Part XIX

1K 63 2
                                    


Hello my beloved cinghu, tolong beri aku semangat dong biar tetap bisa lanjut, hahaha

Karena memang rasanya berat sekali menulis ini, inspirasinya udah mau menikah dengan orang lain.

Jadi berasa hampa gitu ya hhhaa...

Yodah dari pada kelamaan langsung baca aja

***

Istirahat pun tiba rasanya Henny sudah tidak bisa menahan gejolak yang terjadi dalam perutnya. Segala macam penduduk di dalam perutnya hampir saja menjatuhkan penguasanya. dengan segera dia ke kantin untuk menikmati makanan kesukaannya, Gado-gado, kebanggan masyarakat Indonesia. 

Henny melihat seseorang mendekatinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Mungkin orang itu sedang menatap oranglain. la meraih ponsel yang sebenarya jarang sekali di bawanya, dia lebih suka membawa ponsel yang kecil dan dapat digunakan untuk menelpon dan SMS saja. Tapi, dalam keadaan seperti ini Ponsel adalah penyelamat dalam kesepian.

Henny menunggu pesanannya datang. Ia meminum es jeruk yang ada di hadapannya dan tiba-tiba orang yang menatapnya dari jauh sudah berada di hadapannya.

"Eh, Ibu," Henny tersenyum tak enak, bayangkan saja seorang WIDYA Pramaheswari sudah berada di hadapannya. Bos kepala di perusahaannya.
'Ya Allah Aisyah kagok YaAllah'

"Saya di sini kamu tidak keberatan kan?" seru Widya senyum tapi terdengar tegas.

Ah, Henny rasanya tidak mampu mengangkat wajahya, dia mengangguk pelan sekilas menatap wanita cantik di hadapannya.

"Ini, Mba!" sebut saja Bi Ijah penjual kantin itu mengantarkan pesanannya. Henny tersenyum manis seraya berterima kasih.

Henny menoleh ke arah wanita di depannya yang terlihat sedang terkagum-kagum pada makanannya. Seakan Gado-gado itu lebih menarik dari apapun yang ada di sekitarnya saat ini. Henny menggeser Gado-gado itu ke depan bu Widya. membuat dua bola mata itu terkejut dan sepersekian detik berubah berbinar.

"Ini untuk Ibu saja, saya pesan satu lagi aja," Henny berdiri dan baru berapa langkah dia membalikkan badannya.

"Ibu It-" Henny terperangah melihat apa yang dipandangnya sekarang, wanita itu menangis sesunggukkan, dan Henny tidak mengerti apa yang terjadi. dengan Cepat Henny menghampiri wanita itu.

"Buuu! Ibu Kenap-" belum sempat Henny melanjutkan kata-katanya wanita di depannya sudah terkulai lemah. apa yang salah dengan makanannya?

Henny terlihat sangat cemas dan dia masih berusaha untuk mengangkat tubuh yang bahkan jauh lebih besar dari tubuhnya.

"MAMAAAAAAA?!" teriak Henry setengah berlari, dengan cepat dan wajah yang khawatir Henry menggendong Mamanya menuju klinik Perusahaan dan tentu saja VVIP Room. 

Disanalah Henny berakhir, dia terduduk dengan kedua lutut dirapatkan dan tanggannya yang masih bertautan, begitu juga dengan bi Ijah yang sudah ada disana, jangan lupakan Henry yang mondar-mandir di depan pintu ruangan dan menatap tajam kepada Henny dan Bi Ijah bergantian. Ada pula Diva disana memainkan perannya sebagai orang yang mendramatisir keadaan.

"Kalau sampai nyokap Gue kenapa-napa gue pastiin lo berenti sekarang juga!" teriak Henry yang masih tertahan.

"Tapi, saya yakin Pak, saya tidak menaruh apa-apa di dalam makanan Ibu, sebelum Ibu juga ada yang memesan lain, tapi dia tidak kenapa-napa," penuturan jujur Bi Ijah terkesan malah sedang membela diri dan melimpahkan kesalahannya kepada Henny. 

Henry berpikir sejenak, benar juga menurutnya pengakuan dari Bi Ijah. Berarti yang berkemungkinan mencelakai Mamanya adalah wanita yang duduk satunya. Henny sama sekali tidak membela dirinya, dia masih Shock semuanya terjadi begitu tiba-tiba.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now