PART LVIII

795 60 39
                                    


Hello guys di part ini hampir 100% percakapan ya, pokoknya kepikiran  terus mau buat part keakraban Henry sama keluarganya gitu sampai-sampai kebawa mimpi. (Lebay)

And then i say Happy Graday untuk  junior ter-da-best  yang kerjaannya nanya kapan update dari tahun kemarin... selamat Menjadi ST penerbangan ya Dek @sherlyHutriP semoga Berkah dan Semoga mendapatkan abang Pilot hhhaaa...

Dan buat semua sahabat YMP yang masih setia, tetap semangat raihlah cita-cita... hhhaa

Yang sekolah, sekolahnya rajin-rajin, yang kuliah kuliah yang bener kalian ga tahu gimana rasanya ngeliat orangtua kalian nangis haru ketika nama kalian disebut sebagai sarjana, buat yang nganggur tetap semangat Rejeki orang sudah ada yang ngatur, tetap lakukan hal yang positif (sambil ngaca). Buat yang udah kerja selalu bersyukur karena dengan bersyukur Allah akan menambah nikmatnya...

Buat yang sedang terombang-ambing doakan saya untuk segera merealisasikan lahirnya maskapai  baru... mungkin saya harus segera membangun G-onair benaran kayaknya hhhaa...

Kalau ada yang mau konsultasi masalah hati, sekolah dan lain-lain silahkan add aja Ig saya hhhaa...

Langsung ae yo...

***

Henny sudah duduk, mobil sudah berjalan, Henny tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Jadi mau kemana ini?" tanya Henry melirik Mamanya dari spion tengah.

"Malioboro! udah lama ngga ke sana!" perintah Ibu Negara. Henry mengangguk.

"Oh iya, Hen,"

"Ya?"

"Ya, Tante?"

Henry dan Henny langsung menatap satu sama lain. Seketika Henny merasakan kembali debaran jantung yang tidak karuan, setelah memandangi lelaki di sebelahnya itu.

"Kalian merasa ngga, kalau kalian itu jodoh?" sambung Ahmad. Widya setuju dengan kata-kata Ahmad. Sementara yang disinggung terdiam tak bersuara.

"Emang kenapa, Pa?" ini Widya yang beruara. Sengaja dia melakukannya.

'Ini waktunya kita menyerang Henry Ma'

'Jangan kelewatan anak orang jadi korban'

Mereka berdua beradu batin seolah-olah mengerti isi hati masing-masing.

"Henny dan Henry, itu mungkin petunjuk dari Allah, Ma, kalau anak kita ini emang berjodoh dengan Henny,"

"Ehem..." Henry terbatuk-batuk. Henny berusaha untuk menguatkan hatinya agar tidak terbawa perasaan.

'Percuma Om Tante setuju terus anaknya ga setuju'  suara hati Henny benar-benar sudah jatuh kepada Henry berharap lelaki itu merasakan apa yang ada di hatinya.

"Henny, umur kamu berapa?" tanya Ahmad dengan sopan.

"Dua empat, Pak," Henny menjawab tak kalah sopan.

"Jangan Pak lah, Om aja disamain sama Tante, entar kalau udah jadi Mantu, baru boleh Pak tapi ga pake K,"

'Tolong selamatin hati Aisyah YaAllah'

"Pa, bisa diam ngga sih?" ketus Henry. Dia sudah tidaj tahan lagi dengan omongan-omongan jahil Papanya itu.

"Henny, Papa boleh diam ngga? Eh maksudnya Om! Maklum berasa udah jadi Mantu, kamunya,"

Widya senang-senang saja melihat Ahmad seperti itu, tapi dia khawatir Henny tidak Nyaman dengan sikap Ahmad.

"Maafin Om ya Hen, dia gitu kalau udah suka sama orang," Widya tersenyum lembut, Henny menoleh ke Widya.

You're My Propeller (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang