Saling sibuk

207 8 2
                                    

"Kau sibuk dengan urusanmu. Aku sibuk dengan urusanku. Semoga ini adalah sibuk yang baik yang membuktikan bahwa kita sedang berjuang di jalan yang baik"

~~~~~~~~

Kamis pagi berkabut dan lalu lintas agak padat menjadi pemandangan yang menyertai keberangkatanku ke sekolah pagi ini.

Mister Calvin, guru native speakerku menyapaku dan Sesa ketika kami berpapasan di depan laboratorium analisa volumetri.

"morning students, hope will be a nice day for you. stay focus with whatever you do. good luck, Aisa, Sesa"

"Aamiin. Thank you very much, mister Calvin. Keep spirit up for you too" sahutku dan menimbulkan tawa diantara kami.

Mister Calvin adalah salah beberapa dari guru-guru di sini yang terbilang muda. Memang aku cukup akrab dengan beberapa guruku. Apalagi aku sering datang ke kantor untuk urusan olimpiade dan OSIS, yang cukup membuatku dikenal di kalangan para guru.

Guruku ini, bahkan Cesar saja tak sempat mengirimkan semangat di pagi hariku.

🍁

Sampai habis jam pelajaranku, aku baru ingat bahwa hari ini meet up OSIS, membahas kembali kandidat-kandidat terseleksi tahap tulis. Rupanya adek-adek kelasku memiliki visi misi yang sangat luar biasa daripada tahun jabatan kami. Alright, seperti ini yang kami cari untuk kemajuan OSIS dan sekolah kami.

From: Cesar
Cantik, pulang belum? jangan lupa makan

Ciye, ada yang ngingetin makan. Batinku.

🍁🍁🍁

Aku semakin mendekati event olimpiade kimia nasionalku. Kali ini aku satu tim dengan Dinda, teman satu kelas analis denganku dan Raga, teman lintas jurusanku kimia industri.

Kami akan bersaing dengan 2 tim dalam selimut dan para jiwa petarung olimpiade kelas handal.

Hah, begitu aku menyebutnya.

Bimbingan demi bimbingan selalu menanti kami saat pulang jam sekolah. Minggu ku juga tersita. Kadang kami belajar sambil ngemil di callzone dekat kampus untuk menyamarkan kata "belajar materi" dan mencari suasana baru untuk sedikit membuang kebosanan.

Di samping padatnya bimbingan tambahan, jadwal latihan ujian termasuk ujian internasional juga sudah mulai efektif.

Pusing, pusing, pusing.

Aku tak jarang pulang malam karenanya. Mamah sampai pernah menelponku karena sudah jam 9 malam dan aku masih asyik di laboratorium belajar materi praktikum untuk olimpiade yang bisa di bilang event terakhirku ini.

Bahkan waktu itu, karena banyaknya materi yang harus dikejar, pernah laboratorium dijadikan seperti cafe sembari belajar. Sesekali menyalah gunakan fungsi beaker glass untuk aku menaruh es tehku agar tidak tumpah dari wadah plastiknya dan mortar bagaikan mangkok untuk menaruh bakso yang masih dalam bungkus plastiknya. Laboratorium analisa dasar berubah menjadi cafe ala analis.

Cesar?
Laki-lakiku sedang sibuk mengurus plant kerjanya. Ditambah, kuliahnya sedikit ikut terbengkalai.

Beberapa hari lalu dia menghubungiku dan menumpahkan curhatannya bahwa dia sedang pusing dihadapkan bocornya salah satu pipa utama produksi. Sempat dia mengaku pernah mandi HCL 33% karena salah membuka kran pipa.

Tugas kuliahnya dia kerjakan di sela luang kerja dan dititipkan temannya untuk mendapat acc dosennya.

Untuk sekedar tidur mengistirahatkan tubuh pun bisa terbilang kurang sebenarnya. Aku kadang kasihan kalau mengetahui pekerjaannya sedang berat begini.

Walaupun aku sangat sibuk juga, aku tidak pernah lupa untuk sekedar menyapanya, mengingatkan makan, minum madu/ sari kurma untuk daya tahan tubuhnya. Jarang sekali dia menjawab chatku.

Tidak apa-apa. Aku mencoba mengerti kesibukan kami masing-masing. Toh aku juga sedang sibuk dengan persiapan event dan ujianku.

From: Cesar
Adek sibuk dengan urusan adek, mas dengan urusan mas pula. Semoga ini adalah sibuk yang baik yang membuktikan bahwa kita sedang berjuang di jalan yang baik. Princess, tetap perhatikan kondisi tubuh. Mas nggak bisa selalu respon chat adek cepet, maaf untuk itu. Baik-baik ya sweety. Nice dream, tuan putriku. Salam kangen dari pulau sebrang.

Chat dari Cesar membuat ponselku bergetar. Bukan hanya ponsel. Hatiku ikut bergetar. Rontok!!

Ah, aku benar-benar merindukan sosok jelmaan anak China itu. Rupanya aku merindukan mata sipitnya. Mata sipit yang sering aku candai untuk buka mata saat kami tertawa dan membuat Cesar melebarkan matanya dengan bantuan jarinya, mata sipit yang membuat aku jatuh hati padanya.

"Matanya melek kalau ketawa, jangan merem sayang, hahahaha" aku teringat ketika matanya menyipit saat dia tertawa lepas oleh kekonyolan candaan kami.

You Are My TreasureDove le storie prendono vita. Scoprilo ora