Kejutan manis

226 8 0
                                    

"Berani menjalin hubungan, itu artinya harus saling mau mengerti. Begitulah cara cinta akan selalu memahami"

~~~~~~~~~

Pagiku disambut kicauan manis burung beo  peliharaan bapak. Barangkali dia sedang bermaksud menyampaikan "semangat Aisa, kamu cantik kalau lagi bahagia".

Aku menyantap hidangan buatan mamah. Tumis kangkung balacan dan omelet seafood. So yummi. Aku bahkan sempat berpikir aku harus lebih handal dari mamah. Aku harus pandai dalam segala urusan. Termasuk urusan rumah tangga seperti ini. Aku harus memastikan suamiku nanti tidak akan kelaparan, dan aku harus bisa membuat yakin siapapun mertuaku nanti agar mau melepaskan putranya dan menaruh kepercayaan bahwa mereka melepas bukan di tangan wanita yang salah.

Ha, jauh sekali imajinasiku.

"mamah, bapak, Aisa pamit dulu. Doakan semoga lancar menuntut ilmunya"

"Aamiin. Semoga ilmunya barokah ya mbak"

"Aamiin, assalamu'alaikum" aku mencium tangan Bapak dan ciuman khas ala aku untuk mamah adalah pipi kanan, pipi kiri, kening, dagu baru tangan. Diakhiri cubitan di hidungku dari mamah. Begitulah kehangatan keluarga kami.

🍁

Kalkukusku hari ini harus bisa aku taklukkan. Entah kenapa dan entah mengapa aku selalu menantang diriku sendiri dengan berujung perfect overall.

Bukan aku selalu menaruh target yang sempurna disetiap nilaiku. Tapi dengan seperti itu akan lebih memacu semangat belajarku. Aku pernah jatuh pada pelajaran Instrumentasi teori, dulu. Dan itu pula yang mengomporiku untuk aku mau memutar otak lebih keras.

🍁

Hari ini ada meetup OSIS. Kami akan segera menyeleksi kandidat-kandidat baru calon pengurus OSIS.

Itu artinya, sebentar lagi aku akan purna tugas. Dan, tugas baru terakhir menantiku. Laporan pertanggungjawaban tahunan untuk presentasi kepada pembina OSIS serta kepala sekolah.

Yang seperti ini akan sangat berat kalau aku mengerjakannya dalam satu waktu. Oleh karenanya, aku bersama rekan sekretaris kedua dan sekretaris umumku memulai job kami.

"organisasi kerohanian islam udah kumpul belum pertanggungjawabannya waktu idul fitri kemaren? sama yang non islam kegiatan makrab? tolong segera dikoordinir" ucapku memerintah sekretaris keduaku, Nindya.

"siap nyonya besar ke dua" sembari bercanda menjawabi ucapanku

Sudah biasa anak-anak OSIS memanggilku seperti itu. Nyonya besar pertama adalah sekretaris umum tentu saja. Katanya kami suka memerintah. Bagaimanapun, memang tugas kami seperti itu. Apalagi kalau sudah berurusan dengan proker dan laporan.

🍁

Langit tampak lebih gelap dari jam 5 sore biasanya. Aku rasa sekarang mendung. Aku cepat-cepat tancap gas bergegas pulang.

Belum juga sampai rumah, rupanya awan hitam sudah tidak mampu menahan air di dalamnya. Aku menerobos setiap rintik hujan dengan mantel pinkku, dingin.

Sesampainya di rumah ku ambil hot cocoa powder dan ku tuangkan air panas medidih di cangkir kecil. Aku mulai membuka ponselku.

7 panggilan tak terjawab
Cesar Farizki

"Sa, tadi malam nak Cesar nelpon mamah nyariin kamu. Kamunya mamah tengok udah tidur di antara buku-buku kamu"

"mamah serius? Cesar bilang apa aja sama mamah?"

"iyalah. Bilang macem-macem. Kerjaannya lagi banyak masalah. Ini tadi ada kurir ke sini. Ada paketan dari Kalimantan buat kamu" kata mamah sambil menyodorkan kotak coklat kepadaku.

deg

"mamah, Aisa mau nelpon Cesar dulu"

"cantik, ganti baju dulu gih!"

🍁

"halo, assalamu'alaikum" serobotku langsung memberi salam Cesar begitu tahu teleponku sudah diangkat yang bersangkutan.

"wa'alaikumsalam, tuan putri. Alhamdulillah, akhirnya ada kabar"

"nggak usah gombal, mas. Mas udah pulang belum? masuk kerja pagi kan? udah makan? sari kurmanya udah diminum?" Tanyaku menerocos.

"sudah, sweetheart. mas sudah di rumah. Adek nanya apa wawancara sih?" Tanyanya heran

"adek khawatir"

"ciye yang khawatirin mas. udah nggak ngambek, cantik? ngambek dong, ngambek" godanya

"enggak mas. adek nggak ngambek kok. Mas, adek minta maaf" kataku menyesal.

"dimaafin. mas juga minta maaf ya, sayang. kamu sehat?"

"alhamdulillah, adek sehat mas. mas ngirim apa sih?"

"apa coba? buka dong"

aku mengikuti perintah Cesar. Pelan-pelan aku membuka kotak coklat pemberiannya. Ada sebuah jilbab peach bunga-bunga yang sangat manis dan boneka kecil panda dengan selipan mawar biru imitasi.

Astaga ini kejutan yang sangat manis.

"mas nyogok adek ceritanya? biar nggak ngambek gitu?" Tuduhku

"cantik, sesibuk sibuknya mas, mas itu tetep inget sama adek. Sayang, kalau kamu nggak ada kabar itu bikin mas khawatir tau nggak? tolong ya, jangan ngambek lagi. mas susah kalau diambekin. nggak ada yang cerewetin mas"

Sejak kapan Cesar menjadi romantis begini? Dan, apa katanya? Aku tidak salah dengar kan? Kalimatnya benar-benar membuatku tersipu. Mungkin kalau aku mengaca, pipiku sudah semerah tomat saat ini.

"romantisnya" gumamku tersenyum.

Aku sering berpikir kalau Cesar itu bahkan tidak ada romantis-romantisnya.
Luang sekali dia mencarikanku hadiah seperti ini hanya karena dia takut dengan kengambekanku yang dikiranya akan berlarut. Aku jadi merasa bersalah. Pembicaraan kami berakhir hingga adzan maghrib mulai bersautan.

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now