Pasangan pembully

81 3 0
                                    

"Tidak ada yang perlu ditutupi dalam menjalin sebuah hubungan. Itu adalah jaminan awet dan bahagia"

~~~~~~~~

"Aisa" suara seseorang dari arah belakang aku dan Cesar. Kami menoleh.

"Tumben sekali kau memanggilku dengan namaku heh?" Ucapku meledek. Karena memang jarang sekali Nyla memanggilku nama seperti itu. Apa dia sedang berakting menjadi gadis tidak bar-bar di depan Cesar?

"Astaga, kau ini selalu berburuk sangka kepadaku. Ngomong-ngomong, ini Cesar kan? Ah, hai Cesar. Wah, senang sekali kita akhirnya bisa bertemu langsung begini ya? Kamu tampan. Pantas saja gadis ini tergila-gila denganmu" katanya mengulurkan tangan ke Cesar.

"Ah, hai. Pasti kau Nyla ya? Terimakasih untuk pujianmu. Aku sudah memelet Aisa untuk itu" kata Cesar seolah berbisik dan disambut tawa diantara mereka.

"Pacarmu? Hai, Cesar"

"Ah, iya, dia pacarku. Yang tidak kalah gantengnya denganmu tentu saja" Nyla menjawab

"Dave. salam kenal brother" kata Dave ramah.

Benar kan, Nyla memang suka berakting seperti ini. Katanya biar nggak dicap bar-bar. Apa-apaan? Tetap saja bar-bar dan genit. Aku sering heran kenapa Dave bisa tahan dengan ocehan Nyla. Bahkan Dave sering mengalah untuk Nyla. Aku sering tertawa melihat Dave yang tampan dan cool itu takluk oleh seorang nenek lampir seperti Nyla. Hidup memang kadang suka bercanda. Aku akan mengaca, aku akan mengaca.

🍃

Kami berpindah ke cafe untuk ngobrol lebih lama. Nyla bercerita banyak tentangku yang katanya aku ini menyebalkan dan suka merepotkan. Sesekali dia juga menyebut Sam ke dalam ceritanya sebagai teman lainku, selain Nyla yang suka kurepotkan. Tak tanggung-tanggung, semua aibku Nyla bongkar seenaknya. Ini jadi seperti aku dan Dave sedang melihat pengaduan Nyla. Sebenarnya ini kencan siapa?

"Dave, lihat kelakuannya. Kenapa kau bisa tahan dengan gadis seperti ini huh?" Kataku berbisik ke Dave sembari memakan steak sirloinku. Bahkan saking asyiknya, mereka seperti tidak tahu aku sedang berbisik dengan Dave.

"Dia tetap kesayanganku. Coba kau dengar penuturan Nyla. Kau juga sama sepertinya. Kenapa Cesar bisa mencintaimu?" Kekeh Dave ingin ku semprot saus cabai di depanku.

"Dasar kalian, pasangan menyebalkan dan suka membullyku. Bully saja aku terus huh" aku masih menjawab perkataan Dave.

Kadang, cinta memang tidak butuh alasan. Seperti ini. Kami tidak tahu kenapa perasaan seperti ini bisa muncul. Tiba-tiba nyaman begitu saja.

"Kalian jadian apa sudah lama?" Nyla bertanya. Kulihat Cesar melirikku dan tersenyum. Sepertinya dia ingin aku yang menjelaskan.

"Kami tidak tahu kapan jadian. Sejak sekolah, ketika aku kelas sebelas, kita sudah dekat begitu saja. Sampai sekarang"

"What? Apa? Serius? Jadi kalian tidak pernah merayakan anniversary misalnya?"

"Itu tidak perlu. Yang jelas, aku selalu mengatakan aku mencintainya, dia juga mencintaiku, dan itu hampir setiap waktu. Bukan begitu sayang?" Jawabku

"Ya, benar. Tentu saja. Tapi kurasa dulu aku pernah memintamu menjadi pacarmu sayang" jawab Cesar

"Apaiya? Sungguh? Aku lupa" kataku imut

"Apa itu tidak penting? Sampai kau melupakannya?"

"Bukan tidak penting, tapi aku hanya tidak mengingatnya. Yang jelas aku kan hanya mencintaimu, mas. Sekarang katakan kamu mencintaiku" pintaku

"Aku mencintaimu, Aisa" ucap Cesar manis mencubit hidungku, seolah menuruti perkataanku.

"Terimakasih sayang. Aku juga mencintaimu mas Cesar" kataku tersenyum manis.

Bukkkk.

Tas Nyla sudah menimpuk kepalaku.

"Sial memang. Kalian ini memang selalu menyebalkan seperti ini ya. Tidak di telepon, tidak langsung, selalu membuatku iri dengan bermesraan seperti itu. Dave sekarang katakan kau juga mencintaiku" kata Nyla sewot.

Lihat kan, sifat bar-barnya sudah kelur sekarang. Tidak mau kalah lagi.

"Aku mencintaimu" kata Dave singkat dan tas Nyla sudah berganti menimpuk kepala Dave.

"Kau ini. Berkata yang lebih romantis kenapa? Seperti Cesar tadi mengatakan ke Aisa. Ah, Dave. Aku membencimu"

"Baiklah, baiklah, aku mencintaimu, Sayang" kata Dave lemah lembut penuh sayang

"Ah sudahlah. Aku sudah tau kau memang mencintaiku" ucap Nyla sewot.

Kami semua lagi-lagi dibuatnya tertawa. Lihat, lelakon apa lagi yang dibuatnya sekarang?

"Nyla, aku ingin berterimakasih kepadamu. Kau gadis yang sangat baik. Dave beruntung memilikimu. Terimakasih untuk sudah bersedia menemani Aisa sejak awal dia di sini dan lebih-lebih dia sering merepotkanmu" kata Cesar membuatku terharu. Biar bagaimanapun, memang aku ini merepotkan.

"Sampaikan juga pada Sam, terimakasih sudah membantu. Padahal, aku sangat ingin bertemu kalian. Tapi tidak apa-apa" sambung Cesar

Sam tadi sudah kuminta datang, ingin kukenalkan sekalian dengan Cesar. Tapi katanya, dia sedang ada urusan di Perth sejak semalam dan akan pulang lusa. Jadi, kupikir Sam belum bisa bergabung dengan kami. Aku belum bisa mengenalkannya pada Cesar.

"Ah, tidak masalah kakak. Tentu aku tidak keberatan walaupun pacarmu ini sering merepotkanku. Nanti akan kusampaikan pada Sam, tenang saja" serobot Nyla.

"Kakak pulang besok memangnya? Kenapa tidak di sini lebih lama?"

"If only I can, but i think i must go. Banyak pekerjaan menantiku"

"Baiklah, jadi kapan kalian menikah?" Tanya Nyla frontal

"Doakan saja. Kalian selesaikan kuliah dulu. Menikah bisa nanti. Bukan begitu, dek?"

"Tentu saja mas" jawabku tersenyum. Kulihat Nyla mengangguk mengerti. Dia sudah banyak paham cerita kamu. Tentu saja dia langsung paham dengan ucapan Cesar.

Menikah memang belum menjadi prioritas kami saat ini. Pernah, Cesar ingin melamarku dulu, menikahnya nanti. Tapi orang tua kami kurang setuju. Bukan kurang setuju dengan hubungan kami, tapi kurang setuju dengan budaya tunangan. Takut malah membuat kami nanti terlena kalau tidak cepat-cepat menikah. Jadi, kami akan bertunangan setelah kami berdua mantap menentukan kapan kami akan menikah. Dan tentu kedua acara itu tidak dalam rentang waktu yang lama. Jadi, simpulannya lamar, nikah. Seperti itu.

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now