PART LX

777 60 24
                                    

Siap-siap kembali tegang wkwk...

Eh btw saya sadar saya cuma serpihan-serpihan kemplang, jadi typo dimana-mana...

Dan ini saya post lewat hp jadi ga bisa di privat entar kalau buka laptop baru saya privat...

Beruntunglaaah kalian semua hhha

***

Setelah suasana ruang tamu sepi kembali. tak lama kemudian munculah Dino dan Henny yang datang berbarangan. Widya langsung tersenyum sumringah.

"Akhirnya, kamu datang juga, Hen," ucap Widya berdiri dari sofa menyambut Henny. Henny tersenyum kikuk karena Dino sudah melongo cengo melihat kelakuan Tantenya yang seharusnya menyambut kedatangannya terlebih dahulu.

Dino menatap Widya tak suka, Widya bingung dengan sikap Dino yang menurutnya Aneh itu.

"Kamu kenapa, Din?" tanya Widya.

"Tau ah!" Dino melipir pergi mencari kamar Henry.

"Jangan cemburu ini calon mantu, Tante!" Widya membuat Henny menegang seketika. Dino berbalik badan dan beberapa lelaki yang ada di sana terdiam membeku.

Sementara Widya tersenyum tak peduli dengan pandangan itu. Henry yang ikut mendengar ucapan Mamanya itu langsung memejamkan matanya. Dia melihat Reza yang menatap Henny seperti ingin membunuhnya.

"Ayok semuanya kita makan Malam, Om, ngga usah ditunggu dia masih ada rapat," ajak Widya.

David dan Mike sudah berjalan menuju meja makan yang terhidang berbagai macam lauk-pauk karya Mbok Darmi dan Widya. Henry menyusul dan juga Dino ikut mendekat. Sementara Reza masih berdiri di tempatnya. Hatinya seperti terhujam belati.

Henny mengikuti Widya dari belakang. Dan Reza baru berjalan dia langsung duduk di sebelah Henny.

"Ayok dinikmati jangan malu-malu," sambung Widya. Henny dari tadi hanya menunduk.

Henry sudah merasakan hal yang tidak enak.

"Ini Henny, calon mantunya Tante, cantikkan?" Widya membanggakan Henny. Dia tidak tahu semua orang sudah merasa suasana semakin mencekam.

"Oh iya Cantik banget, Tant," suara Reza terdengar dingin matanya tak henti menatap Henry dengan tatapan tajam.

Dino yang mengerti posisinya mencoba untuk mencairkan suasana begitu juga David dan Mike.

"Wah, enak banget makanan ini," David asal ngomong entahlah dari tadi dia ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk kemulutnya. Rasanya sangat manis.

"Itu Gudeg, Mbok Darmi yang buat," jelas Widya. Henry berusaha untuk tidak peduli dia akan menjelaskannya nanti tapi tidak saat di meja makan dan di depan temannya.

"Wah jadi kapan tante mau melamar Hennynya?" itu lagi suara Reza, Henry menatap Reza dengan tatapan tak bisa diartikan.

Reza tersenyum sinis melihat Henry yang begitu sok tidak peduli ternyata menusuk dari belakang. Reza ingin sekali menonjok wajah Henry sekarang. Hatinya sedang kacau dia tidak tahu kalau kedatangannya kali ini dikejutkan dengan hal seperti ini.

"Belom tau!" Widya tersenyum tak mengerti suasana di sekitarnya sudah muram.

"Maaf saya ke toilet dulu!" Henny berdiri dari tempatnya dan langung menuju toilet.

''Hosh hosh hosh hosh..." napas Henny terasa tercekat dia tidak tahu akan kejadian seperti ini.

Satu sisi dia tidak enak dengan Reza yang bebepara Minggu lalu mengatakan hl yang tak masuk akal. dan hari ini dia juga menerima pernyataan dari Henry yang tak terlalu jelas.

You're My Propeller (Completed)Där berättelser lever. Upptäck nu