PART LXVIII

779 54 11
                                    


Setelah menceritakan semuanya kepada kedua sahabatnya perasaan Henny sedikit lega dan dia percaya kalau jodoh memang tak kemana.

Henny dan ketiga sahabatnya termasuk Yana, sedang berada di Bandara soetta mereka menunggu kedatangan orangtua Merry yang akan membahas Rencana pernikahan Merry dan Aldi.

"Kak Vio, Pacar kakak mana?" tanya Yana membuat ketiga orang yang ada di depannya melotot dan tertawa kemudian.

"Dia korban PHP," timpal Merry yang membuat wajah Vio seketika memerah ingin menendang Merry ke planet Mars sekarang juga.

"Lo manggil mereka Kakak terus, jari eneg gue dengernya," sinis Henny.

"Lah, kok sewot? Kak Vio sama Kak Merry itu memang pantes dipanggil Kakak," Yana tak mau kalah, sementara Vio dan Merry sudah tertawa melihat dua anak manusia itu sedang bercekcok mulut.

"Temen lo tinggi-tinggi, cantik-cantik. Kok bentukan lo begini, Hen? Kecil pendek gitu!" Yana sudah ingin tertawa menghina fisik Henny. Tujuannya memang ingin bercanda.

"Ngga usah bawa-bawa fisik!" ketus Henny.

Henny mengambil sesuatu yang menggelinding di dekat kakinya. Sejenis Squishy berbentuk bola. Dia mengambilnya dan mencari-cari milik siapa itu.

"Maaf," Henny menolehkan wajahnya ada seorang wanita manis sedang tersenyum padanya. Kemudian beralih kepada tangan Henny yang sedang memegang benda bulat itu. Dia seperti tidak asing dengan wajah itu.

"Eh, ini," Henny paham maksud dari wanita itu, kemudian dia langsung memberikannya kepada wanita yang ada di depannya itu.

"Terimakasih ya, itu punya anak saya," Wanita itu bersuara kembali. Henny mengangguk sambil tersenyum.

"Sierra!" teriakan itu membuat Henny ikut menoleh. Henny menyipitkan matanya dan melihat orang yang sedang berjalan ke arah mereka.

Deg...

Henny teringat, terakhir kali mereka bertemu dalam keadaan yang tidak bersahabat. Henny masih teringat jelas saat itu orang itu sedang tidak ingin bermanis-manis dengannya.

"Maaf, Ma, lama," Sierra menjawab dan memanggil orang itu Mama.

'Mama?'

"Loh, Henny?" suara itu lebih shock lagi. Melihat Henny sedang berada di hadapannya. Setahu dia Henny ada di Yogya.

"Iya, Tant, kok Tante ada disini?" Henny sedikit senang kalau Widya tidak sedingin terakhir kali mereka bertemu.

"Oh, ini Tante baru saja mengantar Henry," jawab Widya yang sedang sibuk dengan anak batita di gendongannya.

"Henry? Emang kemana?" tanya Henny spontan.

Widya sedang memikirkan sesuatu. Widya beralih kepada ketiga orang wanita lagi yang ada di dekat Henny. Dari tadi mereka cuma menyimak percakapan itu. Yana yang mengetahui siapa orang itu berbisik kepada Merry dan Vio menjelaskan sebenarnya.

"Maaf kalau kalian tidak keberatan, saya boleh pinjem Hennynya?" Widya bertanya kepada Vio yang sudah dikenalnya waktu bertemu di butik.

"Bawa aja Tante, kalau nakal tinggalin di pinggir jalan entar pasti ada yang mungut," seperti biasa mulut lemes Vio berucap cepat. Widya dan Sierra terkekeh mendengar ucapan sahabat Henny itu.

"Yah, Merr entar salam ya sama Mama Papa lo, entar kalau kalian mau jalan-jalan tunggu gue, awas lo!" Ancam Henny, "oh iya gue titip Yana, jangan di doktrin ke hal-hal ga jelas, masih kecil dia," sambung Henny yang kemudian tersenyum tak enak kepada Widya dan Sierra.

You're My Propeller (Completed)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن