PART XVI

1.2K 64 4
                                    

Warning!!! Typo dimana-mana harap bersabar yak...

Lets enjoy it :*

"Jadi, lo maunya yang mana Hennyyyyy?!" teriak Vio yang dari tadi kesal melihat tingkah sahabatnya itu. Apapun yang dipegangnya tidak ada yang disetujui oleh Henny. Ada saja alasan yang dibuatnya untuk menolak model yang di tunjukkan Vio.

"Nggak! Yang itu lehernya kelebaran!"

"No! Yang itu warnanya pucat,"

"Ih jangan yang itu Vio, ngga liat apa belahannya pendek banget,"

"Terlalu seksi masa!"

"Ngga mau yang itu, kepanjangan,"

"Ngga...Ngga... cari tempat lain aja,"

Kini Vio dan Henny sudah berdiri di depan sebuah toko yang seharusnya Henny bisa memilih salah satu busana yang akan dipakainya di acara nikahan Anggara. Vio menghiruf napas dalam-dalam sebelum memasuki toko yang ini, matanya sudah mengeluarkan sorot mata membunuh, Henny tersenyum tanpa dosa sambil menaikkan kedua tangannya membentu huruf V.

"Kalo ngga ada juga, gue pulang!" ketus Vio sambil ngelonyor maju memasuki toko diikuti Henny.

"Ih... ngambekan... cepat tua!" kekeh Henny.

Henny dan Vio menelusuri setiap lorong baju-baju yang di pajang. Semua tampak bagus dilihat sekilas namun begitu Henny memilih dengan seksama, ada aja yang membuatnya tidak suka. Henny memanggil Vio dan Vio menoleh ke arahnya. Wanita pendek itu menggeleng pelan sambil menghembuskan nafas berat.

"Yok Vio kita pulang aja," ajak Henny yang sudah menyerah karena sedari pagi mereka tidak mendapatkan baju yang sesuai dengan keinginan hatinya.

"Lah, tadi gue becanda doang Hen, lo bisa cari tempat lain gue temenin kok," nada bicara Vio penuh dengan rasa bersalah, Vio menyadari wajar saja kalau Henny ingin tampil berbeda saat acara itu, mengingat mereka pernah memiliki hubungan dan juga Vio yakin jauh di dalam lubuk hati sahabatnya itu masih menyimpan rasa yang seharusnya dibuang sejak lama.

"Serius Hen, Ah, lo ngambekan," Vio membalikkan kata-kata Henny. Henny tertawa Masam dia bingung bisa-bisanya di tempat ini dia tidak menemukan baju yang pas ngena di hati.

"Hahaha, lo biasa aja Vio, udah ah gue udah capek ni, kalo ngga nemu juga, gue pake yang ada aja," Henny menarik lengan Vio.

Vio mencoba mengeluarkan mobilnya dari parkiran, mengingat Vio hobby untuk keluar rumah dan tidak memiliki Kendaraan akhirnya dengan gaji yang di kumpulkannya dia membeli Mobil yang baru saja mereka naiki. Kursinya aja masih di bungkus.

Henny memandangi jalan yang mereka lewati. Membebaskan pandangannya. "Stoppp!" teriak Henny membuat Vio mendadak menginjak salah satu pedal di kakinya. Mobil berhenti.

"Lo kenapa dah? Hampir nabrak tau ngga? Mobil baru gue hampirr aja lecettt," Vio memasang wajah sedih dan dia memeluki setir di depannya.

"Vi, tadi gue liat ada Butik noh, gue ngeliat ada yang menarik di dalamnya," Henny menunjuk sebuah Butik besar yang berada di sisi kiri jalan, tak jauh dari jalan yang mereka lewati. Tinggal mundur sedikit mereka akan sampai.

"Oke yakin? Ngga nyari di Mall aja?" tanya Vio sambil memundurkan Mobilnya. Henny mengangguk sumringah.

Setelah mobil terparkir dengan, Henny dan Vio keluar mobil. Henny bingung begitu sampai disana dia tidak melihat pengunjung sama sekali.

Apa baju disini ngga bagus ya? Atau..

Gelengan kepalanya di ketahui Vio, Vio terkekeh melihat ekspresi sahabatnya itu.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now