Welcome baby! TREASUE [END]

493 7 0
                                    

"Memilikimu adalah anugerah terindah di hidupku. Aku mungkin tidak baik, tapi kau yang selalu menganggapku baik dan selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Terimakasih untuk segala cinta yang kau berikan. Aku mencintaimu dan akan selalu seperti itu"
~~~~~~~~~~~

Cesar pov

Hari ini aku masuk kerja shift pagi. Baru 3 jam aku bekerja, aku mendapat telepon dari Aisa. Dia mengeluh merasakan perutnya sangat mulas. Sebenarnya sejak tadi malam tidurnya sudah sangat gelisah. Aku hampir tidak masuk kerja hari ini. Tapi seperti biasa, istriku itu memaksaku agar tetap masuk karena perkiraan hari kelahiran baby masih tiga hari lagi. Untung saja sejak sebulan lalu di rumah sudah ada Bi Ami dan Pak Ali, asisten rumah tangga serta satpam yang sengaja kusewa untuk membantu pekerjaan rumah sekaligus menjaga Aisa. Jadi aku tidak perlu khawatir Aisa sendirian apalagi menjelang hari persalinannya seperti ini.

Aku langsung mengarah ke rumah sakit masih dengan pakaian kerjaku lengkap.

Aku masuk salah satu ruangan yang sebelumnya memang sudah kami booking. Sengaja jauh-jauh hari aku memesannya untuk membuat nyaman istriku ketika menghadapi persalinan bayi kami.

Aku mendapati istriku tampak kelelahan menahan sakit. Aku sungguh tidak tega melihat Aisa yang merengek kesakitan seperti ini. Aku lantas memeluknya, menciumnya, memegang tangannya untuk memberikan kekuatan. Aku membiarkannya meremas lenganku sampai kemejaku kusut untuk menyalurkan rasa sakitnya.

"Mas, sudah telepon mamah?" Suaranya pelan sekali.

"Sudah sayang, nanti mamah, bapak, mama, dan papa akan terbang ke sini secepatnya"

Dia hanya mengangguk dan memelukku kembali. Aku mengelus bahunya pelan,  memijat lembut punggung bawahnya tanpa henti berharap dapat membuatnya nyaman dan mengucapkan kata-kata semangat dan bisikan-bisikan manis sebisaku.

Aku tetap disampingnya menemani perjuangannya melahirkan baby kami. Hingga akhirnya, aku sangat takjub ketika bayi kami lahir dengan sehat dan selamat tanpa kurang satu apapun. Kulihat Aisa menangis terharu, aku terus menciumnya tak kalah terharu dan meneteskan air mataku.

"Selamat bapak, ibu. Bayinya laki-laki dan sangat sehat" kata dokter memberikan bayi kami kepadaku.

"Terimakasih, dokter Miya" ucapku menerima baby kami ke tanganku. Dia tampak sangat kecil digendonganku seperti ini. Sesekali dia menggeliat di bedongnya.

"Assalamualaikum baby boy" kataku mengecup pipi bayi mungil kami. Aku segera mengadzani baby kami tepat di telinganya. Kulihat Aisa menangis di sampingku.

"kamu ganteng sekali" kataku masih menggendong bayi mungil tampan yang baru saja lahir ini.

"Sayang.. dia tampan sekali seperti papanya bukan?" Kataku menyerahkan si mungil ke mamanya.

"Anak mama dan papa tampan sekali. Kenapa dia sangat mirip denganmu mas?"

"Karena dia laki-laki, sayang. Jadi jelas mirip papanya yang ganteng tiada dua ini"

"Hish, pede sekali"

"Terimakasih sayang. Kamu sangat hebat. Jangan sebal begitu. Lihat matanya mirip denganmu. Bulu matanya lentik sepertimu" kataku mengecup istriku lama.

"Ya, ya. Semoga saja nanti baby tidak menyebalkan sepertimu ya mas. Hmm" jawabnya

"Apa aku semenyebalkan itu, sayang?"

"Tentu saja menyebalkan"

"Baiklah, berdoalah kalau begitu" ucapku mengalah.

"Mas, kita belum memikirkan nama untuk baby kita"

You Are My TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang