PART XXI

1K 55 2
                                    


Sorry sebelumnya aku mau kasih tau buat yang baca next part ini bakal di privat bukan karena apa-apa karena aku malu dengan cerita yang abal-abal ini, ada stalker yang namanya menjadi salah satu tokoh di dalam cerita ini. hahaha

jadi mohon pengertiannya, bagi yang mau baca silahkan di follow ya, maafkan aku yang terkesan ababillll :(

silahkan lanjut dibaca

***

Jam menunjukan pukul 06.30 pagi. Henny terbangun dari tidur dan langsung bangkit mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya.

Melihat keadaan kamarnya, Henny terduduk dan mengingat apa yang terjadi pada dirinya. Setetes airmata membasahi kedua pipi tembamnya. Sesaat kemudian dia "Aaaaaaaakkkkk!" teriak sekuat tenaga membangunkan Vio yang berlarian keluar kamar.

"Astagaahhhh Henny!! Gue kira Apaan lo teriak-teriak," Vio mendapati Henny terduduk di tengah pintu karmarnya sambil meraung-raung persis anak kecil.

Vio mendesah kesal kemudian masuk kembali ke kamarnya, Selama ada suara tangisan Henny selama itu pulak sahabatnya itu tidak akan bunuh diri.

Tersadar akan kelakuannya yang melebihi bocah TK Henny mengelap kasar airmatanya dan kembali ke tempat tidurnya, lalu membuang handuk ke atas sandaran kursi. Dia melanjutkan tidurnya.

Suara ponselnya berdering dengan keras, dia terbangun dan kemudian mematikan ponselnya. Mungkin hikmah dari pemecatan kerja adalah dia harus menikmati tidurnya.

Henny merasakan ada sesuatu yang mendekatinya dan seketika dia terbangun dia melihat Merry dengan tampang kagetnya sudah berada di depannya.

"Gue denger dari Vio," Merry langsung menjawab apa yang ada di otak Henny. Tak menjawab Henny kembali membaringkan badannya.

"Bangun,Hen!" perintah Merry yang berdecak melihat kelakuan sahabatnya.

"Henny bangun ngga?" Merry mengetuk-ngetuk pintu dengan keras sengaja dilakukan agar Henny merasa terganggu. Lagi-lagi Henny tak menjawab dan matanya kembali terpejam.

"HENNY SILVIAAAAAA!!!" teriak Merry sekali lagi dan sukses membuat Henny bangun dan melempar bantal ke arah Merry.

"Berisik lo!!!" sungut Henny yang mulai merasa terganggu dengan kelakuan Merry.

"Lagian lo, ini udah hampir jam dua belas Hen, bangun deh kita jalan-jalan," ucap Merry. Henny berbinar mendengar kata 'Jalan-jalan' dia merasa memang dirinya butuh piknik biar ga panik kata orang.

Henny teringat sesuatu dan kembali mendesah berat kemudian terduduk kembali diatas kasurnya.

"Lah!! Malah mager, ayo Hen lo butuh piknik biar ngga panik, ngga galau dan ngga sedih," ajak Merry kembali.

"Asal lo tahu Mer, bukan piknik yang bikin ga orang panik, yang bikin galau sedih dan panik itu semua gara-gara kurang ibadah, kurang mengingat Allah sang Pelukis Pelangi," Henny berdiri begitu mendengar Adzan berbunyi.

Seketika Merry ternganga dengan kelakuan sahabatnya yang ajaib, berkali-kali dia membangunkan Henny tapi begitu mendengar Adzan dia langsung bangkit. Memang cara terbaik untuk menghibur diri adalah kembali kepada yang menciptakan langit dan bumi. Henny bergegas ke kamar Mandi.

"Itu sahabat lo, Mer?" tanya Vio cekikikan melihat kelakuan Henny, yang sempat mendadak jadi ustadzah menurut Merry.

"Sahabat lo, Vi," Merry meninggalkan kamar Henny dan kembali ke kamarnya.

Keluar dari kamar mandi, Henny melirik Vio yang tengah menonton Tv di kamarnya.

"Lo ngga ada flight?" tanya Henny dengan Handuk masih menempel di kepalanya.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now