What will happen?

88 3 0
                                    

"Melupakan bukan pilihan terbaik. Mempertahankan juga salah. Kadang cinta memang tidak bisa dimengerti bagaimana dia berjalan menemui takdirnya"

~~~~~~~~

Nyla dan Dave sedang jalan-jalan berdua. Padahal tadinya kupikir aku masih dibutuhkan untuk mengantar mereka jalan-jalan. Tapi mereka sudah asyik lebih dulu pagi-pagi menyewa motor untuk hunting sunrise ke pantai. Sam menghubungiku katanya siang ini ingin ditemani jalan-jalan ke museum. Dia berencana mengambil beberapa foto di sana untuk ikut photography contest pekan depan. Tentu saja aku tidak masalah dengan itu. Sam nanti akan menjemputku ke rumah. Sebaiknya aku bersiap.

Selesai dengan mandi dan make up sederhana, aku keluar rumah dan mendapati sebuah mobil merah sudah terparkir di sana. Sepertinya itu mobil yang tadi Sam sempat katakan bahwa dia juga sudah merental kendaraan selama di sini.

"Kau sudah siap?" kata Sam sambil beranjak memutari mobilnya.

"Sudah. Kau langsung ingin mengajakku pergi sekarang atau menemui ibuku dulu?"

"Tentu aku akan ijin dulu dengan ibumu, cantik" jawabnya tersenyum. Aku mempersilakan Sam masuk dan aku memanggil Mamah.

Mamah bahkan mengajak ngobrol Sam sebentar sebelum kami pergi. Sam juga sangat ramah dengan Mamah. Kali ini lebih terlihat percakapan yang hidup karena Sam memang sudah fasih menggunakan Bahasa Indonesia. Sesekali mereka tertawa karena membahas kecerobohanku. Sepertinya Mamah memang suka sekali mengulik putrinya yang merepotkan dan sangat manja ini. Kata Sam, biarpun aku manja, tapi aku tetap bisa mandi dan errr... hebat. Masakanku enak. Dia bilang begitu. Lumayan lah. Setidaknya tidak benar-benar menjatuhkanku.

🍃

Sam menyuruhku berpose dengan sebuah mobil antik. Dia memintaku tersenyum memalingkan wajah. Seakan fotonya disengaja candid.

"Kau model dadakanku hari ini" ucap Sam

"Mana ada model yang sependek aku? Kau ini memang selalu menghinaku" jawabku

"Iya. Sudah pendek, semakin melebar"

Mataku sudah melotot.

"Tapi tetap cantik, tuan putriku" sambungnya.

Enak saja mengataiku semakin lebar. Walaupun setidak-tidaknya memang iya. Aku juga sadar diri akan hal itu.

"Bagaimana kalau setelah ini kita makan dulu? Aku ingin makan bakso yang ekstra besar mumpung di sini. Sekalian kita ajak Nyla dan Dave. Hm?"

"Tentu saja aku tidak menolak"

"Jelas saja, aku sudah pasti tau kau akan mengatakan begitu. Dasar perut karet" kata Sam menjulurkan lidah.

"Keterlaluan. Kau masih saja sama" pukulku pelan di punggungnya.

🍃🍃

Aku dan Sam lebih dulu melesat ke tempat kencan yang sudah kami rencanakan. Bukan! Maksudku, tempat makan biasa.

Tadi aku sudah mengabari Nyla dan Dave untuk ke segera ke sini menyusul kami. Hidangan sudah siap di depan kami. Astaga, aku berani bertaruh, Nyla akan sangat menyukai ini. Bakso yang beratnya sampai berkilo-kilo. Sangat mengerikan. Bukannya kami yang melahap, tapi rasanya kami yang akan dilahap oleh sang bakso. Membukanya saja dengan cleaver knife sepanjang pedang seperti itu. Aku saja yang asli Indonesia baru tahu ada makanan semengerikan ini.

"Kenapa tidak juga dimakan, cantik? Kau tidak suka bakso? Bukankah kau takut pada mie ya? Bukan bakso?" Ucap Sam membuyarkan pandanganku yang masih saja meratapi bakso besar sekali didepanku kini sudah menampilkan isian macam-macam di dalamnya.

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now