PART LXXII

1.1K 67 40
                                    

Karena part ini the last but not least...

Saya baper sendiri dengerin lagu yang ada di mulmed... aseli i hope someday there's someone sing this song for me....

And for you guys, thanks to all your attention, i really really Happy...

See yaaaaaaa ♥♥♥

*

Dua hari berlalu akhirnya Henny sudah bisa di pindahkan ke ruangan rawat biasa kelas VVIP karena keluarga Henry yang menanggung biayanya.

"Henny mau minum?" tanya Ayu yang dengan sabar selalu menemani anak kesayangannya itu. Henny menggeleng pelan. Kepalanya terasa pusing. Dan badannya terasa sakit semua.

"Mau buah?" ulang Ayu yang kini menatap Henny sendu. Henny menggeleng pelan kemudiandia tersenyum manis.

"Ma?" Lirih Henny. Ayu langsung merespon dengan anggukan. "Apa?" Mendengar kata yang baru saja terlontar dari mulut Mamanya, Henny teringat seseorang yang sudah merekat dengan kata 'APA' Henny tersenyum miris.

Sampai sekarang dia belum melihat kedatangan Henry, mungkin memang mereka harus benar-benar berpisah.

"Henry?" tebak Ayu yang menunggu anaknya itu tak kunjung bersuara dan malah melamun. Henny mengangguk pelan. Ayu mengelus kepala Henny dengan lembut. Tak menjawab, Ayu melangkah keluar.

Disana dia melihat Henry yang sedang duduk di depan ruangan Henry. Henry memang tidak mau menampakkan diri sebelum Henny bertanya karena menurutnya sebelum kejadian waktu itu mereka belum menyelesaikan masalahnya.

"Henny sudah bangun, nyariin kamu," Ayu membangunkan Henry dari lamunannya.
Henry tersenyum penuh arti dan dia meminta ijin terlebih dahulu kepada Ayu untuk menjenguk Henny. Setelah anggukan itu Henry langsung berjalan betapa ia merindukan sosok itu. Sosok seorang Henny yang sebenarnya cerewet dan kadang-kadang mendadak diam.

Ceklek

Pintu terbuka, mendengar pintu ruangannya terbuka Henny mengintip sejenak, dan itu, itu adalah Henry. Bahkan di dalam mimpi Henry pun hadir setiap hari.

'Gue sedang ga mimpikan?'

Henny memejamkan matanya pura-pura tidur begitu Henry semakin dekat, dia belum siap untuk bertemu Henry, kata-kata terakhirnya sebelum pingsan sungguh membuatnya malu, dia merasa itu terlalu lebay, tapi waktu itu cuma itu kata yang ada di otaknya.

Henry duduk di kursi sebelah brankar yang di tempati Henny. Ia tersenyum melihat Henny yang pura-pura tertidur. Henry ingin tertawa kelopak mata Henny bergerak-gerak dan hidungnya kembang-kempis.

'Lucu'

"Ehem gue tahu lo ga tidur, bangun gih!" Perintah Henry. Henny dengan terpaksa membuka matanya ia malu setengah mati ketahuan Henry. Pipinya memerah karena menahan malu.

Henry melangkah menuju lemari yang ada di dalam kamar itu, membuka barang-barang yang dibawa oleh Mamanya. Mencari sesuatu. Setelah mendapatkannya Henry berjalan kembali mendekati Henny dan kali ini dia menatap keluar jendela. Memberikan sebuah jilbab langsungan ke arah Henny.

"Sorry, gue ga sengaja liat," Henry berucap lembut. Henny menerimanya dengan pelan. Karena tubuhnya masih lemah. Kemudian memakai jilbab itu tak begitu rapi.

"Jung Yonghwa, Lee Jong hyun, Lee Jungshin, atau Kang Minhyuk?" ucap Henry setelah mendapati Henny telah memakai jilbab yang ia berikan tadi.

Henry menyebut semua nama personil CNBLUE dan itu membuatnya kebingungan, menurut Henry semua nama mereka itu membingungkan.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now