PART XXV

1K 47 0
                                    


Henry terkejut mendengar ucapan Henny yang terkesan sangat kurang ajar di telinganya.

"Lo denger ya, kalo bukan karena nyokap gue, ogah gue minta lo buat kerja di tempat gue, buang-buang waktu!' ucap Henry dingin.

Henny yang mendengar itu langsung naik pitam bukannya ngomong baik-baik atau dikasih air minum ini malah membangkitkan emosi Henny.

Henny berpikir keras bagaimana mengambil KTP yang ada di tangan Henry.

"Yaudah gue juga ngga mau kerja di tempat lo! WAHAI BAPAK HENRY MARADINATA YANG TERHORMAT!" Henny menekan setiap kalimatnya dan menatap dengan tatapan benci. Henry menyeringai beberapa orang melihat ke arah mereka dengan penasaran.

Henny tersadar wajah lelaki di depannya yang biasanya bersih bersinar sunlight kini bernoda, ada lebam di ujung bibirnya tapi sungguh dia masih terlihat sangat mempesona.

"Sombong, Huh?" Henry menyandarkan tubuhnya disandaran kursi menatap Henny dengan tajam.

"Apa lo?" teriak Henny yang langsung mendapat tolehan dari semua pengunjung. Henry masih terdiam tidak ada wanita yang bisa menolak pesonanya ketika dia menatap tajam ke arah mata siapa saja wanitanya.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

2

3

4

...

Henry menghitung dalam hatinya, wanita di depannya benar-benar pengecualian di mana biasanya dalam beberapa detik saja wanita pasti akan langsung tergoda.

Jantung Henny berdegub kencang dengan tak beraturan apalagi tatapan itu masih saja menatapnya dengan intens membuatnya salah tingkah tapi dia mencoba untuk tetap menetralkan jantungnya dengan kuat.

"Lo mau nunjukkin muka lebam lo yang ngga jelas itu?" Dan akhirnya dia berhasil mengeluarkan suaranya. Sekaligus sukses membuat Henry tersadar.

"Berani ya Lo nantangin gue!"

"Lah emang lo siapa, sehingga gue harus takut? Lo emang Bos gue, itu kemaren sebelum lo pecat gue, sekarang lo bukan siapa-siapa yang harus gue hormati dan gue turuti apa mau lo?" Henny kembali ke akal sehatnya.

"Serah lo, kalau lo mau KTP lo balik, lo balik kerja lagi!"

"Terimakasih Pak atas tawarannya, tapi maaf dengan berat hati saya Harus menolak," Henny melembut memang dia seharusnya berlaku sopan. Tapi jangan salahkan sikap Henny barusan karena Henry memang sengaja menaikkan emosinya.

Henry dibuat bertanya-tanya makhluk macam apa yang ada di depannya ini, tadi dia marah-marah sekarang melembut macam adonan donat.

"Gue rasa lo udah ngerti apa yang gue omongin. Mohon kerja samanya," Henry berdiri dengan tatapan sinis dan menggeser kursinya kemudian melangkah menjauhi Henny.

"Yaaaaaaaa!!!!!!! BALIKIN KTP GUE WOIIII!!" teriak Henny yang membuat semua pengunjung menoleh untuk kesekian kalinya.

Henry mendengar teriakan melengking Henny, karena dia baru berapa langkah dari tempatnya. Henry tersenyum puas merasa menang.

"Dek, ngga baik marah sama abang sendiri," suara seseorang mengiterupsi Henny.

"DIA BUKAN ABANG GUE!" ketus Henny yang masih bisa di dengar Henry.

You're My Propeller (Completed)Where stories live. Discover now