Lamaran 2, Wedding

248 4 0
                                    

"Kisahku berakhir. Cintaku tidak. Rasanya hatiku mati. Perasaanku tidak"

~~~~~~~~

Cesar mulai bercerita. Tadi, sebelum memulai ceritanya, aku sudah diminta untuk menjadi pendengar yang baik. Aku baru tahu kenapa tadi Cesar sempat melenggang pergi ketika menerima telepon. Ternyata dari Sam.

"Kau tau tadi Sam masih gigih ingin merebutmu dariku?"

"Dia memang selalu berkata seperti itu, mas. Dia menakutkan sekali bukan?"

"Kau takut, sayang?"

"Bisa dibilang seperti itu. Adek benar-benar takut kehilangan mas"

Cesar melanjutkan ceritanya kembali.

Aku sekarang sudah paham. Sam dan Cesar sudah menemukan jalan untuk berdamai. Tapi ketakutanku masih belum menemukan ujung. Apa setelah ini, akan membuat perasaan Cesar berubah kepadaku?

"Jadi bagaimana dengan tawaranku tadi? Hmm?" Tanya Cesar membuyarkanku.

"Tawaran?"

"Menikah denganku?" Jawabnya santai

"Me-Menikah?" Aku kaget

"Menikah denganku supaya tidak ada yang merebutmu lagi"

"Aa-apa? Mas serius?"

"Sangat serius"

"Adek sudah banyak melukai mas. Apa mas yakin mengatakan itu? Mas sedang baik-baik saja?" Kataku memastikan

"Aisa, dengarkan mas. Sejak awal mas sangat percaya, kamu gadis yang sangat jujur. Kamu juga tidak pernah membohongi mas. Malah-malah mengatakan Sam mau merebutmu itu juga kau sendiri yang bilang kan?" Katanya mencubit hidungku

"Kau tau? Mas udah ketakutan kalau itu benar-benar terjadi. Adek ngomong seperti itu walaupun cuma di telpon sudah bikin mas galau, tau? Sakit hati mas sama kepolosanmu itu. Haha" kata Cesar menangkup pipiku. "Apalagi melihatmu berpelukan dengan Sam di resto kemarin. Tapi mas tau, adek tidak membalas perlakuan Sam. Kalau adek selingkuh, mas pasti udah tau dari awal kan? Kau gadis yang baik. Jadi bagaimana? Apa mas bisa memilikimu?" Lanjutnya.

Aku terdiam mencerna setiap ucapan Cesar. Dia benar-benar serius mengatakannya. Aku sangat terharu. Cesar benar-benar memahamiku.

"Cantik, kenapa menangis? Kamu belum menjawab mas lho" katanya memelukku.

"Apa tidak ada kalimat yang lebih romantis dari itu?" Kataku lemah

Cesar melepaskan pelukanku.

"Dengarkan ini baik-baik. Aisa Amarev Nela. Cesar Farizki sangat mencintaimu dan memintamu menjadi istrinya. Apa kamu bersedia mendampinginya?"

Aku benar-benar dibuat Cesar terbang seketika. Aku menutup mulut dengan tanganku. Masih belum percaya dengan semua ini. Sebelum akhirnya aku mengatakan "Iya mas, adek bersedia menjadi istri mas"

Ya Tuhan!

Cesar baru saja melamarku.

Aku merasakan tubuhku sudah berada dalam dekapannya. Tangisanku semakin pecah. Dia memelukku sangat erat. Sesekali mencium puncak kepalaku. Aku melihatnya sangat bahagia.

"Terimakasih untuk berjuang sejauh ini. Terimakasih sayang" katanya mengecup kepalaku kembali. Aku hanya dapat mengangguk dan masih menangis hebat.

"Jangan menangis. Jelek sekali hei?" Katanya mengelus pipiku

"Kau yang membuatku menangis seperti ini mas"

"Maafkan mas ya, dek. Maafkan mas"

"Maafin adek. Adek sangat mencintai mas. Kenapa pulang nggak bilang-bilang huh?"

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now