Luke

85 6 0
                                    

"Sering kau merasa lucu tentang bagaimana cara seseorang memperlakukan dan membuatmu bahagia"

~~~~~~~~

Kami akan bersiap pergi. Nyla menuju mobilnya sambil masih membullyku.

"Selamat bersenang-senang. Sam, lakukan yang lebih dari itu. Gue dukung lo. Sa, terimakasih sup nya" Nyla sudah pergi melajukan kendaraannya.

🍃

Sekarang aku juga sudah duduk di dalam mobil Sam. Kami mendatangi rumah Luke. Sam dari tadi membujukku dan terus mengajakku mengobrol tapi tidak ku hiraukan. Biar saja dia mengomel seperti itu sendirian.

Jarak rumah Luke dan penthouse ku yang tidak jauh menbuat perjalan kami tidak lama. rumah Luke besar sekali. Mansion ini indah. Tidak kalah dengan milik Nyla dan Sam. Ya, waktu itu aku dan Nyla pernah mampir ke rumah Sam untuk mengantarkan pesanannya. Sam pernah menitip membeli barang dan disaat yang bersamaan, aku dan Nyla sedang berada tak jauh dari distrik tempat Sam. Nyla langsung saja memutar stir ke alamat Sam.

Sam berkeliling akan membukakan pintuku. Tapi aku sudah lebih dulu membukanya. Dia menghela nafas menyadari aku masih kesal dengannya. Aku berjalan mengekori Sam masuk ke rumah Luke. Dia ini tidak sopan, masuk rumah orang seenaknya saja langsung mengarah ke lantai dua, kamar Luke. Tapi mansion ini memang sepi. Aku hanya menemukan seorang ibu-ibu muda memakai seragam maid yang tadi sempat menyapa Sam. Sesering itukah Sam main ke mansion Luke, sampai maidnya saja sudah mengenal Sam.

"Bro, kau kenapa?" Sam masuk masih dengan memegangi tanganku. Tadi aku hampir tidak mau masuk. Aneh saja, perempuan masuk ke kamar teman laki-laki temannya. Tapi Sam membujukku terus-terusan. Toh katanya aku juga sudah mengenal Luke, kan kami berniat menjenguknya.

Luke terduduk di ranjangnya dengan perban di beberapa bagian tubuhnya. Di lengan kanan, kepala, dan lehernya.

"Kau tau? Aku kemarin menabrak minibus karena menyetir kurang fokus. Hampir saja aku meregang nyawa. Untung saja masih selamat. Eh, Aisa. Kau ikut?" jawab Luke dan menanyakan aku

"Iya, Sam tadi mengajakku. Lain kali kau harus lebih berhati-hati Luke" ucapku

"Tentu. Aku akan lebih berhati-hati lagi"

Sam dan Luke asyik mengobrol di ranjang Luke. Mereka tertawa membicarakan keledoran Luke sampai bisa kondisinya seperti ini. Rupanya Luke habis diputuskan kekasihnya. Kekasihnya mengira kalau Luke memiliki gadis lain, padahal gadis yang dituduhnya adalah sepupu Luke. Belum sempat Luke menjelaskan, kekasihnya sudah pergi. Luke yang berusaha mengejar kekasihnya malah menabrak minibus di pertigaan kota. Malang sekali. Aku sambil memainkan ponsel, berkirim pesan dengan Nyla. Akhirnya Nyla percaya bahwa kejadian di penthouse tadi murni ketidaksengajaan seperti pembelaanku.

"Kalian kenapa? Apa sedang bertengkar?" Tanya Luke menaruh curiga karena aku dan Sam tidak saling berucap apapun, lain dari hari biasanya. Jengah, aku hanya memutar kedua bola mataku.

Sam menjawab pertanyaan Luke dan selang beberapa lama ku dengar Luke cekikikan dan memanggilku. Pasti Sam sudah menceritakan Luke tentang kejadian tadi. Aku berani bertaruh.

"Sa, kalau dia macam-macam, panggil saja aku. Aku akan membalaskanmu. Kau minta aku berbuat apa untuk temanku yang kurangajar ini?" Kata Luke meembelaku. Luke ini laki-laki baik dan sopan. Dia membelaku sekarang.

"Tolong tonjok saja kepalanya. Kurasa otaknya bergeser banyak. Siapa tahu dengan kau menonjoknya, kelakuannya pikirannya akan aneh-aneh lagi" aku masih sewot.

"Lihatkan? Gadis itu memang anarkis sekali. Dia bahkan tadi akan mencincangku untuk masakan supnya" sela Sam

Jletak

Aku tertawa melihat Luke sudah menoyor kepala Sam. Setidaknya Luke melakukannya untukku.

"Makanya kau jangan suka macam-macam. Aisa tidak akan begitu kalau kau tidak menyebalkan dan memancingnya duluan. aku percaya Aisa, kalau kau ini memang menyebalkan sejauh aku mengenalmu. Dasar keras kepala"

Aku tertawa melihat tingkah mereka. Luke masih saja menoyor kepala Sam. Aku jadi merasa agak bersalah karena aduanku, Sam jadi dihakimi begini. Lihat muka bodoh Sam. Dia diam saja ketika Luke menjitaki kepalanya.

Kami berniat pamit pulang setelah beberapa waktu di sini. Luke masih harus istirahat. Aku ingat kalau aku masih ngambek ke Sam. Sam sama seperti tadi, masih mencoba mengajakku berbicara tapi tidak ku tanggapi.

"Bahkan Luke sudah menjitakku dan kau masih juga mendiamkanku?" Katanya.

Aku melirik sebentar dan kembali menatap pohon-pohon rindang di sampingku. Aku ingin tertawa mendengarnya, tapi kuurungkan karena sejujurnya aku masih agak sebal pada Sam.

Dan aku merasa lapar. Bagaimana tidak? Tadi aku yang memasak supku. Tapi dihabiskan begitu saja oleh Nyla. Aku seperti singa kelaparan sekarang.

"Ayolah, maafkan aku ya. Kan hanya bercanda dengan Nyla. Kau seperti tidak mengerti Nyla saja?" Kata Sam lagi.

Jelas aku mengetahui Nyla lah. Yang jadi teman dekatnya siapa? Tentu aku lebih mengenalnya daripada Sam. Memang gadis itu bar-bar. Omongannya seperti orang mabuk. Tapi dia tidak seperti itu. Apa-apaan Sam ini malah bertanya tidak jelas seperti itu.

"Ayolah" kalimat itu berulang terus menerus sampai entah berapa kali keluar dari mulutnya.

"Bagaimana pun aku masih sebal padamu, Sam. Diamlah dan bawa aku pulang sekarang. Aku lapar"

Gelak tawa Sam menyambut ucapanku barusan.

"Seharusnya aku sadar kalau gadisku ini terlalu kelaparan. Kau mau makan apa, sayang?" Katanya menggodaku terus-terusan

"Mulutmu seperti ingin kujahit"

"Biarkan saja, kau kan belum memaafkanku. Sekalian saja aku membuat kesal singa kelaparan di sampingku"

"Ayolah, aku benar-benar lapar saat ini. Bawa aku pulang, Sam"

"Tidak mau" katanya.

Tahu apa yang ingin kulakukan? Seperti aku ingin melompat dari mobil ini saat ini juga!

Bukannya membawaku pulang, Sam malah berputar-putar mengelilingi jalan di sepanjang sungai. Rasanya aku sudah lemas sekali. Aku butuh makan.

Mobil Sam berhenti di depan cafe di tikungan jalan yang kami lewati tadi. Aku masih berdiam dan manyun ketika Sam sudah turun duluan membukakan pintuku.

"Katanya laper? Ayo makan" bujuknya agar aku turun.

Aku masih berpikir bahwa aku masih sebal kepadanya. Seharusnya aku sudah di penthouse sekarang. Bukannya malah akan makan berdua seperti ini. Lama aku masih hanyut di pikiranku sampai akhirnya aku merasakan tubuhku sudah tidak lagi duduk di mobil Sam.

"Turunkan, turunkan aku Sam"

You Are My TreasureNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ