Keterlaluan gemas

74 3 0
                                    

"Kita sendiripun tidak tahu kapan perbuatan kita bisa dianggap menjijikkan atau malah sebaliknya, menggemaskan"

~~~~~~~~

Aku memang sedang tidak sholat. Jadi aku sengaja tidak memasang alarm waktu subuh. Sam sudah lebih dulu sholat tadi. Sekarang sudah di sampingku kembali. Sam tersenyum ke arahku masih sambil meneliti setiap jengkal wajahku.

"Aisa" katanya serak membangunkanku. Tapi empunya tidak bangun dalam sekejap.

"Cantik, bangunlah" Katanya sedikit mengguncang lenganku.

Aku tersadar ada seseorang yang membangunkanku. Perlahan aku membuka mataku berat karena masih mengantuk.

"Hmm" gumamku masih belum sepenuhnya sadar.

"Bangunlah, cantik. apa kau sedang tidak sholat? Tidurmu kelihatan nyenyak sekali" ucapnya lembut sekali.

"Hmm" masih saja aku hanya bergumam menjawabnya.

"Hmm? Kau lelah ya?" Tanyanya.

"Aku sedang tidak sholat, Sam. Kau sejak kapan di sini? Kau mengagetkanku saja" kataku.

"Pantas saja tidurmu sangat lelap, cantik. Aku di sini sejak semalam. Aku kegerahan di sana, makanya aku ke sini yang lebih dekat dengan AC"

"HAH? Serius? A-aku tidak menyadarinya" kataku terlonjak kaget dan langsung duduk.

"Hei kau ini kenapa, tenang saja aku tidak macam-macam, cantik. Kau lihat sendiri bagaimana infus sialan ini menancap di tanganku, huh?" Tukasnya santai.

"Baiklah, aku akan bangun" Ucapku membenarkan jilbabku tapi masih belum mau turun dari ranjang. Malah aku kembali memejamkan mata di posisiku ini.

"Sejak kapan kau suka tidur begini?"  Kekehnya melihatku.

"Hmm.. iya aku akan bangun" ucapku masih menutup mataku.

"Kau ini lucu sekali, cantik. Bagaimana aku tidak menyukaimu kalau kau semenggemaskan ini huh? Benar-benar ingin ku bawa pulang ke rumahku" katanya sedikit tertawa dan merasa gemas.

Aku mendengarnya, tentu saja. Tanpa menjawab apapun, aku langsung turun dari ranjang mengambil pouchku dan bergerak ke kamar mandi. Sam masih tertawa tidak percaya melihatku.

🍁🍁🍁

Sam pov

Aisa tengah menungguiku. Dia aku minta untuk mendongengkan sebuah cerita. Belum habis ceritanya aku sudah tidur.

Jam 11 malam, aku merasa sangat gerah. Aku melihat di ranjang sebelah, Aisa tidur sangat tenang. Aku mendekatinya dan ikut merebahkan diri di sampingnya yang kosong. Kalau aku kecilkan lagi ACnya, aku takut dia yang malah akan kedinginan. Aku tahu dia paling tidak bisa menghadapi dingin berlebih sekalipun itu dari dingin AC. Badannya bisa alergi. Dia tidur sangat cantik. Aku tidak pernah puas memandangi wajahnya walaupun dari pandangan sedekat ini. Kalau Aisa sadar, pasti aku sudah dipukuli dari tadi.

Waktu subuh, aku sudah lebih dulu sholat. Aku melihat Aisa masih tetap tenang dengan tidurnya. Pelan-pelan sekali aku membangunkannya. Sejujurnya aku tidak tega mengganggunya, tapi ini sudah masuk waktu subuh.

"Cantik, bangunlah" kataku.

"Hmm" jawabnya menggumam. Lagi.

"Bangunlah, cantik. apa kau sedang tidak sholat? Tidurmu kelihatan nyenyak sekali"

"Hmm"

Dia hanya bergumam lagi menjawabi pertanyaanku. Aku sudah mulai terkekeh melihatnya. Dia ini habis melakukan apa? Tidurnya bisa nyenyak sekali seperti itu.

Sadar perlahan, dia mengatakan bahwa sedang tidak sholat. Ah, benar kan aku sudah mengganggu tidurnya.

Dia baru menyadari posisi kami. Aisa sempat syok dan aku langsung mencoba menjelaskan. Sepertinya dia tidak masalah. Sambil duduk, dia membenarkan posisi jilbabnya yang sebenarnya masih tampak rapi menurutku. Dia mengatakan akan bangun. Tapi lihat, dia duduk dan malah memejamkan matanya lagi seperti itu. Aku baru tahu kalau gadisku ini selain suka makan, suka tidur. Sekarang aku benar-benar terkekeh dibuatnya.

Lihat, dia bangun dan langsung menyambar pouch ke kamar mandi masih setengah tidur. Astaga gadis satu ini menggemaskan sekali. Benar-benar ingin kumiliki. Bagaimana tidak?

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now