PART XXIII

1.1K 59 2
                                    


Henny sudah kembali ke tempat duduknya dia mengumpat kebodohannya sendiri bisa-bisanya dia tidak melihat ke belakang. Sekarang tamat sudah riwayatnya.

Vio mendekatkan dirinya ke sebelah Henny, "Hen, Lo kenal mereka?" suaranya sengaja diperkecil agar tidak didengar oleh Aldi.

"Iya dia Bos gue, errr Mantan bos gue lebih tepatnya," Henny mendengus dengan wajah yang sulit diartikan. Vio menoleh ke arah di mana Henry dan kawan-kawan sedang duduk. begitu indahnya malam ini jika dia bisa berkenalan dengan salah satu diantara mereka.

sementara Henny sudah kehilangan Mood-nya untuk makan. bagaimana bisa Henry membentaknya dan semua pasang mata sedang memperhatikan mereka.

"Gue boleh duduk disini kan?" tanya suara yang Henny sudah tidak asing lagi dengan suaranya. Henny menoleh ke orang yang baru saja duduk di sebelahnya.

"I...Iyaa," Henny tergugup siapa yang tidak kaget melihat kedatangan cowok manis nan wangi ini.

Asal kalian tahu aroma tubuhnya sangat menyegarkan dan oh, wajah itu kenapa terlihat sangat menarik malam ini. Henny sempat tertegun dan kalau saja siku Vio tidak menyenggol bahunya mungkin sekarang ilernya sudah turun dari ujung bibirnya.

"Bosen gue kumpul bareng cowok-cowok mulu," Reza lah pemilik suara itu. Dia mengamati Henny yang terlihat sangat menggemaskan malam ini. Pakaiannya sangat biasa seperti anak ABG yang sedang bermain, sungguh benar-benar siapa saja yang melihatnya tidak akan ada yang mengira kalau sekarang wanita itu sudah hampir seperempat abad.

"Eh Iya Mas, Kenalin teman-teman gue," ucap Henny yang tersadar bahwa kedatangan Reza seperti tamu yang tak di undang.

"Ini, Vio," Vio mengulurkan tangannya sembari menyebut namanya dan begitupun Reza yang menyambut uluran tangan Vio, Vio terlihat sangat aneh Henny ingin sekali melepaskan tawanya.

"Yang Ini Merry, dan Ini Aldi," begitu juga dengan keduanya.

"Oh iya, senang berkenalan dengan kalian, sebenarnya gue sahabatnya Henry, Noh, yang itu tadi yang ngga sengaja ketabrak Henny,/ Reza mengeluarkan senyumnya dan membuat tiga wanita yang ada di sana langsung meleleh termasuk Merry, untung ia segera menyadari bahwa Aldi juga memiliki paras yang tidak kalah dengan Reza.

"Lah temen lo tinggi-tinggi semua, kok Lo?" Reza menatap Henny yang sekarang terbatuk-batuk karena pertanyaan Reza sedikit menyindir.

"Iya gue Pendek Mas, wajarlah mereka tinggi-tinggi orang mereka Mugari, Apalagi yang sebelah gue mas Jomblo nah," entah apa yang diomongkan Henny begitu saja keluar dari mulutnya. tapi Vio hanya berdehem dan memasang wajah malu-malu. Merry yang ada di sebrang meja ingin sekali melempar wajah sok polos Vio yang terkesan seperti orang tertindas.

"Oh Jomblo, boleh lah tukeran Id-Line," goda Reza yang sengaja membuat suasana tidak beku. Aldi yang melihat kelakuan Reza hanya menggeleng, dia pun sebenarnya sering sekali menggoda wanita seperti itu.

mereka semua asik mengobrol membuat Reza lupa waktu. Beberapa langkah terdengar mendekati mereka, Reza menoleh dengan malas pasti mereka semua ingin pindah tempat karena sekarang sudah jam sembilan malam.

"Gue tinggal?!" suara itu mendadak membuat suasana menjadi dingin. Henny hapal suara siapa itu tetapi dia tidak berani menoleh dan melihat pemilik suara itu.

"Iye, Gue ikut." Reza langsung berdiri dan berpamitan dengan Henny dan sahabat-sahabatnya dan Aldi.

Sepeninggalan Reza, Vio bernapas lega bagaimana tidak dari tadi gombalan-gombalan Reza membuat Vio merasa udara sedang tersita.

"Kamu tau ngga kenapa Kopi itu pait?"

"Kenapa??"

"Karena yang manis cuma kamu," ah, itu berhasil membuat Hati Vio klepek-klepek dan meleleh.

You're My Propeller (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang