PART XXVIII

1K 62 4
                                    

Mohon maaf lahir batin ya...

Sedih ah masa iya kebanyakan yang silent reader, jadi gimana gitu... padahal Endingnya udah ada di tangan saye...

Yaudah selamat membaca :)

Karena meskipun ga ada komentar ataupun vote, gue bakal lanjut nerusin, soalnya gue sadar di gantung itu paling ga enak di dunia ini...

***

Henny berada di sebuah tempat yang masih sangat asing baginya. Dua hari yang lalu dia mendapatkan telpon untuk test interview. Dia menggunakan celana dasar panjang dan baju berwarna putih serta sesuatu yang baru yaitu ada kain penutup rambut di kepalanya. Ya Henny menggunakan Hijab sekarang.

Dari kemarin dia sudah meresmikan dirinya untuk menjadikan hijab sebagai sahabat barunya. Tidak terlalu sulit dan tidak terlalu merepotkan toh memang keinginan yang kuat bersumber dari dalam hatinya.

Ddrrttt...ddrrrttt...

082154231xxxx

Smngt interpiu nya mba cantik.

Jangan lupa baca doa ya...

Kalau mau pulang, kabarin sya ya... :)

Henny mengernyitkan matanya, pesan beruntun dari kang ojek online yang baru saja mengantarnya sampai ke tempat di mana ia berada sekarang.

'Kang ojek haus belaian, jomblo menahun!' Henny memaki layar ponselnya sendiri.

Akhir-akhir ini memang banyak sekali kang ojek yang cari perhatian customer mungkin mereka berprinsip sambil menyelam pipis dikit bolehlah. Sambil ngojek bribik-bribik dikit bolehlah siapa tahu jodoh.

Sudah hampir tiga puluh menit Henny berada di tempat ini. Namun, belum ada tanda-tanda orang yang mengikuti interview seperti dirinya. Henny memukul-mukul jidatnya sambil membodohi dirinya sendiri, ia teringat jaman sekarang modus penipuan memang banyak. Berbagai macam pikiran buruk mulai bermunculan.

Jangan-jangan gue di kibulin.

Jangan-jangan entar gue di jual orang.

Jangan-jangan, jangan-jangan.

Terlalu lama berkutat dengan pikirannya sendiri Henny menggelengkan kepalanya keras sambil berdiri.

"Maaf menunggu lama," suara itu terdengar berasal dari sebuah lorong yang membuat Henny mengernyit, perasaan dari tadi dia tidak melihat ada jalan yang terbuka dari arah orang yang baru datang dan sepertinya dialah orang yang akan mewawancarainya.

Henny menyunggingkan senyumnya yang manis benar-benar menjadi sebuah pemikat bagi yang melihatnya.

"Maaf Macet di jakarta semakin parah," jawab orang itu lagi, dia menggeser kursi di depan Henny mereka dipisahkan oleh mejah yang berada diantara mereka.

"Sepertinya kamu terlihat gelisah? Mungkin bisa cerita apa tanggapan kamu pertama datang di tempat ini?" suara itu keluar lagi.

"Awalnya saya tidak tahu tempat ini. Begitu saya tiba, rasanya agak aneh kalau ada interview di tempat seperti ini, yang notabenenya tempat orang makan, tapi saya penasaran," Henny menjawab dengan jujur.

Dia sempat kebingungan ketika melihat pesan masuk di ponselnya kemarin. Isinya menentukan tempat pertemuan untuk interview, pesan itu ia tunjukkan ke kang ojek online. Beberapa saat kemudian kang ojek memberhentikan laju motornya tepat disebuah restoran seperti ini.

Mulai dari sana dia berspekulasi macam-macam.

"Tapi akhirnya kita bertemu kan, lebih tepatnya bertemu lagi, Henny," suara itu terdengar sangat senang.

You're My Propeller (Completed)Место, где живут истории. Откройте их для себя