PART LXXIII (Not The End)

1.7K 58 38
                                    


Haiiyaaaaa... akhirnya sampai di ending jugaaa...

Tolong tinggalkan Pesan, dan Kesan setelah Baca cerita ini, di kolong Komentar, hukumnya wajib ya wkwkkw...

Aaakk rasanya belum rela Mau pisah dengan Henhencouple tapi apalah daya... hhuu...

***

Setelah acara malam itu di mana Henry dan Henny resmi menjadi pasangan yang kata orang-orang tunangan. Tidak berarti membuat hubungan mereka berubah menjadi pasangan yang romantis. Justru Henry semakin menunjukkan sikapnya yang menurut Henny 'agak lebay' dan sebaliknya menurut Henry, Henny terlalu berlebihan.

Semua barang-barang Henny yang di Yogya sudah dibawa kembali ke Jakarta, bersamaan dengan Yana yang hadir waktu di acara malam itu. Henny meminta Henry untuk memindahkan Yana ke Jakarta, dan itu bukan Hal yang sulit bagi Henry.

"Hen!" suara Henny terbuka ketika dia baru saya memasuki mobil milik Henry. Henry sudah ada di belakang Kemudinya.

"Apa?" jawab Henry singkat yang memperhatikan Henny memasang sabuk pengamannya.

"Kamu masih berhubungan dengan Komang?" selidik Henny dengan tatapan tajam.

"Haha," Henry tergelak mendengar pertanyaan Henny yang tiba-tiba membahas wanita lain.

"Kok ketawa sih?"

Wanita yang sekarang mengenakan jilbab warna magenta itu bersedekap karena dia tak kunjung mendapatkan jawaban dari Henry. Lelaki di sebelahnya tertawa sampai puas

"Emang ga boleh ketawa? Gue lucu aja, jadi gini kalau lo lagi cemburu!" jawab Henry, mulai melajukan mobilnya.

Henny tak merespon, dia lebih baik diam dan tidak mau bersuara lagi. Dia mulai kesal dengan Henry yang selalu saja membuatnya empsi jiwa akhir-akhir ini.

"Cie ngambek, gitu aja ngambekan, heh?" goda Henry, Henny tak menjawab dia lebih baik diam dan membiarkan matanya menerawang jauh keluar jendela. Melihat itu Henry kemudian diam, dan ia tahu bahwa Henny benar-benar marah. Hal yang seperti ini yang sering membuat Henry merasa kalau Henny itu berlebihan.

"Nih," Henry menyodorkan ponselnya. Dia memang tidak lagi berhubungan dengan Komang, kalaupun berhubungan waktu itu tidak lebih hanya membahas tentang Henny.

Kalian pasti ingat beberapa kali Henny mendapati Komang sedang bersama Henry, itu bukan tanpa alasan, semuanya dilakukan Henry untuk mendapatkan Informasi tentang Henny disaat mereka sedang tidak berbaikan.

"Jadi kamu tidak tahu dimana Henny sekarang?"

"Maaf Pak, pak Henry suka dengan Henny?"

"Lumayan, bisa membantu saya?"

"Untuk?"

"Ya membantu saya untuk membuat Henny harus menjauh, lebih baik seperti itu keadaannya,"

"Hah?"

"Bisa atau ngga?"

"Saya coba,"

"Oke thanks."

Saat itulah peran Komang mulai dimainkan, tetapi di balik itu semua justru membuat Komang terbawa perasaan, dia mulai merasakan kalau Henny sangatlah beruntung. Bagaimanapun Komang hanya manusia biasa.

Henny menoleh menatap ponsel yang dipegang tangan kiri Henry.

"Nih," Henry menggoyang tangannya agar Henny mengambil ponsel itu.

"Buat apa?" tanya Henny tak mengerti.

"Tadi lo bilang gue masih berhubungan sama Komang atau engga kan? Lo bisa Cek sendiri," Henry menjelaskan maksudnya memberikan ponselnya dengan Henny.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now