Part 2

3.2K 175 43
                                    

Apa kabar semuanyaa?? Masih ada yang setia menunggu Revisi #Henhencouple?

Yuk mari, selamat menikmati hidangan malam jum'at... azeekk...

♥♥♥

***

Setelah pertemuan dengan Anggara di hanggar kemarin. Henny benar-benar kehilangan mood bahagianya. Sekarang ia lebih betah berdiam diri dan tak memperhatikan keadaan sekitar.

Henny melangkah ke luar ruangan kerjanya dan menuju kantin untuk makan siang. Sekarang tubuhnya perlu asupan energi.

Karena berpura-pura bahagia memerlukan energi yang banyak.

"Hanjir, itu Pak Henry gantengnya bikin meleleh, kan?"

"Iya, coba lo liat dia pas senyum, pengen gue jilatin saking manisnya."

"Sumpah, gue mau jadian sama dia."

Dianya kagak mau sama elu, Cah!

Henny mulai muak mendengarkan obrolan para wanita baper yang berada di depannya. Henny mulai menyesal seharusnya ia memilih untuk turun melewati tangga dari pada harus satu lift dengan wanita-wanita yang ada di depannya.

"Emang lo pernah liat senyumnya?"

"Belom sih,"

Belom liat aja udah ngomong semacam pernah, lebay lo, Cah!

Lift terbuka

Henny langsung menerobos gerombolan wanita-wanita itu. Ia harus segera ke kantin secepatnya. Mendengarkan obrolan tadi membuat perutnya semakin lapar.

"Senyum? Prettttt, senyum penuh nista iya," gerutu Henny. Entahlah mood-nya benar-benar hancur.

Ia sudah di kantin. Memesan es teh untuk  sekedar mendinginkan tenggorokannya. Ia sendirian saja datang ke kantin ini. Biasanya ia bersama Rima dan Rifki. Tapi, kedua orang itu menghilang sejak pagi.

"Gue pengen deh deketin Pak Henry."

"Iya, kabarnya dia masih jomblo."

"Jomblo palak lu peyang, itu Mba Diva ngga lo liat?"

Henny menghela napas dalam-dalam. Ia meremas rambutnya yang terikat. Mengapa seisi kantor ini selalu membangga-banggakan Henry? Apa hebatnya seorang Henry?

"Permisi, Mba? Ngomongnya bisa dikecilin dikit ngga volumenya?" ucap Henny yang sudah tak tahan lagi mendengar tentang Henry.

Bukannya melakukan  apa yang diminta Henny. Wanita-wanita yang duduk di meja sebelahnya malah semakin menjadi-jadi. Tak tahan lagi, ia lebih memilih pindah ke tempat yang lebih jauh dan paling sudut.

Henny melempar pandangannya ke luar jendela. Menyandarkan kepalanya dipangkuan tangannya.

Ia mengingat kejadian tiga bulan yang lalu.

***

Hari kamis adalah hari penentuan untuk masa depan Henny. Ya, hari ini ia melakukan tes interview. Setelah melakukan tes tahap awal yaitu psikotes. Ia berhasil menyingkirkan ratusan kandidat dan menyisakan sepuluh orang termasuk dirinya.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now