PART XXX

1K 57 8
                                    

Hello guys, kalian sehat-sehat ajakan, sebelumnya saya mau ngucapin selamat dulu untuk pembaca setia saya yang satu ini @SherlyHutriP selamat sudah menjadi ST, selamat datang di dunia pengangguran wkwkkw...

***

Langit sudah gelap, jam menunjukan pukul 20.30. Rapat kali ini dilakukan di ruangan yang lebih kecil dan semua crew yang terlibat dalam penerbangan dari Krui menuju Bandar lampung harus terhenti akibat seekor burung yang tersesat masuk ke area keamanan keselamatan operasi penerbangan. Sehingga menyebabkan engine sebelah kanan mengeluarkan letupan api sebanyak tiga kali.

Pilot sendiri sudah memeriksa segala instrumen pesawat dalam keadaan baik dan layak terbang, dari foo sendiri tidak ada kendala baik bahan bakar ataupun jumlah penumpang, serta keadaan cuaca tidak ada yang membahayakan. Engineer sendiri sebelum pesawat di naiki penumpang sudah dilakukan pengecekan dan keadaan aman terkendali. Dan ini semua benar-benar pure faktor alam.

Setelah melakukan analisis terhadap kejadian langsung di lapangan rapat ditutup.

"Baiklah, terimakasih untuk kesediaan rekan-rekan untuk datang kesini. Kedepannya semoga kita berharap tidak akan terjadi lagi seperti ini dan semakin mementingkan keselamatan Penumpang," Ahmad menutup Rapat. Semua keluar dari ruangan satu persatu.

Henry masih duduk di tempatnya memperhatikan Laptop yang ada di depannya. Dia membaca artikel dan berita-berita yang terkait dengan kasus yang dia hadapi sekarang.

Henry memijit alisnya yang terasa berdenyut.

"Sudah selesai," Ahmad menutup layar laptop anaknya. Membuat Henry mendesah kesal, kenapa orangtuanya suka sekali bertingkah semena-mena.

"Ayok pulang," ajak Papanya dengan tersenyum lega.

Mau tak mau Henry mengikuti Papanya.

Henry membuka mobilnya untuk sang Papa. Bentuk bakti anak kepada orangtua menurutnya.

"Bukan kecelakaan besar, Henry. Semua masih bisa diatasi, semakin maju semakin banyak halangan rintangan, yang penting kita harus memberikan yang terbaik," ucap Ahmad menepuk bahu anaknya.

Henry mengangguk, memang kalau sudah bersama Ahmad dia tak banyak bicara dan terkesan dingin. Lain lagi dengan Mamanya yang selalu bertengkar mulut.

"Jadi gimana dengan calon mantu, Papa?" ingin sekali rasanya Henry pergi ke ujung dunia mencari tempat persembunyian cuma demi pertanyaan konyol seperti itu.

"Mila?" tanya Papanya lagi, membuat Henry ingin terjun dari fly over yang mereka lewati.

"Papa kira Mila bakal cocok sama kamu, cantik pintar dan seksi," Seru Papanya. Henry langsung menoleh ke arah Papanya begitu papanya menyebut Seksi.

"Tapi sayang, Papa lebih suka dengan wanita seperti Mamamu, tidak perlu cantik cukup tidak pernah bosan bila memandangnya, tidak perlu pintar cukup bisa memasakan dengan lezat semua kesukaan Papa, tidak perlu kaya harta yang terpenting hatinya selalu lebih kaya dari pada hati Papa, menenangkan dan membuat Papa selalu dan selalu menyayanginya melebihi diri Papa sendiri," Ahmad mengedarkan pandangannya keluar jendela sementara otaknya sudah dipenuhi oleh sosok Widya dia tidak tahan lagi ingin bertemu dengan istrinya tercinta.

Meski tak menjawab namun Henry merenungkan apa yang diucapkan oleh Papanya. Dia sempat mengagung-agungkan Diva tapi sepertinya Diva masih jauh dari gambaran seorang istri idaman. Ingatannya kembali terputar ketika malam itu dimana Diva bergelayut manja dan membuat emosinya meningkat seketika.

*

"Assalamu'alaikum Ma, Papa pulangggg," teriak Ahmad girang. Widya muncul menjawab salam dan langsung berlarian memeluk suaminya yang terlihat masih sangat gagah dan tampan. Henry mencibir dan berjalan sambil merenggangkan dasinya.

You're My Propeller (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang