Pie floater

86 6 0
                                    

"Sering bercanda bisa menyamarkan 'keadaan yang sebenarnya'. Bukankah begitu?"

~~~~~~~~

Sam memintaku untuk menemaninya membelikan kado ulangtahun Mamanya. Dia menjemputku ke penthouse dan kami melaju ke salah satu pusat perbelanjaan di pusat kota. Rencananya, Sam akan membeli tas.

"This one?" Tanya Sam sambil mengangkat satu tas berwarna orange.

"Mm, what about this one?" Kataku kurang setuju dan menunjuk salah satu tas senada tapi berbeda warna, coklat.

"Mm??" Sam masih ragu dan aku juga seketika langsung jatuh hati melihat tas di etalase sebelahku berwarna krem.

"No, no! Not that one. Come here, Sam. This one is better. It's so pretty, right?" Kataku menunjuk tas yang aku maksudkan.

"Nice! Itu kelihatannya bagus. Pilihanmu memang tepat, aku tidak salah mengajakmu kan?" Katanya sambil mengedipkan mata.

"Dasar, genit! Aku memang jago memilih. Jangan salah" belaku.

"ingin aku belikan apa sebagai imbalanmu?" Kata Sam sambil menaik-naikkan kepalanya.

"Tidak perlu, Sam"

"Gadis baik! Aku menyukai gadis sepertimu" Sam berkata jujur.

"Tentu saja, aku kan memang baik. Banyak yang menyukaiku" ucapku percaya diri.

"Bagaimana kalau aku akan mengatakan yang lain? Aku... mencintaimu? Kau akan menjadi pacarku, begitu?" Kata Sam kembali

🍁🍁🍁

Sam Pov

Aku sangat bersyukur bisa semakin mengenal Aisa semakin jauh. Dia benar-benar gadis yang tulus. Dia baik dan polos. Gadis menyenangkan. Aku suka ketika dia bisa mengimbangi perkataanku dan berujung tertawa dengan percakapan kami. Sampai pada akhirnya aku mengatakan aku menyukainya. Tetap saja dia menganggapku bercanda. Padahal aku ini serius mulai menyukainya. Ralat, mencintainya. Dari dulu entah kapan.

🍁🍁🍁

"Bagaimana kalau aku akan mengatakan yang lain? Aku... mencintaimu? Kau akan menjadi pacarku, begitu?" Kata Sam kembali.

"Dasar laki-laki tidak tahu diri. Sudah minta ditemani membeli kado, malah minta jadi pacar. Apa itu?" Aku terkekeh nyaring tidak peduli dengan omongan Sam yang semakin mengawur.

"Aku serius"

"Aku juga serius, akan balik saja kalau kau masih lama sekali memutuskan jadi membeli yang mana. Aku lapar" kataku hampir putus asa.

"Baik, baik. Tahan dulu sebentar ya. Kita akan segera mencari makan setelah ini"

🍃🍃

Aku berencana membeli pie floater sore ini. Dengan santai aku melangkah ke kedai makanan di sepanjang jalanan dekat penthouseku. Namun, yang kujumpai hanyalan jajanan roti panggang dan daging kanguru. Kesal, dimana aku bisa mendapatkan pie floater seperti keinginanku. Rasanya aku ingin kembali saja ke penthouse dan tidur. Mungkin aku akan bisa lupa tentang  pie floater.

Aku berbalik arah menuju penthouse. Tiba-tiba ada motor besar yang berhenti tepat di sampingku. Aku menoleh mendapati Sam tersenyum memegang helm yang tadi dipakainya.

"Hei, nona. Kenapa mukamu sebal begitu?"

"Sam, kau lebih menyebalkan dengan menanyakan kondisiku sekarang" aku memanyunkan bibir dan memasukkan tanganku ke saku jaket.

"Aku baru saja datang dan kamu bilang aku menyebalkan. Dasar gadis tidak jelas" ucapnya.

Ya ampun coba lihat, bukankah dia yang tidak jelas? Kenapa tiba-tiba berhenti dan menanyaiku seperti itu.

"Aku sedang mencari pie floater tapi tidak ketemu"

"Coba lihat. Hanya karena pie floater mukamu jadi sekesal itu" Sam turun dari motornya mendekatiku

"Jangan kesal begitu, aku tau tempat dimana menjual pie floater terenak. Ayo naik" Sam sudah menarik tanganku dan menyuruhku untuk ikut dengannya.

"Be-benarkah? Apa aku tidak merepotkanmu?"

"Diamlah, kau tidak pernah merepotkanku, Sayang" kata Sam terdengar geli di telingaku.

Apa? Barusan dia memanggilku sayang? Apa-apaan dia ini?

"Berani sekali memanggilku sayang. Ingin ku timpuk dengan sepatu bootsku? Hah?" Ucapku menantang.

"Iya, Aisa. Maafkan aku. Tapi aku suka memanggilmu seperti itu. Terkesan sangat... mesra" jawab Sam bercanda sambil tertawa.

"Sam, kau mau kulaporkan ke pacarku? Ada seorang laki-laki sinting yang memanggil pacar orang dengan sebutan sayang seenaknya. Lalu kau akan dimutilasi karenanya" aku membalas asal.

Sebenarnya ini hanya ancaman. Cesar sangat penyabar dan lembut. Dia tidak bisa marah malahan. Aku sangat kenal pacarku. Mana mungkin malah akan memutulasi orang.

"Aku akan melawan sebelum dia memutilasiku. Lagian, gadis di belakangku ini juga tidak akan tega membiarkan aku dimutilasi. Jadi tenang saja" masih Sam bisa menjawab kata-kataku. Dan dia sangat menyebalkan, sangat!

"Kalau saja aku tidak benar-benar sedang pie floater sekarang, aku lebih baik turun dan pulang tidur saja. Mungkin itu lebih baik daripada harus mendengar ocehan tidak jelasmu"

"Aku akan merantaimu sebelum kau turun. Tidak akan kubiarkan pergi begitu saja, huh. Lagian kau ini ada-ada saja. Seperti orang sedang mengidam. Apa itu anakku? Ah, aku tentu senang sekali kalau kau mengidam karena mengandung anakku" Sam tertawa keras seakan puas dengan omongannya barusan.

Dia semakin menambah kecepatan motornya sampai aku menjerit karena kaget seperti akan terlempar.

"Dasar kurangajar. Aku takut. Laki-laki psikopat. Imajinasimu aneh. Lain kali aku akan jauh-jauh saja darimu. Kamu terlalu mengerikan, Sam"

Sam asyik mengemudikan motornya membawaku ke resto lumayan jauh dari penthouseku.

Dia memesankan aku pie floater, tepat sesuai dengan apa yang saat ini aku inginkan. Enak sekali. Ini pie yang sangat lembut.

"Ngomong-ngomong kamu tadi mau kemana? Kenapa lewat jalanan di tempat kamu menemuiku tadi?" Tanyaku ke Sam sambil menyantap lahap makanan di depanku.

Sam mengatakan bahwa tadinya dia berniat mengunjungi rumah Luke. Oh, aku ingat. Sam dan Luke memang berteman dekat. Tapi sekarang dia malah mengantarku membeli pie floater. Katanya tidak masalah karena urusannya tidak begitu penting, nanti Sam bisa mampir setelah kami kembali dari sini. Lagian ini masih sore.

"Mau dibungkus?" Tawar Sam

"Boleh, satu"

"Tunggu, aku akan memesankan lagi untukmu, sayang"

"Kau bilang sayang lagi, aku akan melemparmu dengan piring ini, Sam" aku bangga bisa berucap sepedas ucapan Nyla. Bahkan aku bisa membayangkan gayanya ketika mengucapkan kalimat seperti ini.

"Wow, kamu tidak beda dengan Nyla ya. Katamu tadi apa? Aku tidak boleh memanggilmu dengan sebutan apa?"

"Sayang.." kataku penuh penekanan dan melotot

"Aduh, manis sekali. Iya sayang" Sam tertawa dengan muka konyolnya dan beranjak ke konter.

Astaga laki-laki ini. Pusing sekali aku menanggapinya.

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now