Insiden di cafe

108 6 0
                                    

"Kita selalu mencari apa yang kita inginkan sampai putus asa ketika tidak kunjung menemukan. Cara Tuhan bahkan sangat unik. Mempertemukan dengan ketidaksengajaan"

~~~~~~~~

Saat ini aku sedang memesan makanan di cafe tidak jauh dari penthouseku. Aku mengambil tempat di dekat jendela agar aku bisa menikmati menu pesananku sambil melihat danau buatan di sekelilingku. Ini sangat epic.

Banyak anak muda berpasangan yang menghabiskan waktu di sini. Kulihat ke arah kiriku ada suara seorang ibu muda yang sedang memarahi nenek di depannya. Aku masih memperhatikan, rupanya nenek itu tidak sengaja menumpahkan minumannya ke ibu tersebut. Aku berdiri dari kursi dan menghampiri keduanya.

"Ibu... maaf, sepertinya nenek ini tidak sengaja melakukannya. Ibu bajunya biar saya bantu bersihkan?"

"Tidak, tidak perlu. Menyebalkan. Lain kali nenek duduk saja kalau memesan minuman. Membuat repot saja" sewot sang ibu dan berlalu begitu saja dari hadapan kami.

"Nenek baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" Kataku sambil memastikan sang nenek dan mengambil gelas berisi separuh minuman yang masih dipegang nenek.

"Nenek tidak apa-apa, Nak. Terimakasih ya sudah membantu nenek. Maaf merepotkanmu"

"Tidak nek, nenek sama sekali tidak merepotkan. Nenek mau saya pesankan minuman yang baru? Kebetulan saya sendirian, kalau nenek berkenan, nenek bisa bergabung dengan meja saya, di sebelah sana" kataku mengajak nenek menunjuk ke arah mejaku.

Nenek Leisa. Nama yang bagus dan nenek juga nampak cantik di usianya. Nenek Leisa sangat ramah. Nenek Leisa ternyata bukan asli Melbourne, beliau orang Rusia yang sedang mengunjungi anaknya di sini. Nenek Leisa hanya tinggal beberapa hari saja di sini, dan besok nenek sudah harus kembali ke Moscow. Pertemuan singkat kami cukup membuatku mengenal orang baru lagi. Semoga suatu saat aku bisa ke Rusia dan bertemu nenek Leisa kembali. 

🍁🍁🍁🍁🍁

Sam pov

Aku sedang bersama Luke, temanku. Luke tadi mengajakku untuk ke cafe makan siang. Aku melihat seorang gadis cantik berjilbab yang menolong seorang nenek sedang dimarahi ibu muda di dekat pintu ke arah taman luar.  Dia manis sekali. Tutur katanya lembut. Bahkan dia mengajak sang nenek satu meja dengannya. Sepertinya mereka bercerita banyak hal.

Senyumnya benar-benar tulus dan entah sejak kapan, aku merasa ada sesuatu yang menarik darinya. Bagaimana caranya aku mengenalnya ya? Tidak mungkin aku lantas mendekatinya dan meminta berkenalan begitu saja. bisa dikira aku ini laki-laki tidak sopan apalagi dia terlihat gadis yang anggun dan berhati tulus seperti itu. Dia baru saja pergi melangkah keluar cafe seperti menyusul sang nenek yang sudah keluar lebih dulu tadi. Yah, gagal.

🍁🍁🍁

Sudah sekitar dua minggu sejak kejadian di cafe. Aku ada kuliah siang hari ini. Pagiku ku habiskan dengan memasak sarapan dan beres-beres. Lumayan melelahkan. Aku sudah siap berangkat sekarang. Seperti biasa, aku berjalan kaki dengan santai ke arah kampus. Tiba-tiba ada mobil berhenti di sebelahku. Sudah bisa kutebak, itu pasti Nyla. Siapa lagi?

"Sendirian saja, cari pacar dong" ucap Nyla setelah membuka kacanya.

"Tidak butuh pacar"

"cepat masuk"

Aku melaju ke kampus bersama Nyla. Padahal ini sudah sangat dekat. Memang temanku yang satu itu, bisa saja.

"Tunggu ya. Gue parkir dulu"

Aku mengangguk dan menunggu Nyla di dekat pintu masuk sambil bermain ponsel. Saking asyiknya bermain ponsel, aku tidak sadar kalau berbalik dan menabrak sesuatu, mm- seseorang.

"Maafkan aku"

🍁🍁🍁🍁🍁

Sam pov

Hari ini aku kuliah siang. Sudah dua minggu sejak kejadian di cafe, aku belum mendapat informasi apapun tentang gadis itu. Aku sering datang ke cafe, tapi aku tidak mendapatinya sama sekali. Sampai Luke menjadi curiga kepadaku, sebenarnya aku ini mencari apa. Aku berjalan melangkah santai ke arah kelas sambil mencari ponsel di tasku, tapi aku belum juga menemukannya. Sial. Dimana ponsel sialan itu. Kenapa tidak ada juga?

Bukkkkk

"Maafkan aku" suara yang sepertinya aku pernah mendengarnya.

🍁

"Maafkan aku" kataku kepada seseorang di depanku

"Aku tidak tahu kalau kamu lewat, aku malah asyik dengan ponselku" sambil memungut ponselku

"Tunggu. Aku seperti pernah melihatmu. Kamu gadis yang dua minggu lalu di cafe sebelah sana menolong nenek nenek bukan?"

Aku mengernyitkan dahiku. Bagaimana laki-laki ini bisa tahu bahwa aku pernah menolong nenek itu.

"Iya, benar. Bagaimana kamu tahu tentang itu?"

"Ah, kenalkan. Aku Sam. Waktu itu aku ada di meja di sebelah pintu masuk. Dan tidak sengaja aku melihatmu dari sana. Kamu gadis yang baik"

"Terimakasih. Aku hanya mencoba menghentikan ibu itu saja. Kasihan nenek itu. Oh ya, aku Aisa"

"Nama yang cantik. Semoga kita bisa berteman ya. Kamu kuliah di sini juga rupanya?"

"Ya, baru saja masuk belum lama ini"

"Oh begitu. Apa ponselmu baik-baik saja? Maafkan aku sudah menabrakmu. Apa ada yang rusak?" Tanyanya sopan

"Ah tidak. Jangan khawatirkan ponselku. Ponselku baik-baik saja. Terimakasih. Maafkan aku juga"

Nyla sudah sampai di depanku. Kami berdua segera masuk.

"Maafkan aku sekali lagi, sam. Maaf aku masuk dulu"

"Ya, tentu saja. Silakan. Aku akan menyusul"

Aku berjalan masuk meninggalkan Sam. Nyla sudah menggandengku.

"Siapa?"

"Sam. Tadi tidak sengaja dia menabrakku karena kami sama-sama tidak fokus" jelasku singkat

"Oh"

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now