" Tanya Vanessa.

"Hal yang wajar, kamu juga baru pertama kali kan? Nggak usah takut, ada Mas sama anak anak, ada Ayah juga." Mas menenangkan istrinya itu.

"Lagian ada Kakek dan Nenek. Kamu dulu sering ketemu dan sering main sama mereka kan?" Tanya Mas.

"Iya sih, tapi itu kan waktu aku masih smp, Mas. Udah lama banget. Nggak mungkin mereka lupa sama aku kan?" Tanya Vanessa lagi.

Mas tertawa, lucu sekali ekspresi istrinya ini kalau sedang gugup dan panik. "Vanessa, Kakek dan Nenek aja datang ke pernikahan kita, masa iya lupa."

"Bahkan kata Ayah, mereka kangen sama kamu. Udah nggak usah khawatir. Lihat deh Rafa dan Naira, mereka aja excited banget." Ucap Mas dengan lembutnya.

"Lucu banget kalian berdua, couplean gitu bajunya." Mas salah fokus dengan outfit Vanessa dan Naira. Kedua perempuan di hidupnya itu sangat kompak sekali.

"HAHAHA LUCU KAN?! Mas tahu nggak? Impian aku dulu itu pengen punya baju couple sama anak perempuan aku. Aku nggak sabar nunggu Naira besar, biar kemana mana bisa sama dia. Ngemall, shopping, pergi ke salon, atau jalan jalan ke luar negeri sebelum Naira nanti makin sibuk sama kehidupannya." Mas tidak bisa menyembunyikan senyumannya itu ketika mendengar Vanessa bercerita.

"Mas sama Rafa ditinggal?" Tanya Mas dengan akting sedihnya.

"Ya nggak gitu juga. Girls time, sayang." Vanessa memperjelas maksudnya.

"Mas nggak mau mereka cepat cepat besar, Mas nggak siap lihat mereka tumbuh besar dan ninggalin kita nanti." Mas mengelus puncak kepala Rafa yang hanya mendengar kedua orang tuanya bercerita sedangkan Naira, anak perempuan itu sibuk dengan boneka nemo yang tidak pernah ia lepas dari kemarin.

"Makanya aku mau nikmatin banyak waktu bareng mereka difase kehidupan kapan pun. Pokoknya selama aku masih hidup dan sehat, aku bakal selalu ada untuk mereka." Sahut Vanessa.

"Kamu semenjak jadi Ibu, dewasa banget ya? Mas aja kalah." Kata Mas dengan pujiannya.

"Iya juga ya, kamu semenjak nikah malah jadi clingy banget dan cemburu akut. Dikit dikit dipermasalahin." Tawa Vanessa.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now