PART LIII

769 47 29
                                    

Syelamat berbaper riaaaa...

***

Henny dan Henry sudah tiba di depan kost-an Henny. Wanita itu melepas seatbeltnya begitu membuka pintu Henry sudah ada di sebelahnya dan membawa payung. Henny terdiam sesaat dia ingin sekali berteriak girang. Henry hari ini melakukan sesuatu yang membuat hatinya meleleh.

Bisa, ga bikin gue baper?

Henny benar-benar terhanyut akan perhatian yang diberikan Henry. Meskipun masih dengan wajah datarnya. Tetap saja Henny merasa bahwa sikapnya itu menunjukkan bahwa dia peduli.

Mereka masuk ke dalam kost-an Henny, untuk kali ini dia membuka lebar pintu kamarnya dan membiarkan Henry masuk, agar tidak menimbulkan fitnah. Menurut Henny.

"Maaf jadi ngerepotin lo, lo udah baikan?" ucap Henny duduk di lantai dan sudah dikasih ambal.

Henry menoleh setelah matanya menjelajahi setiap inci kamar kost-an Henny.

"Telat nanya lo," jawabnya singkat dan kemudian mengambil ponselnya di saku celana yang ia kenakan, celana santai selutut.

"Oh iya sorry keadaan kost gue cuma begini," Henny menyadari kalau mungkin saja Henry akan alergi berada di tempat Henny. Maklumlah orang kaya kan kebanyakan ini itu.

"Gue rasa sekarang bukan hari raya Idhul Fitri deh," dia tertawa sumbang. Tak mengerti apa yang ada di dalam otak wanita yang duduk manis di depannya itu.

"Ya ngga gitu maksud gu-"

"Bisa ngga lo diem aja? Atau mending lo tidur sana!" ucap Henry membuat Henny mengerucutkan bibirnya. Henry menatap sekilas Henny yang sudah memasang wajah malasnya.

"Lo kenapa ngga pulang?" Henny kembali bersuara.

"Allahuakbar! Jadi, ceritanya lo ngusir?"

Kali ini lelaki itu menatap Henny dalam,  dan tatapan itu terasa oleh Henny. Henny hanya menggeleng.

"Yaudah lo diem! Kalau gue pulang takutnya lo kesepian!" dia tak mengerti untuk kesekian kalinya mulutnya bekerja undercontrol membuatnya frustasi sendiri.

Henny bersemu, tapj setelahnya ia sadar Henry adalah tipe manusia yang akan melambungkan dirinya hingga ke bulan dan dalam sekejap lelaki itu selalu punya cara untuk menjatuhkannya hingga ke dasar lautan.

Henry kembali memperhatikan ponselnya, dari tadi sahabat-sahabatnya sudah rusuh.

Grup chat

Henry : apa?

David : apa?

Dino   : apa?

David : beo

Mike   : perkutut

Dino   : burung gue tuh

Reza   : hah? Burung apa loh?

Dino   : anak kecil ga ngerti!

David : otak bang Ejaaaa udah mesum

Dino   : pertanda mau segera ena-ena an

Reza   : ck

Maz Henry apa kabar bidadari gue

Lo jagain dia kan?

Dino   : yakin si Henry jagain?

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now