PART XLVI

825 47 9
                                    

Haiiii

Moshi-moshi

Anyeonghaseo

Apokabar

Agakareba

Peuhabba

Piye kabare

Tambahkan bahasa kalian yaa, hhaa

Lanjut jut jut jutt...

***

Niatnya hari ini Reza ingin mempertemukan Henny dan makhluk yang bernama Henry sekarang adalah untuk mendamaikan keduanya. Setelah, kejadian kemarin Reza tahu bahwa ada kesalah pahaman antara Henry dan Henny.

Untuk itulah Henny berada di rumah ini pagi-pagi sekali. Reza yang menjemput Henny untuk ikut dengannya dengan alasan akan membawa Henny kesuatu tempat yang menyegarkan. Mendengar tawaran itu Henny setuju karena memang setelah kejadian kemarin dirinya benar-benar merasa frustasi.

Henny menghirup udara yang sejuk, nan asri. Dia melihat mangga-mangga bergelantungan siap untuk dipetik.

"Loh, si Mbak niki sinten?" suara Mbok Darmi memecah keheningan Henny, Henny menoleh mendapati seorang wanita tua. Namun, masih gagah itu tersenyum kepadanya.

Meskipun sempat lama tinggal di Yogya. Kosakata bahasa Jawa Henny tidak begitu banyak apalagi bahasa yang digunakan adalah bahasa sopan atau krama. Yang Henny  tahu beberapa kosakata umpatan seperti, 'ta pancal ndasmu' 'lambemu cuk' 'gundulmu kui' atau kosakata yang menyangkut hati semisal, 'kulo tresno karo koe' 'isih tresno sliramu'  hanya kata-kata seperti itu, selebihnya Henny bisa menjawab dengan senyuman manisnya.

"Oh, maaf Ibu saya temannya, Mas Reza," Henny memperkenalkan dirinya meskipun dia tidak bisa bahasa Jawa krama. Setidaknya, dia pernah mendengar kata-kata seperti itu, waktu dia nonton Dunia lain. Ketika roh halus memasuki raga peserta Uji Nyali, Ustadz akan bertanya sambil memegang kepala orang yang kesurupan,

"Panjengan Sinten?" si Ustadz bertanya. kemudian si peserta yang kesurupan langsung bernyanyi.

"Eta terangkanlah, eta terangkanlah."

Si Ustadz dan Roh halus itu ternyata roaming. Cerita selesai.

"Oh ngunu, monggo masuk, Mbak," ajak Mbok Darmi. Henny mengekori dari belakang dan masuk ke dalam rumah itu.

Karena sampai sekarang Reza belum muncul setelah pamit untuk masuk ke rumah, Henny lebih memilih mengikuti mbok Darmi ke dapur, mbok Darmi tadi terlihat membawa sayur-sayuran yang segar.

"Loh, kok malah ke sini, Mbak, udah tunggu saja Mas Rezanya di depan."

"Hehe, nggak apa-apa, Bu. Jadi apa yang bisa saya bantu?" tanya Henny dengan semangat. Walaupun dia tidak begitu ahli dalam memasak namun bukan berarti dia tidak bisa membantu.

"Yaudah, bantuin Mbok aja nih kupasin sama potong-potong wortel sama kentang," Mbok Darmi memberikan Kantong kresek berisi Wortel dan kentang kepada Henny kemudian memberi pisau dan mangkuk plastik untuk menaruh wortel dan kentang yang sudah di kupas.

Henny mengangguk lalu dengan semangat empat lima dia memulai kegiatannya. Sementara mbok Darmi mengiris-ngiris ayam dan beberapa bahan lainnya.

"Mbok, Si Reza mana?"

Henny mendengar ada suara yang dikenalnya disini. Sehingga telunjuk tangan kirinya yang tak sengaja terkena mata pisau  menghasilkan cairan merah yang kental, menetes di atas talenan.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now