Kenyataannya seperti ini

74 3 0
                                    

"Nikmati waktu kalian bersama. Syukuri setiap detik dengannya. jangan membuatnya jauh. Itu cukup"

~~~~~~~~~

Aku sudah memutuskan sejak tadi di perjalanan untuk aku tinggal menemani Sam hari ini. Orang tua Sam sedang di luar negeri untuk urusan kantor. Sebabnya, Sam dirawat hanya dengan beberapa suster dan beberapa waktu lalu dibantu Luke yang menunggu Sam.

"Kau pasti lelah, pulanglah dengan Nyla. Aku baik-baik saja, cantik" kata Sam menyuruhku pulang.

"Sam, gue pulang. Sa, gue tinggal ya. Baik-baik kalian berdua. Jangan aneh-aneh hm" Nyla berjalan keluar dan Sam sudah membuat tanda 'oke' dengan tangannya.

"Kenapa tidak pulang saja, Sa? Susul Nyla sebelum dia jauh. Aku tidak bisa mengantarmu pulang nanti, hmm?" Kata Sam lagi. Aku masih duduk di kursi sampingnya.

Ekspresiku datar dan aku kali ini malah menangis di sampingnya menderngar perkataannya barusan.

"Cantikku, kenapa malah menangis hei? Maafkan aku kalau menyinggungmu. Kata-kataku barusan..."

Lihat sekarang sikapnya tetap manis seperti itu dan bahkan memanggilku sangat lembut membuatku semakin merasa bersalah dengan kesabarannya.

"Sam maafkan aku, aku tidak tahu kalau waktu itu kau menungguku hampir setiap hari. Kau selalu perhatian kepadaku walaupun aku sering ketus kepadamu. Maafkan aku" jawabku penuh rasa bersalah.

Ya, waktu aku dirawat dulu, aku sering mendapati Sam pagi-pagi sekali sudah datang menemuiku. Memastikan makananku sudah ku lahap habis. Obatku sudah diminum. Bahkan dia sering akan menyuapiku tapi aku tolak. Aku selalu memaksa untuk makan sendiri.

"Nyla mengatakannya padamu? Sudahlah.. Aku ikhlas melakukannya untukmu, Aisa. Jangan dibahas lagi yang seperti ini ya. jangan menangis" pintanya.

"Kau selalu baik padaku, jadi biarkan kali ini aku tinggal di sini gantian mengurusmu" kataku sedikit memaksa.

"Baiklah kalau itu kemauanmu. Kau di sini menemaniku. Terimakasih, cantik" jawabnya sembari mengulurkan tangan kanannya mengusap pipiku yang penuh air mata.

"Aku yang seharusnya berterimakasih banyak padamu, Sam. Kau sangat baik"

Kulihat Sam tersenyum dan tangannya masih setia memegangi pipiku.

🍁🍁🍁

Sam pov

Sudah tiga hari aku di rawat di rumahsakit karena asam lambungku naik. Aku sering telat makan akhir-akhir ini. Jadi aku merasa itu sebabnya.

Nyla belum lama mengirim chat dan menanyakan keberadaanku. Sebelumnya, aku memang tidak ingin memberi tahu Nyla dan Aisa. Aku masih teringat jelas kejadian Aisa berpelukan dengan pacarnya di penthousenya. Malah-malah Aisa berniat mengenalkan kami juga. Rasanya hatiku seperti dihantam batu besar.

Belum lama setelah aku menjawab Nyla, dia dan Aisa sudah di sini. Jujur, aku sangat rindu dengan gadisku itu. Rasanya senang sekali melihatnya begini. Dia terlihat sedikit cemas ku rasa.

Nyla pamit pulang tak berapa lama setelah kami sempat mengobrol. Aisa ngotot tidak mau pulang dan malah dia menangis. Aku tidak suka melihatnya menangis seperti ini. Dia berniat menemaniku saat ini. Sungguh, rasanya aku sangat senang sekali. Kami mengobrol banyak membicarakan banyak hal yang terjadi selama kami belum bertemu beberapa waktu ini.

Kadang aku merasa sedih dan kecewa kalau sesekali dia menyebut pacarnya. Jadi laki-laki itu namanya Cesar. Aisa bilang, aku mendapat salam darinya. Gadisku ini memang lugu dan sangat jujur. Dia selalu berusaha tidak menutupi apapun dariku. Sekalipun itu mm- menyakitkan untuk sekedar aku ketahui.

"Tolong sampaikan salamku kembali ke Cesar, dan kalau boleh katakan sekalian bahwa aku menyukai gadisnya" kata Sam sambil tertawa

"Kau ini apa-apaan" Jawabku sambil mencubit lengannya.

"Aduh, kenapa kau sangat beringas cantik? Aku sedang sakit dan kau malah mencubitku" protesnya.

"Salah siapa, mulut tidak pernah disekolahkan" jawabku melengos.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Sampai puluhan detik tiba-tiba menjadi hening.

Aku melirik ke Sam, entah apa yang sedang ditertawakannya tapi dia benar-benar sedang tertawa saat ini.

"Mukamu lucu sekali, Sa.. Sa. Astaga, coba berkaca" ejeknya

Kupikir dia serius marah padaku. Ternyata dia menertawakan ekspresiku yang tidak jelas.

"Tidurlah, Sam. Tidak sedang sakit, sehat, kau tetap menyebalkan" sahutku

"Baik, aku akan tidur. Jika kau membacakan aku dongeng" katanya

"What? Dongeng apa? Kau ini seperti anak kecil saja minta dibacakan dongeng sebelum tidur"

"Terserah. Kalau begitu aku tidak akan tidur"

"Astaga, Sam. Baiklah. Mmm... Aku akan menceritakanmu tentang The Secret Garden"

"Mulailah, aku akan mendengarnya"

"Once upon a time, there was a fretful girl named Samantha. She lived alone without her Mom and Dad. No, no. I mean with her nanny. She had no friends. Until one day, she went outside and met a boy"

"That boy is Sam. And Samantha is Aisa. They lived happily ever after"

"Sam, kau merusak alur ceritanya" lagi-lagi aku mencubitnya. Dia dengan seenak hati mengarang dongeng semaunya begitu.

Sam tertawa terbahak-bahak "lanjutkan sayang, aku suka caramu bercerita. Seperti pendongeng handal"

Kenapa dia memanggilku sayang lagi sih? Dasar Sam.

Dan dia ini sedang mengejekku atau bagaimana? Pendongeng handal katanya. Pendusta.

"Oh astaga aku salah tokoh Sam. Maafkan aku, aku sedikit lupa ceritanya"

"Kau ini bagaimana? Baru saja kubilang pendongeng handal. Malah salah tokoh. Jadi yang benar siapa tokohnya?"

"Samantha belum bertemu the boy. Okay, I am serious. Kita ulang. Samantha walked outside and met a sweet bird. The bird asked her to follow its way to a field near a river. You know what happened?"

"They found a beautiful waterfall? They met angels there?"

"Shut up! Imajinasimu tidak tepat Sam. They found an old key that burried in a ground. Then, the bird asked Samantha to follow a small path. At the end of the path, Samantha saw a brown wooden door. She used the key to open it. And, what had they found?"

Aku menyetop ceritaku melirik Sam. Sepertinya Sam masih belum mengantuk.

"Welcome to a very beautiful place they never seen before. Such a great place where many flowers bloom. Looked so green with fresh grasses on the ground, some dry branches are fallen, a small pool with many fishes, and a big tree at the corner of that place. That was Secret Garden."

Ternyata Sam sudah tidur kali ini.

Aku menggeliat dan berpindah ke ranjang tunggu. Ruang rawat Sam memang benar-benar seperti kamar pribadi saja. Fasilitas ekslusifnya sangat lengkap bahkan ada ranjang kingsize untuk yang menunggu. Aku merebahkan diri di sana dan ikut terlelap.

Pukul 11 malam, Sam terlihat bangun dari ranjangnya. Dia melihat ke arahku yang begitu damai tidur. Sam turun dan menghampiriku.

Sam ikut naik ke ranjang yang sama denganku. Dia merebahkan diri di sebelahku. Tidak lupa, tiang infusnya juga ada di sana. Sam terus saja memandangiku. Aku yang tidur sangat lelap bahkan tidak menyadari kehadiran Sam di sampingku.

You Are My TreasureWhere stories live. Discover now