Pergi Untuk Kembali

71 2 0
                                    

"Kadang, lebih baik diam saja dari pada harus membuat luka seseorang semakin menganga. Mencoba peduli tapi tidak dengan gamblang 'mengobati'. Ada hati lain yang harus dijaga. Ada cinta lain yang harus dipelihara"

~~~~~~~~

Aku menghempaskan tubuhku di ranjang kamarku. Seingatku, aku belum sholat isya. Segera aku mengambil wudhu dan melaksanakan 4 rakaat.

Seusai beribadah, aku kembali teringat kata-kata Sam. Aku melihat ponselku dan banyak chat masuk dari Sam dan Nyla. Sam menanyakan apakah aku sudah sampai penthouse dan lagi, dia meminta maaf kapadaku. Nyla juga mengatakan yang sama. Dia meminta maaf karena telah Meninggalkanku dan Sam. Katanya dia hanya ingin membantu Sam karena Sam meminta bantuan Nyla untuk menemukan kami. Aku belum ingin menjawab apa-apa. Ku matikan ponselku dan aku ingin tidur. Melupakan apa yang barusan terjadi.

🍁🍁

Pagi hari aku menggeliat dari tidurku. Mencium bau masakan yang wangi. Aku berjalan menuju dapur dan aku mendapati Nyla sedang memasak di sana.

"Tuan putri sudah bangun. Maafkan aku ya, aku sudah meninggalkanmu semalam. Ini permintaan maafku. Aku masakkan sesuatu untukmu sebagai ungkapan maaf dariku. Kau berhak marah, tapi jangan lama-lama ya" katanya sambil menyiapkan beberapa menu.

Tunggu, dia mengatakan aku kamu? Berarti Nyla sedang serius. Aku tahu, itu.

"Bagaimana kau bisa masuk sepagi ini huh?" Tanyaku tidak menghiraukan permintaan maafnya.

Ini masih sangat pagi. Bahkan aku belum sempat sholat subuh.

"Aku masuk dari jendelamu. Tadi aku mengetuk pintu tapi kau tidak bangun. Setelah itu aku melihat jendelamu tidak terkunci, lalu aku buka saja dan aku naik kursi di depan untuk melompat masuk" katanya jujur. Astaga gadis ini.

"Dasar gadis bar-bar. Kau ini teman apa maling?"

"Aku sudah baik tidak mengganggu tidurmu demi memasakkanmu sarapan untuk menebus maaf darimu, hmm?"

"Sudahlah, aku jelas tidak bisa marah padamu. Jangan pernah kau lakukan lagi meninggalkanku dengan Sam. Kau tidak tahu, aku sangat takut"

"Benarkah kau memaafkanku?"

"Hmm"

"Benar?"

"Hmm"

Nyla langsung meletakkan piring berisi roti tawar dan vegemite. Dia memelukku.

"Gue udah nebak sih kalau lo ga akan bisa marah sama gue"

Lihat sekarang? Dia sudah mengubah omongannya menjadi lo gue kembali. Aku menyesal. Seharusnya tidak semudah itu aku luluh dengannya. Jarang sekali aku mendengarnya menyebut aku kamu, dia tampak kalem.

Aku berdecih dan berlalu untuk beribadah sebentar.

Kami sudah siap dengan sarapan buatan Nyla. Sepertinya Sam sudah menceritakan kejadian semalam dengan Nyla. Tanpa perlu aku bercerita, Nyla sudah menerocos dengan ocehannya. Malah dia sempat menyalahkan aku katanya aku ini tidak peka dengan perasaan Sam. Apa? Yang benar saja dia menyalahkanku begini. Dan lagi-lagi, percakapan seperti ini hanya berujung pembullyan.

"Cesar dan Sam sama-sama orang baik. Gue sih percaya. Gue juga nggak akan maksa lo ninggalin Cesar kok, Sa. Cinta itu emang nggak bisa dipaksa. Semoga lo bahagia sama Cesar terus. Mungkin, Sam semalam sudah diambang kesabarannya buat menyikapi lo. Lo coba ngomong baik-baik lagi sama Sam. Dia sepertinya masih ingin menjelaskan beberapa hal ke lo"

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now